Sementara, Humphrey R Djemat, seorang kuasa hukum Ahok yang banyak mencecar Ma’ruf Amin, juga melakukan klarifikasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Humphrey menyatakan, pihaknya menyebut ada komunikasi SBY dengan Ma’ruf Amin bukan berarti punya rekaman sadapan komunikasi telepon mereka. Dia juga membantah mendapatkan rekaman itu dari Polri maupun BIN.
”Wah wah wah, ini gawat pertanyaannya. Nggak ada kaitannya sama yang lain-lain, itu dari Tuhan. Dari Tuhan semuanya,” kilahnya.
Hal yang sama juga disampaikan Humphrey saat ditanyakan bukti percakapan itu merupakan hasil penyelidikan kuasa hukum. ”Itukan tanggal 7 Oktober (berita telpon SBY), sedangkan tim kuasa hukum baru dibentuk baru-baru ini,” elak Humphrey lagi.
Lebih lanjut, Humphrey mengatakan kalau bukti yang dimilikinya bukan hasil penyadapan. Dia bahkan mengklaim, tidak ada yang berani merekam mantan Presiden keenam tersebut. ”Alat bukti itukan macam-macem. Bisa saksi orang yang dengar, bisa juga ada pembicaraan dia (KH Ma’ruf Amin) yang bisa divideokan,” ujarnya berbelit- belit.
Lebih lanjut, saat ditanyakan hubungan berita online dengan telpon SBY, dia cuma ingin menyampaikan kalau berita itu salah satu bukti ada komunikasi antara kedua, SBY dengan Ma’ruf Amin.
Atas semua pernyataan klarifikasi Ahok bersaam tim kuasa hukumnya, Mahfud meminta mereka jujur. Sebab, ada kesan klarifikasi itu hanya diberikan ketika warga NU sudah menunjukkan kemarahannya ketika panutannya disudutkan dan dipojokkan.
”Persidangan itu kan Selasa. Baru Rabu sore mereka kebingungan memberikan klarifikasi, setelah selasa malam sampai pagi dimana-mana warga NU menunjukkan kemarahannya,” kecamnya. (jun/wan/rya/ang/jpg)