Site icon SumutPos

Bimbel Tak Pernah Mati

Ketika pemerintah menetapkan jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tak lagi mengandalkan ujian tulis, masih adakah peran lembaga bimbingan belajar (bimbel)? Masihkah siswa semangat untuk mengikuti les atau bimbingan sementara untuk masuk PTN cukup mengandalkan nilai rapos? Artinya, bisnis bimbel bisa saja karam.

Pelajar SMKN 7 Medan sedang mengikuti kegiatan belajar //Andri Ginting/Sumut Pos
Pelajar SMKN 7 Medan sedang mengikuti kegiatan belajar //Andri Ginting/Sumut Pos

Tapi, ternyata, kegelisahan itu tak begitu berarti. Persis dengan kegelisahan bisnis radio ketika televisi hadir. Beberapa kalanagan menganggap radio akan mati. Tapi lihatlah, hingga kini radio masih marak. Penikmat radio masih bertabur di dalam-dalam mobil yang terjebak macet.

Dan, apa yang terjadi pada radio tadi persis yang dialami bisnis bimbel. Ketika Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) lebih mengandalkan jalur undangan, maka bimbel menewarkan jasa bimbingan les reguler. Dengan kata lain, les untuk mengejar nilai rapor yang ideal. Jika sebelumnya terpaku pada persiapan SNMPTN jalur tulis, kini bimbel lebih terbuka. Mereka membuka kelas-kelas bimbingan anak sekolah.

Cela lainnya adalah jalur lain masuk PTN yang telah ditetapkan. Ketika pemerintah memberikan 60 persen kuota untuk jalur undangan, maka 40 persen lainnya masih mengandalkan tulis yakni jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) serta jalur Mandiri. Kuota yang sedikit untuk jalur mandiri ini ternya menjadi lubang bagi bimbel. “Dengan kuota penerimaan mahasiswa melalui jalur tertulis semakin sedikit. Siswa semakin terpacu untuk mengejar kuota yang sedikit itu,” ujar Jamso Haryono, Kepala Cabang Ganesha Operation, Medan.
Menariknya, jumlah siswa yang mendaftar di Ganesha Operation mengalami peningkatan.

Saat ini Ganesha Operation membuka kelas Super Intensif SBMPTN, sehingga jumlah siswanya mengalami kenaikan. Hingga 8 April 2013 jumlah yang mendaftar sebanyak 7 ribu siswa dari tahun lalu hanya 5 ribu siswa. Tidak menutup kemungkinan jika jumlah ini akan bertambah karena penutupan pendaftaran sampai akhir April setelah pelaksanaan UN tingkat SMA.

Hal yang sama dialami bimbel Bimbel. Mereka juga membuka kelas super insentif SBMPTN, serta super insentif SBMPTN plus. Kelas ini memberikan garansi 100 persen uang kembali jika gagal masuk PTN, akan tetapi selama proses pembelajaran jumlah kehadiran siswa mencapai 100 persen.
Kelas super insentif SBMPTN plus mulai pada 29 April, proses belajar memakan waktu selama satu setengah bulan dan dalam satu hari siswa belajar sampai 3 kali. “Sampai saat ini belum bisa dideteksi apakah ada penurunan jumlah siswa, karena proses pendaftaran berakhir pada akhir April setelah pelaksanaan UN,” Ujar Pimpinan Bima, Robert Valentino Tarigan.

Tak ketinggalan bimbel Adzkia yang terletak di Jalan Hayam Wuruk nomor 15 B Medan. Meski mengakui ada kekurangan peminat, namun bimbel ini optimis tak akan mati. “Untuk menyiasati itu, Adzkia membuka kelas Insentif SBMPTN yang dimulai 29 April mendatang, akan tetapi jumlah pendaftarnya tidak sebanyak tahun lalu. Sekitar 20 persen penurunan jumlah siswanya,” ujar Manajer Pemasaran Adzkia, Sri Rahayu.

Menurut Sri, masih banyak siswa yang belum mengetahui secara mendetail proses penerimaan siswa melalui jalur SNMPTN. Tahun lalu setiap sekolah hanya diwakilkan oleh 10 siswa terbaik, sedangkan tahun ini seluruh siswa berhak mengikuti SNMPTN.

“Karena banyak yang ikut, otomatis saingannya juga menjadi banyak. Sehingga peluangnya diterima juga semakin sedikit, “ katanya.
Adzkia membuka diskusi sampai malam, mulai dari pukul 14.30-20.30 WIB. Kelas ini diperuntukkan untuk siswa yang terdaftar di Adzkia, berapapun muridnya kelas-kelas ini akan tetap dibuka. “Bagi siswa yang sedang libur bisa ikut kelas Diskusi sampai malam, untuk membahas persoalan tentang mata pelajaran,” bebernya.(*)

Jalur Tulis Masih Incaran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang sudah memantapkan hati untuk menghapus ujian tulis pada SNMPTN 2013. Pada tahun ini yang digelar hanya jalur undangan yang didasai nilai rapor dan prestasi lainnya, serta mempertimbangkan nilai Ujian Nasional (UN).

Namun, tetap saja sebagian siswa SMA/SMK akan mencoba jalu ujian tulis di universitas yang ditujunya jika tak lulus SNMPTN jalur undangan. Salah satunya, Rusnia S  (17) siswi kelas XII TS (Teknik Switsing) SMK Sandy Putra Telkom Medan. “Nanti kalau tidak lulus dalam jalur rapor saya ikut tes tertulis saja,” ujarnya sembari mengatakan kalau dia mendaftar jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Managemen di USU serta pilihan kedua di Universitas Sriwijaya dengan jurusan yang sama melalui jalur undangan.

