Site icon SumutPos

Proyek Jembatan Sicanang, Desainnya Masih Dikaji

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
JEMBATAN: Warga melintasi jembatan darurat di Jalan Sicanang Medan Labuhan. Hingga kini jembatan ini belum juga dikerjakan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proyek pembangunan Jembatan Sicanang hingga kini belum dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Medan melalui kontraktor. Bagaimana tidak, jembatan yang pernah beberapa kali ambruk tersebut belum juga ditenderkan atau dilelangn

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Medan, Mukhyar mengaku, masih membuat perencanaan atau desain jembatan yang diperkirakan selesai bulan ini. Setelah itu desain pembangunannya selesai, selanjutnya akan dilelang pada Juni nanti. “Masih buat perencanaan. Tapi, yang jelas dianggarkan tahun ini pembangunan jembatan itu untuk dikerjakan,” aku Muhkyar ditemui di kantornya, Senin (1/4).

Muhkyar juga mengaku, desainnya tidak sama dengan yang dibuat sebelumnya, karena lebih panjang jembatan yang akan dibangun. Sebab, tidak cocok lagi menggunakan desain yang lama. “Desainnya baru, enggak mungkin lagi desain yang lama kita gunakan. Panjangnya kalau dulu sekitar 26 meter, sedangkan sekarang kurang lebih 36 meter,” ujarnya.

Kata dia, dalam membuat desain Jembatan Sicanang harus ekstra hati-hati dan tidak mau terulang lagi sampai ambruk. Makanya, hal ini membuat sedikit desain selesai sedikit lama. Sebab, kondisi lahannya sulit diprediksi, karena pernah dihitung dan ditempatkan material bangunan seperti batu dan lainnya sekitar 40 meter. Ternyata, dalam hitungan 5 menit sudah hilang terbawa arus air. Bukannya pelan arus air, tetapi mendadak begitu saja.

“Jadi, gak bisa sembarangan dibuat begitu aja desainnya. Artinya, perhitungannya harus benar-benar dikaji mendalam. Oleh karena itu, kita melibatkan tim dari akademisi USU,” ungkapnya.

Dilanjutkan Mukhyar, proses membuat desain jembatan itu harus diukur ketahanan tanah di lokasi. “Jangan nanti ambruk lagi, kita yang disalahkan. Jadi, kita tunggulah hasil perhitungan dari timnya bagaimana,” ucapnya.

Kata dia, jembatan yang ada saat ini merupakan sementara dan masih bisa dipergunakan. Sedangkan jembatan yang akan dibangun, bukan di lokasi jembatan sementara namun tidak jauh. Dengan kata lain, ketika dibangun jembatan utama, maka jembatan sementara tidak dibongkar sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas. “Anggaran membangun proyek tersebut masih tetap sebesar Rp13 miliar. Anggaran ini masih perkiraan awal, kemungkinan nanti akan diusulkan penambahan pada Perubahan APBD 2019,” kata dia.

Sementara, Anggota DPRD Medan dari daerah pemilihan Medan Utara, Bahrumsyah mengatakan, pembangunan Jembatan Sicanang jangan sampai roboh lagi. Apabila roboh, patut dipertanyakan.

“Dinas PU (Medan) harus menjaga kualitas jembatan tersebut karena arus air sangat deras. Untuk itu, menempatkan rekanan (kontraktor) yang profesional untuk mengerjakan proyek itu. Jembatan Suramadu yang dibangun di atas laut saja bisa dilakukan, kok jembatan kecil gini tidak bisa,” ujarnya.

Diketahui, pembangunan jembatan tersebut sudah tiga kali roboh. Pertama, dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Star Utama dengan anggaran Rp8 miliar lebih. Namun, belum selesai dikerjakan ternyata pada 6 November 2017 jembatan tersebut amblas.

Setelah terhenti beberapa bulan, maka pembangunan dilanjutkan dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pillaren. Lantas, pada 29 Agustus 2018 jembatan amblas lagi yang dianggap human error bukan faktor alam.

Usai longsor berhasil diatasi, pengerjaan kembali diteruskan. Kontraktor yang mengerjakan berganti yakni PT Jaya Suskes Prima. Namun, pada 20 Oktober 2018 tanah di sekitar jembatan kembali amblas dengan diameter yang lebar. (ris/ila)

Exit mobile version