Site icon SumutPos

Penjurian Mengadopsi Oscar

Christine Hakim
Christine Hakim

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Festival Film Indonesia (FFI) 2014 sebentar lagi berlangsung. Setelah tahun lalu diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah, tahun ini FFI diadakan di Palembang, Sumatera Selatan. Banyak yang baru pada penyelenggaraan hajatan tertinggi insan perfilman Indonesia tersebut. Mulai sistem penjurian hingga pemilihan public figure sebagai ikon.

Ikon FFI 2014 adalah Christine Hakim, 57, dan Reza Rahadian, 27. Christine dan Reza adalah sosok yang berdedikasi dalam perfilman tanah air. Keduanya juga mewakili dua generasi yang berbeda. Kemarin (28/10) mereka menjalani sesi foto sebagai ikon FFI di TM Studio, Tebet, Jakarta. Dalam pemotretan tersebut, keduanya terlihat sangat akrab.

Christine maupun Reza mengenakan busana tradisional Palembang. Sesi foto dilakukan dengan mengambil beberapa alternative pose. Baik berdua maupun sendiri-sendiri. Di sela pemotretan, Christine sesekali bergoyang mengikuti irama musik yang diputar. Reza tersenyum melihat aksi seniornya itu. ‘Wow.. berjiwa muda sekali Tante Christine ini,’ celetuk salah seorang kru.

Selain sebagai ikon, mereka berdua ternyata dipercaya untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan FFI. Reza dipercaya menjadi juri yang menilai kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik. Christine bertugas sebagai salah seorang penasihat.

Soal pelaksanaan FFI kali ini, Reza menjelaskan banyak hal. Menurut dia, penyaringan nominasi memakan waktu lebih lama daripada sebelumnya. ‘Memakan waktu sekitar sebulan untuk menyaring ratusan pendaftar, jadi 50 peserta,’ kata Reza. Selain itu, lanjut dia, malam penganugerahan FFI tahun ini disiarkan TVRI dan TV lokal.

‘Acaranya nggak akan disiarkan di televisi yang memiliki kemungkinan bisa mengatur kita ini dan itu. Nanti ditayangkan di TVRI dan beberapa TV lokal. Bisa dipastikan mereka tidak akan bisa mengintervensi dan memberikan gimmick-gimmick ngeselin itu,’ tegas pemain film Pendekar Tongkat Emas tersebut.

Ketua Panitia Pelaksana FFI 2014 Kemala Atmojo ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam menambahkan soal teknis penilaian pada FFI tahun ini. Menurut dia, sistem penjurian tahun ini mengadopsi ajang Oscar di Amerika Serikat. Jika sebelum-sebelumnya juri hanya terdiri atas 5-9 orang, tahun ini ada 80 orang.

Ada dua tahap penilaian. Pertama, 80 juri yang berasal pelaku film serta ahli di bidang lain akan menyaring peserta. Misalnya, untuk kategori penyutradaraan terbaik, sutradara yang menjadi jurinya. ‘Itu yang kita adaptasi dari Oscar. Dengan begitu, penilaian pasti lebih fair. Tanpa dicampuri pihak-pihak lain,’ tuturnya.

Selain itu, Christine dan Reza dipilih untuk menyatukan semua insan perfilman Indonesia. Seperti diketahui, ajang tersebut telah membuat beberapa pelaku film tidak menganggap festival itu. Istilah Reza, ada kubu yang berbeda. ‘Sekarang sistem penjuriannya mengadopsi Oscar. Mau protes apa lagi” Saya berharap tidak ada kubu-kubuan lagi. Tidak ada lagi anti-FFI. Kita harus membuat festival ini sukses ke depannya,’ tegas Reza. (yas/c7/jan)

Exit mobile version