Site icon SumutPos

Bah! Anak Medan Ikut Bajak Tanker Malaysia

Inilah para perompak yang membajak kapal tanker Malaysia, beberapa waktu lalu. Du di antaranya anak Sumut, satu anak Medan dan satu anak Kisaran.
Inilah para perompak yang membajak kapal tanker Malaysia, beberapa waktu lalu. Du di antaranya anak Sumut, satu anak Medan dan satu anak Kisaran.

VIETNAM, SUMUTPOS.CO – Kapal tanker Malaysia, MT Orkim Harmony dibajak gerombolan rampok di kawasan Laut China Selatan. Setelah berhasil dibekuk, dua dari 8 perompak mengaku warga Sumut. Satu warga Medan dan seorang lagi Kisaran.

Drama perampokan itu berawal saat MT Orkim Harmony dilaporkan hilang kontak pada Kamis (11/6) lalu di kawasan Laut China Selatan. Akhirnya pada Kamis (18/6) malam, kapal bermuatan minyak petron RON 95 itu ditemukan dan diketahui dibajak kawanan rampok.

Kapal tersebut terakhir hilang kontak sekitar pukul 20.54 waktu setempat, saat menjalani rute Malaka-Kuantan. Lokasi terakhir terdeteksi pada 23,5 nautical mile, Timur Laut Tanjung Sedili.

Sejak dilaporkan menghilang, Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dan Otoritas Maritim Malaysia dibantu Maritime Security Task Force Singapura serta TNI Angkatan Laut bahu-membahu melakukan pencarian.

Pencarian akhirnya membuahkan hasil. Pada Senin (15/6) terdeteksi sinyal dari kapal memasuki perairan Thailand dan Vietnam. Militer Malaysia pun langsung mengerahkan pesawat udara untuk mengetahui titik koordinat ditemukannya sinyal kapal tersebut.

Kamis (18/6) , Tentara Laut Diraja Malaysia mengirimkan tiga unsur kapal perangnya untuk menjemput kapal itu. Selama dalam pembajakan, kapal tersebut sudah diganti nama dari semula MT Orkim Harmony menjadi Kim Harmon.

Salah seorang kru kapal Orkim Harmony menceritakan suasana di atas kapal saat dikuasai para perompak. Dia bercerita kepada Wakil Duta Besar dan Atase Laut KBRI Kuala Lumpur, Kolonel Laut Oka Wardhana, Sabtu (20/6) pagi.

Selama kapal dikuasai oleh perompak semua tangan ABK kapal Orkim Harmony diikat, kecuali kapten kapal. Meski semua kru dalam keadaan tangan terikat, namun tak ada kekerasan fisik yang serius.

“Kadang-kadang dibentak agar menuruti perintah mereka (perompak),” kata kru tersebut seperti ditirukan Oka Wardhana melalui keterangan tertulis, Minggu (21/6).

Saat itu suara letusan senjata api terdengar. Tak lama diketahui, Mawit Matin (46), seorang juru masak tertembak karena melawan perampok.

Pria asal Bangkalan, Jawa Timur, itu bekerja bersama 4 WNI lainnya di kapal. Keempatnya yakni Nelson Hasiholan Sitorus, Natan Kombongan, Iwan Asriadi dan Bambang Suryawan. Ada ABK lain di kapal tersebut. 16 orang asal Malaysia dan satu orang dari Myanmar. Total seluruhnya 22 ABK.

Setelah kapal dibebaskan pembajak, baru diketahui kondisi Mawit. Para ABK lainnya selamat, namun hanya Mawit yang terluka. Dia mengalami luka tembak di bagian pangkal paha dan kaki. Peluru dikabarkan tembus melewati tubuhnya.

Mawit ditembak setelah bertemu perompak saat hendak membuang sampah. Dia sempat berduel dengan salah seorang perompak, hingga akhirnya tumbang diterjangan peluru.

Setelah kapal bersandar di pelabuhan Kuantan, Malaysia, Mawit langsung dilarikan ke Universiti Sains Malaysian Hospital di Kubang Kerian, Kelantan. Dia langsung menjalani berbagai perawatan. Setelah cukup fit, kemudian menerima kunjungan Atase Perhubungan RI di Kuala Lumpur Abduh Athub dan kakak kandungnya.