Saat ditanya bagaimana persiapan menuju UN yang tinggal satu minggu lagi. Nia sapaan akrabnya mengatakan sudah dalam 2 minggu ini dirinya dan teman-temannya dicekoki pembahasan soal-soal UN tahun lalu. “Dari pagi sampai jam 12 biasanya guru sekolah kami sendiri yang memberi pengajaran. Masuk jam 1 sampai sore bimbingan belajar yang tutornya didatangkan dari Ganesha Operation oleh pihak sekolah, jadi memang benar-benar difokuskan untuk UN tahun ini,” ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh siswa kelas XII TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Multi Karya Medan MRizky Padang. “Ikut tes tertulis aja lah dan memang saya gak lulus dari kedua jalur tersebut (Jalur Undangan dan Mandiri),” kata Rizky yang nantinya ingin mengambil Jurusan Desain Grafis atau Wed Desain di USU.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 3 Medan Drs Usman Lubis mengatakan pihaknya belum ada mendiskusikan tindakan atau langkah apa yang diambil apabila si anak tidak lulus dalam jalur undangan. “Karena persoalannya belum jelas, masih ada pertanyaan apakah setelah itu masih ada ujian reguler lagi untuk siswa ini kan kita belum tahu ya,” ucapnya. (*)

Swasta Diuntungkan

Harus diakui perguruan tinggi swasta (PTS) dengan kebijakan SNMPTN yang baru ditetapkan pemerintah. Artinya, ketika jalur masuk ke PTN makin ‘sulit’, PTS akan meraup calon mahasiswa lebih banyak.

Setidaknya hal ini diungkapkan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Muhammad Arifin Gultom. “Karena dengan adanya kebijakan seperti ini mahasiswa semakin merata.Tapi, kita juga melihat kuota pada kampus masing-masing dengan merekrut mahasiswa baru tersebut, “ucapnya.

Meski begitu, PTN tetap saja menampung mahasiswa melalui jalur mandiri dan internasional. “Ini juga salah satu yang membuat PTS sulit mencari mahasiswa baru,” ucapnya.

Menurutnya, untuk saat ini kuota yang dapat di tampun UMSU sekira 4000 sampai 5000 mahasiswa baru. “Karena kalau kita menerima itu mau di mana lagi kita letakkan mereka di kampus ini. Kalau untuk peningkatan masih stabil dari tahun 2008 kemarin,”ucapnya.

Sedangkan Direktur Politeknik LP3I Medan, Akhwanul Akmal SP mengatakan, dengan adanya kebijakan itu membuka peluang untuk mahasiswa yang baru untuk masuk PTS. Hanya saja menurut Akmal bukan soal kuantitas saja yang dicari, yang terpenting juga  pada kualitas mahasiswa itu sendiri nantinya. “Kita menyeleksi calon mahasiwa karena kuota kampus terbatas,” ucapnya.

Untuk itu, agar memikat calon mahasiswa baru pihak LP3I akan membuat sistem informasi yang lebih baik lagi. Karena keunggulan LP3I memiliki sistem seperti itu.

Sementara itu, Humas UISU Al-Munawwarah, Ikbal mengatakan, dengan adanya kebijakan itu yang pasti pihak mengutungkan pihak PTS. Tapi, menurut Ikbal yang terpenting bagaimana membuat mahasiswa itu lebih berkualitas. “Untuk persentase peningkatannya kita kurang tahu kalau untuk sekarang,” ucapnya. (*)

Biaya Intensif dari Rp1 Juta-Rp5 Juta

Jika memang bimbel tak akan mati, seperti apa dia mempertahankan diri? Strategi bimbingan telah mereka ciptakan, tidak lagi sekadar bimbingan untuk SNMPTN. Mulai SD hingga SMA mereka seser. Tidak itu saja, bahkan untuk ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil pun mereka garap.

Soal tamatan SMA yang sebentar lagi dihadapkan pada pilihan masuk PTN atau PTS mana, berapakah biaya yang dibutuhkan?

Dalam pantauan Sumut Pos pada Senin (8/4), di sejumlah bimbel yang ada di Medan tarif per paket bisa mencapai jutaan rupiah. Seperti Ganesha Operation di jalan Sisingamangaraja. Seorang staf administrasi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan di GO jalan Sisingamangaraja ini ada sekitar 25 kelas untuk yang tergabung dalam IPA, IPS, dan IPC, yang masing-masing kelas menampung 30 orang siswa. Untuk biaya sebesar Rp1,7 juta per paket dimulai dari akhir april (ketika siswa sudah selesai mengikuti UN) hingga pertengahan Juni (ketika tiba waktunya SNMPTN) dengan frekuensi pertemuan sebanyak 70 kali pertemuan.

Sementara, program intensif bimbel Medika membuka harga per paket (mulai 23 April hingga pelaksanaan SNMPTN 2013) sebesar Rp1.492.000 hingga Rp2.800.000.

“Hingga kini masih sedikit yang mendaftar, masih sedikit siswa yang mendaftar karena belum siap UN. Biasanya setelah siap UN baru banyak siswa yang mendaftar sampai ribuan untuk keseluruhan Kota Medan,” ujar Melly staff admin Bimbingan belajar Medika jalan Sisingamangaraja No348. Ditambahkan Melly lagi, selain kelas regular ada juga kelas Medika Plus dengan biaya Rp5 juta per paket, tentunya dengan berbagai kelebihan dari yang regular. Sedangkan Mia, Kapala Cabang Bimbel Primagama Medan, mengatakan untuk biaya bimbingan belajar per paket (akhir April hingga pertengahan Juni) Primagama hanya membandrol dengan harga Rp1 jutaan. Tetapi apabila masuknya di Januari dikenakan biaya Rp2 jutaan. (*)

Exit mobile version