Site icon SumutPos

Ikut-ikutan Demo Anarkis di DPRD Sumut, Seluruh Pelajar Dipulang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengerahan ratusan pelajar untuk ikut berdemo anarkis di DPRD Sumut, Kamis-Jumat (26-27/9) lalu, berbuntut sebanyak 578 pelajar diamankan karena terlibat aksi pelemparan. Dari antara mereka, sejumlah pelajar ketahuan membawa senjata tajam, bom molotov, dan narkoba. Namun para pelajar itu tidak diinapkan. Setelah didata, malam itu juga seluruh para pelajar dipulangkan ke orangtua masing-masing.

“DALAM aksi ujukrasa yang berlansung pada Kamis (26/9) lalu, Polrestabes mengamankan 58 pelajar yang terindikasi melakukan tindak anarkis saat unjukrasa. Setelah kita data, kemudian kita kembalikan ke orangtua mereka,” ungkap Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto, didampingi Kasat Narkoba, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodon

Kasat Reskrim, Kompol Eko Hartanto dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Senin (30/9).

Sehari berikutnya atau pada Jumat (27/9), Polrestabes kembali mengamankan 520 pelajar dari berbagai sekolah yang ikut dalam unjukrasa. Dari yang diamankan, setidaknya 517 siswa terindikasi melakukan tindak anarki (pelemparan).

“Dari 517 siswa yang ikut unjukrasa anarkis di DPRD Sumut, 4 pelajar terindikasi positif menggunakan narkoba. Selain itu, tiga pelajar lainnya ketahuan membawa senjata tajam (sajam) dan molotov. Pelajar yang terindikasi menggunakan narkoba kita kembalikan ke orangtua dan diarahkan untuk menjalani rehab. Begitu juga dengan siswa yang kedapatan membawa sajam dan molotov, kita kembalikan ke orangtua masing-masing,” sambung Dadang.

Atas kejadian ini, Kapolrestabes berharap agar para pelajar tidak dilibatkan dalam aksi unjukrasa. Sebab dikhawatirkan dapat berpotensi melakukan kekerasan atau bahkan menjadi korban tindak anarki. “Hampir keseluruhan orangtua mereka (siswa) tidak tahu kalau anaknya ikut aksi. Dan pada umumnya mereka (para pelajar, Red) juga tidak tahu apa yang menjadi tujuan aksi,” urainya.

Saat ini, kepolisian terus berupaya melakukan pendekatan dan pengamanan secara humanis. “Kalau tidak bisa dikendalikan, barulah kami melakukan tindakan sesuai prosedur,” tegasnya.

Intensifkan Kegiatan Ekstrakurikuler

Mengantisipasi keterlibatan siswa dalam aksi-aksi demo, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Marasutan Siregar, menyampaikan imbauan dan edaran ke sekolah-sekolah, dan telah memerintahkan setiap sekolah agar mengintensifkan kegiatan ekstrakurikuler.

“Upaya untuk mencegah siswa mengikuti aksi unjuk rasa terus kita lakukan, sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pencegahan Keterlibatan Peserta Didik dalam Aksi Unjuk Rasa yang Berpotensi Kekerasan,” katanya.

Saat ini kita juga sedang menunggu hasil pemeriksaan apakah ada oknum guru yang terlibat memberi izin para siswa untuk ikut unjuk rasa,” tandasnya.

Di Binjai, Dibayar Rp20 Ribu

Selain di DPRD Sumut, pengerahan pelajar untuk ikut aksi demo juga terjadi di Kota Binjai. Di Binjai, para pelajar juga melakukan aksi pelemparan batu polisi saat demo ke DPRD Binjai. Akibatnya, polisi mengamankan 42 orang untuk dibina di Mapolres Binjai. Di sana, para pelajar itu dihukum jalan jongkok.

“Mereka berasal dari sejumlah sekolah yang mencoba ikut berdemo ke Kantor DPRD Binjai,” ujar Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting, Senin (30/9) malam.

