Site icon SumutPos

Hotel dan Restoran di Medan Diminta Sajikan Makanan Lokal dan Tradisional

Makanan lokal Kota Medan – Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan meminta hotel dan restoran di kota Medan, menyajikan pangan lokal dan tradisional pada waktu sarapan pagi, makan siang, kudapan dan makan malam kepada pengunjung. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Muslim Harahap dalam gerakan sadar pangan lokal dan pelestarian makanan tradisional di hotel dan restoran kota Medan yang digelar di Hotel Garuda di Jalan Sisingamangaraja, Medan Kota, Rabu (15/11) pagi. Disebut Muslim, makanan lokal dan tradisional juga merupakan budaya, sehinga harus dilestarikan juga.

” Untuk itu, melalui kegiatan ini, kita bertujuan meberi pemahaman tentang penganekaragamanan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Begitu juga untuk meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan yang bersumber daya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Adapun dasar hukum kegiatan ini adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2011, ” ungkap Muslim singkat.

Walikota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin dalam sambuatannya yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Qamarul Fattah menyebut, gerakan sadar pangan lokal dan pelestarian makanan tradisional, merupakan program Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan. Dikatakannya, pembangununan ketahanan pangan secara umum bertujuan untuk membangun Ketahanan, Kedaulatan dan Kemandirian Pangan, baik di tingkat Nasional maupun di tingkat rumah tangga, agar manusia hidup sehat, aktif dan produktif.

” Pembangunan ketahanan pangan merupakan bagian dari integral pembangunan nasional yang merupakan program prioritas untuk menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi Bangsa dan Negara di masa mendatang. Kebijakan pembangunan nasional telah mendefenisikan keberadaan pangan lokal dan wisata sebagai satu sektor unggulan yang dapat memberi kontribusi dan menjadi lokomotif pembangunan di daerah, ” ujar Qamarul Fattah.

Lebih lanjut, disebutnya eksistensi pangan lokal sebagai kuliner turut mendukung pariwisata sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah. Namun seiring dengan perkembangan globalisasi, doliakui Qamarul muncul berbagai permasalahan yang menyangkut dengan makan tradisional dan pangan lokal, yakni semakin berkurangnya minat masyarakat terutama yang mengenal dan merasa bangga dengan manakan luar negeri yang belum tentu kualitas lebih baik dari pangan lokal.

” Dalam rangka mempromosikan pangan lokal dan makanan tradisional di Kota Medan dapat dilakukan di beberapa tempat yang berpontensi, diantaranya di kantin sekolah, Perguruan Tinggi, Kantor Pemerintah dan Swasta, perhotelan, restoran dan tempat wisata. Namun, semuanya itu belum sepenuhnya mendukung program pemerintah dalam pengembangan dan pelestarian pangan lokal dan tradisional. Ini menunjukkan sebagian masyarakat sudah terpengaruh budaya barat dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, ” tambah Qamarul.

Sebelum mengakhiri, disebutnya pangan lokal dan tradisional mempunyai peran penting dalam upaya penganekaragaman konsumsi pangan dan pelestarian budaya karena bahan baku yang digunakan tersedia secara turun menurun diwariskan dan dapat dijadikan saranan untuk menarik wisatawan. Untuk mendukung gerakan pangan lokal dan pelestarian pangan tradisional, itu, dikatakannha Pemerintah Kota Medan telah mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) Medan Nomor 21 Tahun 2011 tentang percepatan penganekaragamanan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Dijelaskanya dalam Perwal itu, diminta kepada pengelola hotel dan restoran di kota Medan mempromosikan pangan lokal kepada wisatawan sebagai wujud rasa syukur atas pangan lokal yang dimiliki.

” Untuk meningkatkan eksistensi pangan lokal dan makanan tradisional, dapat dilakukan langkah dan upaya antara lain menanamkan pemahaman kepada masyarakat bahwa kualitas gizi pangan lokal tidak kalah dengan makanan luar negeri, meningkatkan citra pangan lokal dan makanan tradisional dengan variasi pengolahan sehingga diminati masyarakat luas dan menjadikan pangan lokal dan makanan tradisional menjadi tuan rumah di negeri sendiri, ” tandas Qamarul mengakhiri.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Denny S Wardana mengatakan program tersebut sangat baik. Oleh karena itu, diakuinya kalau dirinya sangat mendukung. Denny mengatakan sudah seharusnya pangan lokal diperkenalkan. Meski begitu, Denny menyebut kalau sebelumnya hotel-hotel dan restoran di Medan sudah melakukan hal tersebut. Namun, diakuinya belum menjadi makanan harian atau berwaktu. Oleh karena itu, dikatakannya ke depan, akan dicari panganan lokal yang diminati untuk dapat dijadikan makanan favorit.

Informasi diterima Sumut Pos, kegiatan itu diikuti 100-an orang yang merupakan pengelola hotel dan restoran yang ada di kota Medan. Kegiatan itu menghadirkan Narasumber, Dr Erli Mutiara MSi, Dosen Prodi Pendidikan Tata Boga UNIMED dan Prof Dr Posman Sibuea, Dosen UNIKA Santo Thomas. Kegiatan dimulai dengan laporan Kepala Dinas Ketaganan Pangan Kota Medan, Muslim Harahap, sambutan Ketua PHRI, Denny S Wardana kemudian kegiatan dibuka Walikota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Medan, Qamarul Fattah. (ain/ram)

 

Exit mobile version