“Kondisi masih terlihat lemas tapi yang bersangkutan menyatakan sudah sehat,” demikian laporan Abduh kepada Dubes RI di Kuala Lumpur Herman Prayitno, (21/6).

“Bekas luka tembus sudah dijahit dan masih ada bekas pukulan di kepala serta mata lebam,” sambungnya.

Para perompak yang jumlahnya 8 orang dan diduga WNI tersebut kini masih ada di Vietnam. Mereka masih diperiksa karena mengaku sebagai korban kecelakaan di laut, bukan pembajak kapal.

Sementara para ABK Orkim Harmony saat ini masih berada di pelabuhan Kuantan untuk menjalani pemeriksaan penyidik setempat.

Dibekuk di Vietnam
Tak lama, para pelaku ditangkap. Delapan WNI itu ditangkap di Pulau Thochu, Vietnam. Orang-orang tersebut ditangkap dalam sekoci penyelamat (lifeboat) berwarna oranye, Jumat (19/6) sekira pukul 06.30 pagi waktu setempat.

“Kemungkinan mereka adalah perompak karena kapal ikan jarang memakai lifeboat,” kata Juru Bicara TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir kepada BBC, Jumat (19/9).

Ketika diinterogasi, mereka mengaku sebagai nelayan yang tenggelam. Saat ini TNI AL bekerja sama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDN) untuk mengetahui asal dan rekam jejak, disamping sidik jari mereka.

Kapal tanker MT Orkim Harmony milik Malaysia yang dibajak perompak.
FOTO twitter
MT Orkim Harmony yang dibajak, setelah namanya dicat para perompak menjadi Kim Harmon.

Manahan mengatakan kemungkinan ini baru pertama kalinya pada tahun ini terjadi perompakan oleh WNI. Karena sebelumnya laporan yang didapat hanyalah pencurian biasa, bukan dalam skala perompakan.

Angkatan Laut Malaysia mengatakan, kedelapan perompak tersebut bersenjatakan pistol dan parang saat menyekap 22 awak kapal Orkim Harmony.

Namun, para perompak itu telah kabur menggunakan sekoci pada Kamis 18 Juni 2015 malam waktu setempat.

Sementara, Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City Vietnam telah memberikan pendampingan hukum kepada 8 orang yang mengaku WNI tersebut. Kepada polisi Vietnam, mereka mengakui perbuatannya.

“Menurut pihak polisi Vietnam mereka sudah mengaku keterlibatannya pada kasus kapal Orkim Harmony walaupun mungkin masih perlu dibuktikan,” kata Konjen RI di Ho Chi Minh City, Jean Anes, seperti dikutip dari salah satu situs, Minggu (21/6).

Pihak KJRI masih meneliti dokumen para WNI tersebut. Sejauh ini, baru dua orang yang sudah dipastikan memiliki paspor Indonesia. Sisanya, masih dalam pemeriksaan. Identitas para perompak sejauh ini belum dirilis pihak KJRI.

Tim KJRI masih melakukan pendampingan hukum terhadap mereka. Dari hasil laporan sementara, dugaan pidana yang kemungkinan dijerat terhadap 8 orang tersebut adalah masalah keimigrasian dan dugaan perompakan.

Perompak tanker Malaysia.

Belum dapat dipastikan apakah 8 WNI tersebut akan dibawa ke Malaysia untuk penyelidikan lanjutan. Yang jelas, KJRI fokus pada pendampingan hukum dan menjamin hak-hak mereka selama proses investigasi dan pengadilan.

“Kondisi 8 orang yang mengaku WNI tersebut baik dan sehat serta telah diizinkan untuk menerima bantuan peralatan salat, pakaian dalam dan makanan dari KJRI HCM,” jelasnya lagi.

Para perompak itu kini masih diinterogasi oleh otoritas Vietnam. Mereka sebelumnya ditangkap di pelabuhan Tho Chu, wilayah barat daya Vietnam. Mereka menaiki sekoci dan mengaku mengalami kecelakaan di laut.(bbs/ala)

Berikut nama dan asal para perompak :

1. Hendry A. (Pondok Gede, Jakarta)
2. Ruslan. (Natuna, Anambas)
3. Kurniawan
4. Randi Andilya
5. Ahjas
6. Fauji (Medan, Sumut)
7. Jhon Danyel Despol. (Kisaran, Sumut)
8. Abher. (Barelang)

Exit mobile version