Para pelajar tersebut berasal dari SMAN 1 Binjai, SMK Tunas Pelita Binjai, SMA dan SMP Taman Siswa Binjai, SMK Abdi Negara Binjai, SMA Putra Anda Binjai, SMK Maju Binjai, SMKN 2 Binjai, SMK Al Muslihin, SMKN 1 Serapit, SMKN 11 Binjai, SMP Usia Tama Namu Terasi, SMA Asyiah Kebun Lada Binjai dan SMEI Al Insyiah Padang Cermin Langkat.

Hasil interogasi sementara, kata Siswanto, mereka tidak masuk sekolah kemudian diajak oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk mencoba membuat kegaduhan di Kota Rambutan.

“Hasil pantauan petugas di lapangan, keseluruhan anak-anak sekolah tersebut ikut berdemo dengan imbalan Rp20 ribu per orang. Akibat mereka melempari batu, seorang personil Polres Binjai kena lemparan batu di bagian kepala hingga luka darah. Personil tersebut dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan,” beber mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.

Atas kejadian itu, polisi terus melakukan pemantauan dan mengambil langkah untuk menghentikan semangat para pelajar. Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Binjai sudah menerbitkan edaran yang bunyinya melarang pelajar SD dan SMP se Kota Binjai untuk ikut aksi dengan mahasiswa.

“Perintah Pak Kapolres untuk memanggil perwakilan sekolah atau orang tua anak-anak itu, untuk hadir ke Polres Binjai,” tandasnya.

Wakapolda Sambangi SMAN 1

Mengantisipasi aksi-aksi pelajar ini, Wakil Kepala (Waka) Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto, menyambangi SMA Negeri 1 Medan Jalan Cikditiro, Kota Medan dalam rangka Goes To School, Senin (30/9) pagi.

Jendral bintang satu itu memberikan arahan motivasi di hadapan 1.300 siswa saat pelaksanaan upacara pagi.

“Situasi sekarang ini perlu dicermati dengan bijak. Siswa-siswi jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita hoax yang belum tentu kebenarannya. Waspadai isu-isu intolerans yang menyesatkan. Bijaklah menggunakan media sosial. Mari menjaga keutuhan dan kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Mardiaz menegaskan, meski masih muda, para pelajar tidak luput dari ancaman tindak pidana. Seperti narkoba, pergaulan bebas, curanmor, penyalahgunaan Tehnologi (IT), kejahatan jalananm dan pelanggaran lalulintas. “Oleh karenanya hindari semuanya dan belajarlah yang rajin,” ucap Mardiaz.

Hal yang penting sesuai perkembangan situasi dan kondisi saat ini, menurut Wakapolda, agar pelajar menghindari terlibat dalam aksi unjuk rasa. Karena pelibatan dan penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik, dilarang secara tegas oleh UU No. 25 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

“Pelibatan pelajar dalam aktivitas politik akan membawa dampak negatif bagi pelajar sekalian. Dampak negatif tersebut disebabkan karena masih minimnya kemampuan pelajar dalam menyaring atau memfilter informasi,” sebut mantan Kapolrestabes Medan itu.

Untuk itu, ia mengimbau kepada para siswa untuk terus tetap menjaga situasi keamanan yang sudah ada di lingkungan sekolah. “Kepada adik adik semua, janganlah terlibat tindak pidana dan membuat ataupun menyampaikan berita-berita hoax, ujaran kebencian, dan intoleransi. Rajinlah belajar untuk masa depan yang cerah dan hormati dan patuhi perintah guru,” tandasnya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan, Drs. Suhairi MPd, mengungkapkan terimakasih atas kehadiran orang nomor dua di Polda Sumut itu, di Sekolah SMA Negeri 1 Medan. “Kami siap mendukung dan membantu kepolisian dalam menjaga dan memelihara kamtibmas. Semoga Polri semakin sukses dalam pengabdiannya dan semakin dicintai masyarakat,” sebut Suhairi.

Kegiatan Goes To School dihadiri Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP Juliani Prihatini, Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing SIK, Bhabinkamtibmas Kelurahan Madras Hulu Aiptu Juani Sinaga. Juga Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Pendidikan Sumut, Arsyad Lubis, Danramil Medan Baru Kapten Arh.Eddi Hutabarat SH MH, Camat Medan Polonia Amran Sanusi Rambe, S.Sos, M.SP dan Lurah Madras Hulu Amrul Jihat SSos. (man/ted/gus)

Exit mobile version