Site icon SumutPos

Kadhafi Merasa Mati Syahid

Surat Wasiat Beredar, Para Pengikutnya Dibantai Masal

TRIPOLI – Libya baru pasca Muammar Kadhafi sudah dideklarasikan Dewan Transisi Nasional (NTC), organisasi yang memegang kendali pemerintahan interim di negeri bekas jajahan Italia itu, Minggu lalu (23/10). Tapi, di mana jenazah mantan diktator yang tewas lima hari silam tersebut dikebumikan tetap belum menemukan jawaban.

Bahkan, bisa jadi kebingungan kalangan pemberontak yang kini masih menahan jenazah Kadhafi dan putranya, Mutassim, di Misrata, semakin memuncak. Sebab, kemarin (24/10) beredar dokumen di situs mendiang sang kolonel itu yang berupa surat wasiat.

Intinya, seperti dikutip BBC, surat yang diyakini ditulis sendiri oleh Kadhafi itu menegaskan agar saat meninggal kelak dia dikubur di kota kelahirannya, Sirte, di samping keluarga. Dia juga meminta agar dimakamkan sembari mengenakan baju terakhir yang dipakainya.

Kadhafi menolak dimandikan. Meski tak dijelaskan di dalam surat, permintaan itu mengindikasikan, pria yang tewas diusia 69 tahun tersebut berkeyakinan bahwa dirinya mati syahid.

Dalam surat yang sama Kadhafi juga menjelaskan alasan mengapa dia tak mau menyelamatkan diri ke negara lain atau meminta suaka. Baginya, itu sebuah cara yang tak terhormat. Padahal, tawaran bantuan dari luar Libya banyak.
“Kita akan memberikan pelajaran kepada generasi masa depan bahwa memilih melindungi negara ini adalah sebuah kehormatan dan menjualnya (kepada kekuatan asing) merupakan pengkhianatan terbesar yang terus diingat meski ada yang berusaha menceritakan hal sebaliknya,” tulis Kadhafi dalam suratnya.

Surat wasiat itu sejatinya diserahkan kepada tiga orang berbeda oleh Kadhafi saat masih berlindung di Sirte. Tapi, orang pertama tewas dan yang kedua tertangkap. Dari tangan orang ketiga yang berhasil meloloskan dirilah surat itu akhirnya terpublikasikan di situs Seven Day News.

Sementara itu, NTC belum bisa memutuskan di mana bekas musuh besar mereka itu dimakamkan. Kalau di Sirte, mereka khawatir makam Kadhafi akan menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintaha baru Libya. Sedangkan jika dikubur di tempat lain, kecaman terhadap mereka bakal kian menguat menyusul beredarnya rekaman bahwa Kadhafi disiksa dulu sebelum dieksekusi tembak di kepala.

Sedangkan sejumlah pengikut Kadhafi diduga dieksekusi masal di Sirte. Dugaan itu, seperti dilaporkan Daily Telegraph, mengemuka menyusul ditemukannya 53 mayat di sebuah bekas bangunan hotel di kota yang terletak di timur Tripoli.
Karena itulah, Human Rights Watch meminta diadakan investigasi. Tuntutan yang sama diajukan terhadap penyebab kematian Kadhafi. “Dari 53 mayat yang kami temukan, sepertinya pendukung Kadhafi, sebagian tangannya terikat ke belakang,” ujar Peter Bouckaert dari Human Rights Watch.

Ke-53 mayat yang mulai membusuk itu ditemukan di bekas bangunan Hotel Mahari di Distrik 2 Sirte. Di distrik ini pula, di sebuah terowongan di bawah jalan yang mengarah ke luar Sirte, Kadhafi ditemukan para pemberontak. Dia kemudian diarak, disiksa, dan dieksekusi.

Menurut Human Rights Watch, kalau NTC gagal menginvestigasi beberapa dugaan pembantaian masal itu, para pemberontak berkeyakinan bahwa mereka tak bakal tersentuh hukum.

Fokus NTC berpusat pada pembentukan pemerintahan interim yang akan menggantikan kedudukan mereka sebagai pengendali negeri di tepi Laut Mediterania. Ada kecenderungan, pemerintahan baru nanti menerapkan sistem hukum berdasar syariah Islam.

Rencananya, pemerintahan baru dibentuk dalam waktu satu bulan. Dalam jangka 8 bulan ke depan, konstitusi dilahirkan. (c2/ttg/jpnn)

Exit mobile version