Site icon SumutPos

Suami Ancam Minggat

Tessa Kaunang dan suami
Tessa Kaunang dan suami.

SUMUTPOS.CO – Tessa Kaunang akhirnya mengungkap sebagian ganjalan d ihatinya atas keputusan suaminya Shandy Tumiwa menjadi mualaf.

Kendati ia tetap memutuskan untuk terus berumah tangga, Tessa tak membiarkan Shandy mengajarkan anak-anaknya dengan ajaran agama Islam. Ia ngotot para buah hatinya harus tetap seiman dengannya.

“Saya berharap anak-anak sama dengan keyakinan saya. Kalau mau diajarkan keyakinan lain, diajarkan kalau dewasa, 18 tahun ke atas,” kata Tessa lantang di Jakarta.

“Biarkan pengajaran anak-anak ada pada ibunya. Karena ibunya tak pernah berubah dari dulu (keyakinan),” lanjutnya memberi alasan melarang ajaran Islan ke dua buah hatinya.

Sejak suaminya mualaf, ia mengaku lebih banyak melakukan kegiatannya tanpa ditemani suami. Salah satunya, doa bersama yang biasanya mereka lakukan sebelum dan bangun dari tidur pun. “Dia lebih banyak mengikuti pengajaran agamanya, karena dia lagi butuh pelajaran,” curhatnya.

Shandy menanggapi ketegasan sang istri. Aktor yang sedang bermasalah dengan Annisa Bahar sebenarnya tidak mau larut dalam konflik. “Pengennya berdamai, buat apa ributkan hal ini,” katanya.

Meski begitu sebagai seorang ayah sekaligus kepala keluarga, Shandy tak bisa menutupi keinginan untuk mengenalkan dua buah hatinya kepada keyakinannya saat ini. Sayang, harapan itu sulit terwujud.

“Tessa boleh mengajarkan anak tentang yang ia yakini, begitu juga saya boleh mengajarkan anak apa yang saya yakini saat ini. Jadi seimbang, nanti anak-anak yang memilih jika sudah waktunya,” cetusnya.

“Kalau lagi puasa atau shalat, ya dikasih tahu. Misalnya anak mengikuti itu kan haknya dia, silahkan. Kecuali kalau saya memaksakan, itu yang nggak boleh,” paparnya.

Mengaku sadar juga paham dengan ketegasan istrinya. Shandy siap meninggalkan Tessa, untuk menghindari cek-cok sekaligus mempertahankan prinsip. “Kalau aku nggak boleh ajarkan anak-anak aku mundur, keluar dari rumah,” pungkasnya.

Jauh di lubuk hati, Shandy ingin perbedaan tidak dijadikan sebagai permasalahan di dalam keluarga yang telah dibinannya bersama Tessa selama delapan tahun. “Kalau saya maunya mempertahankan keluarga, istri dan anak saya,” imbuhnya.

Tapi, jika pada akhirnya perbedaan ini tidak diterima, dan berujung pada perceraian, Sandy pun siap dan ikhlas merelakan ibu anak-anaknya itu. “Tapi kalau yang berpihak lain berpikiran lain, ya enggak apa-apa. Saya terus berikan yang baik saja,” tandasnya. REZ

Exit mobile version