Site icon SumutPos

10 Ribu Wanita di Sumut Terserang Kanker Payudara

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Jumlah wanita yang menderita kanker payudaya di Sumut kian mengkhawatirnya. Berdasarkan data di  Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan, sepanjang 2014 ada 1.572 pasien kanker payudara mendapatkan perawatan rawat inap. Sedangkan untuk rawat jalan berdasarkan sekitar 8.993, sehingga totalnya 10.565 yang menderita kanker patydara.

Dokter Patologi Anatomi dr. Delyuzar, Sp.PA mengatakan, tingginya kasus ini, dikarenakan pasien yang sering ditemukan memiliki tumor yang sudah menjalar di ketiak atau sudah stadium lanjut, sehingga angka kematian juga lebih tinggi.

Menurutnya, kanker payudara merupakan kasus kanker nomor 2 mematikan bagi perempuan setelah kanker serviks. Selama ini yang menjadi problem bagi dokter adalah pasien datang berobat ke RS sudah fase lanjut atau stadium lanjut. “Jadi bukan disaat tumornya masih kecil. Padahal sekarang ada pengobatan dengan yang  targetting terapi, kalau diperiksa di patologi anatomi immunohistokimianya kita bisa mengarahkan obat apa yang cocok. Sebenarnya pengobatannya sudah maju, tapi sayangnya keterlambatan tadi,” terang Delyuzar.

Ia menuturkan, banyak wanita menganggap remeh benjolan di payudara yang tidak ada rasa sakit. Jika ada benjolan di payudara dan tidak sakit tetap dipastikan dengan pemeriksaan patologi anatomi, apakah betul-betul jinak atau ganas.

“Akan tetapi perempuan sering menganggap jinak benjolan itu. Jika hasil pemeriksaan patologi anatomi benjolan di payudara itu jinak, maka lama berkembang dan tidak bermetatesis ke mana-mana, sehingga tidak mematikan. tapi, jika ganas bisa menyebar ke mana-mana dan itu yang membuat angka kematian karena kanker payudara itu tinggi,” ungkapnya.

Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) ini menambahkan, semakin meningkat usia seorang wanita, maka semakin rentan wanita itu terkena kanker payudara. Meskipun begitu, penyebab pasti kanker payudara ini tidak diketahui, namun banyak faktor yang disebut-sebut pemicu munculnya kanker payudara. Di mana faktor hormonal dan faktor genetik, faktor usia di atas 40 tahun ke atas serta makanan yang mengandung banyak lemak, jadi multifaktor penyebabnya.

“Kalau faktor genetik ini, dari awal dia mengandung gen onkogen yang mudah bermutasi gen ke lebih ganas,” pungkasnya.

Ia menyarankan, agar segera memeriksakan diri ke dokter jika curiga dengan adanya benjolan pada payudara meski tidak sakit. Pemeriksaan sekarang sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan jika ada surat rujukannya, maka jangan terlambat karena dengan pemeriksaan aspirasi biopsi. Dan, hanya dalam waktu 10 menit sudah diketahui benjolan itu ganas atau jinak. (nit/ila)

Exit mobile version