Site icon SumutPos

Setelah Teror Paris, Target Berikutnya London, Roma dan Washington

Foto AFP Tentara dan polisi siaga di pusat kota Paris menyusul rangkaian serangan terorisme, Sabtu (14/11) pagi WIB.
Foto AFP
Tentara dan polisi siaga di pusat kota Paris menyusul rangkaian serangan terorisme, Sabtu (14/11) pagi WIB.

PARIS, SUMUTPOS.CO – Kelompok militan ISIS dikabarkan telah menyatakan bertanggung jawab atas rangkaian serangan teror yang sangat terkoordinasi, di psaut Kota Paris, Jumat (13/11) malam waktu setempat.

Dalam serangan itu, setidaknya 150 orang tewas, ratusan lainnya luka-luka.

Dilansir dari Express, sejumlah saksi mata mengatakan, sebelum melancarkan tembakan, seorang pelaku meneriakkan It’s for Syria’. Kemudian dia menembak ke arah ratusan penonton konser di gedung Bataclan.

Sejumlah pengamat kemudian menghubungkan Teror di Paris ini dengan serangan drone AS di Syria, yang kabarnya ikut menewaskan pentolan mereka, Jihadi John.

Tak lama setelah Teror Paris ini, beberapa pendukung ISIS ‘merayakan’ dengan saling berdialog di hashtag ‘ParisIsBurning’. “Terima kasih untuk serangan ini,” cuitan salah seorang pendukung ISIS yang terkirim berlokasi di Mina Abdulla, Kuwait.

Sejumlah pendukung ISIS bahkan kian meramaikan dengan memprediksi bahwa Teror Paris bukan yang terakhir.

“Berikutnya London, Roma dan Washington akan terkena serangan horor,” tulis fans ISIS.

SEPERTI INI CIRI-CIRI PELAKU TEROR PARIS
Beberapa saksi mata membeberkan ciri-ciri pelaku teror mengerikan di Paris. Mark Colclough adalah salah satu saksi mata yang melihat langsung teror tersebut.

Saat itu, pria yang berprofesi sebagai psikoterapis tersebut tengah berada di Rue de la Fontaine bersama salah satu rekannya. Sejurus kemudian, dia melihat teroris menyerang secara membabi buta.

“Kami berada 20 meter dari kafe ketika mendengar suara ledakan. Saya melihat sekeliling. Saat itu saya melihat pria dengan tinggi mungkin 185 cm. Posisinya dia tengah menembaki apapun,” terang Colclough pada Guardian, Sabtu (14/11).

Colclough menambahkan, teroris itu menenteng senjata api laras panjang di bahu kiri.

“Semua yang dikenakannya sangat ketat, baik sepatu atau celananya. Jumper yang dikenakannya juga ketat. Tidak ada resleting atau kerah. Semuanya berwarna hitam,” tegas Colclough. (adk/jos/jpnn)

Exit mobile version