Site icon SumutPos

Clinton Panen Dukungan Warga Hispanik

Foto: AFP PHOTO / SAUL LOEB  Foto Hillay Clinton diambil 22 October 2015 lalu.
Foto: AFP PHOTO / SAUL LOEB
Foto Hillay Clinton diambil 22 October 2015 lalu.

WASHINGTON, SUMUTPOS.CO – Peluang Hillary Clinton untuk menang pada pemilu presiden (pilpres) AS memang kian tipis. Namun, bukan berarti Donald Trump bisa unggul dengan mudah. Sebab, dua hari menjelang pemungutan suara, dukungan untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat tersebut kian kuat. Terutama dari golongan Hispanik (etnis yang terkait dengan Spanyol) yang selama ini mendukung penuh istri mantan Presiden Bill Clinton itu.

Berdasar statistik, tingkat kehadiran golongan Hispanik mencetak rekor tersendiri. Terutama di negara-negara bagian battleground yang memiliki populasi Hispanik tinggi. Di Nevada, contohnya. Jumat lalu (4/11) ada 57.174 orang yang memberikan suara awal di Clark County. Itu adalah rekor tingkat kehadiran tertinggi dalam early voting di wilayah tersebut.

Mayoritas penduduk di Clark County adalah warga Hispanik. Sebanyak dua pertiga pemilih aktif di Nevada berasal dari Clark County. Berdasar data dari Kantor Sekretaris Negara Bagian Nevada, 72 ribu suara di Nevada masuk kantong Demokrat. Di Nevada, Demokrat memimpin 13,7 persen dibandingkan Republik. Perolehan suara Clinton di negara bagian yang memiliki 6 electoral votes tersebut lebih besar dibandingkan yang diperoleh Barack Obama pada 2012 lalu. Saat itu Obama hanya berhasil meraup 71 ribu suara di Nevada.

Perolehan suara di atas membuat Nevada dipastikan jatuh ke kantong Clinton. Trump yang harus memenangkan seluruh negara bagian battleground, jika ingin melenggang ke Gedung Putih, tentu kian kesulitan. ’’Ini adalah sistem yang curang dan kita akan mengalahkannya,’’ ujar Trump menanggapi lonjakan tingkat kehadiran pemilih di Clark County.

Trump pantas berang. Sebab, Nevada digadang-gadang berada dalam genggamannya. Berdasar polling early voting di Nevada yang digelar CNN/ORC pada awal bulan, Donald Trump memimpin dengan perolehan 49 persen dan Clinton 43 persen.

Petinggi Partai Republik di Nevada Michael McDonald mengungkapkan, ada kesepakatan tertentu di balik meningkatnya kehadiran pemilih yang sangat tiba-tiba tersebut. ’’Kemarin malam (Jumat Red), di Clark County, mereka membuka tempat pemungutan suara hingga pukul 10 malam. Jadi, kelompok tertentu bisa memberikan suaranya,’’ ujar McDonald saat berada di arena kampanye Trump di Reno. Menurut dia, tempat pemungutan suara seharusnya sudah tutup pukul 19.00. Tidak diketahui siapa yang dimaksud dengan kelompok tertentu itu.

Hal serupa terjadi di Florida. Hasil pemilu awal di negara bagian yang memiliki 29 electoral votes tersebut condong ke Clinton. Di Florida, sudah ada 5,7 juta suara yang diberikan dalam absentee ballots dan early voting. Sebanyak 14 persen di antaranya adalah suara dari warga Hispanik.

Analis strategi Partai Demokrat di Florida Steve Schale mengungkapkan, hingga Rabu (3/11) saja, sudah ada 170 ribu warga Hispanik yang memberikan suaranya. Banyak di antaranya yang merupakan pemilih pemula. Suara Demokrat naik cukup tajam di Florida setelah Presiden Obama berkampanye untuk Clinton di negara bagian tersebut pada Kamis (3/11).

Tingkat kehadiran warga Hispanik di Arizona dan Texas juga meningkat tajam. Sebanyak 13 persen dari keseluruhan suara early voting di Arizona disumbang oleh penduduk Latino yang juga terkait erat dengan Hispanik. Jumlah tersebut naik dari Pemilu 2012 lalu yang hanya 11 persen dan 8 persen pada Pemilu 2008.

Clinton hari ini atau Minggu (6/11) waktu AS berkunjung ke Ohio. Dia akan ditemani bintang Cleveland Cavaliers LeBron James. Ohio merupakan swing states yang cenderung condong ke Republik. Clinton juga berkampanye ke New Hampshire bersama dengan Khizr Khan. Agustus lalu Khan cekcok dengan Trump. Kehadiran Khan menunjukkan bahwa Clinton lebih toleran terhadap keyakinan yang dianut oleh penduduk Paman Sam tersebut dibandingkan Trump. (CNN/Politico/NBC News/c17/sha/jpg)

Exit mobile version