Site icon SumutPos

Indikator Tentukan Vagina Sehat

Alat kelamin wanita atau vagina tidak hanya berfungsi sebagai alat reproduksi, melainkan juga jalan lahir. Ironisnya, masih banyak wanita yang merasa tabu untuk membicarakannya, bahkan dengan dokter sendiri. Tak banyak wanita yang berani bertanya, ‘Apakah vagina saya normal?’

Gambar vagina
Gambar vagina

Dibandingkan alat kelamin pria, vagina pada wanita memang lebih sering bermasalah karena letaknya yang berada di dalam. Bila kebersihannya tak benar-benar dijaga dengan baik, gangguan seperti gatal, bau dan keputihan kerap kali terjadi.

Untuk menjawab permasalahan itu, ada tiga indikator untuk memeriksa sendiri keadaan vagina, yaitu sebagai berikut:

1. Kadar kelembapan

Caranya mudah, masukkan jari kelingking ke dalam mulut dan sentuh dinding mulut. Rasakan kelembabannya. Seperti itulah kira-kira kelembaban normal vagina. Kelembapan bisa berkurang karena beberapa hal antara lain menopause. Bila kelembapan berkurang, tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kecuali bila Anda merasa keadaan ini mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan. Solusinya antara lain gunakan lubrikan (pelumas buatan), konsumsi produk kedelai dan vitamin E.

2. Bau

Normalnya vagina tidak berbau, namun bila muncul bau tidak sedap seperti bau anyir, ada kemungkinan telah terjadi infeksi jamur dan bakteri.

3. Lendir atau cairan yang keluar

Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa subur.

Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika terangsang secara seksual. Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan, karena telah terjadi peradangan serta infeksi bakteri dan jamur.  Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan seks yang tidak sehat. (net)

Exit mobile version