Site icon SumutPos

Bandara Nyaris Lumpuh, Massa Sweeping

Peringatan Mayday di Sumut

MEDAN-Peringatan hari buruh internasional (May Day) di Sumatera Utara berlangsung aman dan terkendali. Kendati sempat diwarnai keributan namun bisa diatasi.

Seperti di Medan, ribuan buruh yang bergabung dengan mahasiswa dan warga mencoba menerobos masuk Bandara Polonia Medan, Selasa (1/5) pagi. Aksi yang digelar ribuan massa itu bisa diatas pihak kepolisian.

Amatan Sumut Pos, Selasa pagi di seputaran Jalan Imam Bonjol, ribuan massa yang tergabung dalam Formas (Forum Masyarakat Sari Rejo) melakukan aksi demo memperingati hari buruh  bersama dengan elemen buruh dan elemen mahasiswa.

Aksi demo yang dilakukan oleh buruh, masyarakat dan mahasiswa itu hanya bertahan sampai di simpang Jalan Imam Bonjol dan Jalan Juanda. Massa tertahan persis berada di samping rumah sakit milik TNI AU karena petugas sudah memasang kawat berduri menuju jalan masuk Bandara Polonia Medan. Sempat terjadi pelemparan yang dilakukan massa agar bisa menerobos menuju bandara dan polisi tetap bertahan di ring kawat berduri.
Massa sempat memblokade akses masuk ke dalam bandara, namun kepolisian langsung mengambil inisitif dengan membuka kawat duri sebagai jalan alternative bagi masyarakat menuju bandara.

Masyarakat yang menuju ke bandara langsung mendapat kawalan dari polisi untuk menuju Bandara Polonia.
Kasat Pamobvit Polresta Medan, Kompol Calvin Simanjuntak SIK mengatakan, mobil petugas disiagakan untuk mengantarkan calon penumpang kedalam masuk. “Ini kita lakukan agar masyarakat tak terlalu capek berjalan dan kita mengantar jemput para penumpang baik yang berangkat ataupun yang tiba di Bandara Polonia Medan sehingga mereka merasa lebih nyaman lagi,” katanya disela-sela memimpin personelnya.
Petugas juga dilengkapi dengan pakaian seragam dinas lengkap dalam pengamanan pascaaksi buruh ini. Tak hanya itu, mobil rantis dan water canon juga disiagakan dan seluruh personel diturunkan termasuk polwan-polwan cantik.
Sementara itu, akses menuju Bandara Polonia Medan tetap dijaga oleh pendemo diantaranya di Jalan Mustang, Jalan Imam Bonjol dan Angkasa Pura. Kendati begitu jalan alternatif untuk ke luar bandara masih bisa digunakan masyarakat yakni dari Komplek Perumahan Mongonsidi dan dari belakang komplek perumahan TNI-AU.
GM Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Kol PNB Bram Bharoto Tjiptadi mengaku, pihaknya jauh-jauh sudah mengantisipasi hal tersebut.
“Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan juga sudah mengantisipasi hal ini dimana ini kita lakukan agar masyarakat bisa melakukan penerbangan,” pungkasnya.
Walau begitu dampak aksi massa itu penerbangan terpaksa ditunda satu jam. Penerbangan ditunda karena para penumpang banyak yang tak sesuai waktunya berangkat karena akses menuju bandara terhambat.
Nevi (29), salah satu penumpang yang hendak berangkat ke Jakarta mengaku, dirinya terganggu dengan demo ini. Dijelaskannya, akibatnya penerbangannya menjadi terkendala. “Saya khawatir penerbangan batal dan saya terlambat,”jelasnya.
Namun, setelah dilihatnya ternyata memang penerbangan tertunda disebabkan demo tersebut. “Penerbangan terpaksa ditunda dan pihak penerbangan sudah memaklumi hal ini kata pegawainya kepada saya,” ucapnya.
Dalam kejadian ini massa pengunjuk rasa dengan masyarakat yang hendak menuju ke bandara sempat adu mulut. Mereka saling caci maki yang diakhiri dengan sorakan.
Mega Hasibuan (40) seorang penumpang yang hendak bertolak ke Jakarta melalui Bandara Polonia Medan mengaku perang mulut dengan massa agar ia bisa melewati akses jalan menuju bandara.
“Aku mau masuk, jangan kelen halangi, aku mau ke Jakarta, mau jenguk bapak aku yang sedang sakit di Jakarta,” teriaknya kepada massa.
Massa tetap ngotot tidak memperbolehkah Meg masuk. “Aku minta tolong, buka lah, buka lah, buka lah, aku sudah terlambat, pesawatnya sudah mau terbang,” teriaknya lagi.
Begitu juga dialami , Herna (23) yang hendak ke Batam. Ia dan keluarganya pasrah saat dihadang massa. “Saya mau ke Batam bang, orang ini (Pendemo-red) tidak boleh kami melalui jalan ini,” ujarnya dengan nada kecewa. Herna mengaku kecewa sikap yang dilakukan massa.

“Boleh saja aksi, tetapi jangan menggangu orang lain dan kepentingan orang lain, seperti pemblokiran jalan ini, yang jadi korban mereka adalah kami, para penumpang,” kata wanita bertubuh ramping ini.

