Site icon SumutPos

#TrenSosial: Kemarahan presiden Brasil, hukuman mati, dan reaksi Anda

001SUMUTPOS.CO- Kemarahan Presiden Brasil, Dilma Rousseff, atas eksekusi mati warganya di Indonesia menuai ribuan komentar dalam Facebook BBC Indonesia dan BBC Brasil.

BBC Indonesia menerima lebih dari 1.100 komentar dan mayoritas mendukung langkah pemerintah menindak tegas kasus narkoba karena diharapkan bisa menimbulkan efek jera.

Yudha Asmodewati menulis, “Hak Brasil untuk marah. Tapi hak Indonesia juga untuk belajar tegas. Indonesia sudah dinyatakan darurat Narkoba.”

“Madam Dilma, kami juga sangat marah karena hanya dengan satu orang warga negara Brasil, puluhan ribu pemuda Indonesia rusak masa depannya dan puluhan ribu pasangan orangtua hancur hatinya. Harusnya kami yang lebih marah,” kata Haryanto Gunawan.



Marco Archer Cardoso Moreira dan lima terpidana kasus narkoba lain dieksekusi mati akhir pekan lalu di Nusa Kambangan dan Boyolali. Marco terbukti bersalah menyembunyikan 13,4 kg kokain.

Dilma Rousseff mengatakan dia merasa kaget dan mengatakan hubungan dua negara bisa terpengaruh.

Kontroversi di Brasil

Namun, berdasarkan polling sederhana yang dilakukan BBC Brasil, banyak warga Brasil yang ternyata tidak sependapat dengan pemerintahnya.



Topik ini menuai lebih dari 1.250 komentar dalam 24 jam pertama di Facebook BBC Brasil. Sebagian kecil mengusulkan pengampunan atau hukuman alternatif, namun sebagian besar mengatakan pengedar narkoba harus hukuman mati untuk “memberikan contoh.”

Sejumlah pengguna pun mengkritik langkah Dilma. Leonardo Vidal misalnya mengatakan, “Politisi Brasil tidak bisa menerima kalau hukum ditegakkan!”

“Hubungan terganggu karena pengedar narkoba? Haha… saya tertawa terhadap negara itu,” kata Karina Pereir.

“Bahwa narkoba merusak bangsa, benar sekali. Brasil saat ini disandera oleh narkoba buruk ini,” kata Marcello Kneip.

Tindak tegas

Presiden Joko Widodo dalam akun Facebook resminya menegaskan bahwa perang terhadap “mafia narkoba tidak boleh setengah-setengah”.



“Negara harus hadir dan langsung bertempur melawan sindikat narkoba,” katanya.

Keputusan pemerintah untuk mengeksekusi mati enam terpidana narkoba menuai banyak kritikan, terutama dari pengiat HAM, karena dianggap tidak menyelesaikan masalah.

Mengomentari kecenderungan masyarakat yang pro-hukuman mati, Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengatakan hukuman mati belum tentu memberi efek jera.

“Pemerintah yang harus lebih berperan untuk melakukan pencegahan, menutup jalur distribusi. Rakyat harus mengkritisi itu,” katanya.(BBC)

Exit mobile version