Sementara itu Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengatakan aksi hari buruh berjalan damai begitu juga sejumlah daerah di Sumut juga aman-aman dan berjalan lancar.

”Di daerah aman, begitu juga di daerah di Sumut lancar dan aman.”ucapnya.

Aksi ini berakhir bubar setelah hujan deras turun dilokasi, akibat pendemo dan polisi berjaga berlarian untuk berteduh, akhirnya ruas jalan di Jalan Imam Bonjol kembali normal.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnu, nekad diguyur hujan melihat anggotanya kehujanan saat mengamankan aksi demo. “Anggota basah, maka saya pun basah juga,” katanya sambil berdiri tegak di tengah guyuran hujan. (jon/gus/uma/ram)

Ditambahkan orang nomor satu di Polda Sumut ini, dirinya tetap menjalankan tugas dan tak ingin memberikan contoh buruk kepada anggotanya. “Saya sebagai Kapolda Sumut harus memberikan contoh yang baik. Tak hanya itu, ini juga hari ulang tahun buruh maka kita Polri juga harus memberikan kenyamanan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka,” pungkasnya.

Mengenai personel yang disiagakan, Irjen Pol Wisnu mengaku, personel disiagakan di semua tempat dan titik-titik kota. “Personel yang disiagakan 4606 personel dibantu dengan 3 Kompi personel dari TNI,” pungkasnya.

Sementara, massa yang tergabung dalam Konsolidasi Buruh dan Rakyat Indonesia (KBRI) sempat membuat panik pengunjung pusat perbelanjaan carrefour yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan sekitar pukul 11.00 Wib.

Puluhan masa tersebut memaksa masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut untuk mengajak para pekerja di pusat perbelanjaan untuk tidak bekerja.
Kedatangan massa ke lokasi awalnya hanya meminta kepada pihak Carrefour untuk meliburkan para pekerjanya. Hanya  saja, permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi pihak pengelola sehingga puluhan massa memaksa masuk ke pusat perbelanjaan itu.

Sempat terjadi persitegangan dengan pihak keamanan pusat perbelanjaan, namun karena jumlah masa yang terlalu banyak, pihak keamanan tidak mampu menghalau dan puluhan masa berhasil masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut.

Sementara sejumlah pengunjung yang melihat kondisi itu, spontan berhamburan lari keluar untuk menyelamatkan diri. Meskipun tidak terjadi aksi anarkis, namun pihak pengelola yang merasa tidak aman atas kondisi tersebut, selanjutnya memutuskan untuk menutup seluruh toko yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.

Yudi selaku Pimpinan Aksi dalam orasinya menuntut agar menetapkan 1 Mei menjadi hari libur nasional. Mereka juga menutut untuk menolak dan menghapus praktik out scorching, system kerja kontrak dan harian lepas.

“Kita hanya menuntut para pekerja di pusat perbelanjaan ini untuk diliburkan. Karena kita tidak ingin mereka dipaksa bekerja hari ini. Kita juga memberikan pilihan kepada mereka untuk bergabung ataupun kembali ke kediamannya ,asing-masing,” ujarnya.

Sedangkan Koordinator aksi, Ida saat menyampaikan orasinya mengatakan meminta seluruh pekerja carrefour Jalan Jamin Ginting ikut andil dalam memperjuangkan nasib para buruh, yang dikendalikan oleh kaum kapitalis. “Ayo para pekerja Cerfour bersama kita turun kejalan memperjuangkan nasib kita, biar kita tidak dijajah oleh pihak kapitalisme,” ungkap Ida.

Akibat dari aksi ini, pusat perbelanjaan tersebut ditutup untuk sementara. Sebagian besar karyawannya diizinkan pulang. “Terpaksa kami meliburkan karyawan hari ini,” kata Faisal, Sepervisor Care Four Padang Bulan.

Pantauan di lokasi, aksi masa mulai beralih beberapa jam kemudian, setelah pihak pengelola menutup pusat perbelanjaan Carrefour untuk beberapa saat.
Selesai sweeping, massa kemudian bergerak ke Plaza Medan Fair di JalanGatot Subroto. Mereka juga membidik para karyawan Carrefour yang ada di pusat perbelanjaan itu. Walau secara tidak sampai masuk, dikarenakan sebelum mencapai pintu masuk, sudah ditahan oleh pihak keamanan. Saat tersebut, massa mencoba masuk dari pintu belakang Plaza.

Selesai sweeping, buruh kemudian  menuju titik kumpul di depan gerung TVRI dan Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, lalu bergabung sebentar dengan aksi buruh lain di Lapangan Merdeka. Tujuannya untuk menggabungkan diri di Lapangan Merdeka ini adalah untuk menunjukkan kepada massa buruh yang melakukan aksi tidak turun ke jalan.

Selain sweeping, aksi buruh kali ini juga di warnai dengan pembakaran foto Obama dan SBY-Boediono di Konsultan Amerika, dan bakar ban serta blokade jalan di depan gedung Uniland, Medan. Isu yang diangkat adalah melawan kapitalis dan imprealis, dan Amerika di anggap buruh sebagai
pelaku semua ini.

Dalam orasinya, buruh menuntut tingkat kesejahteraan yang layak, perlindungan terhadap hak-hak warga negara termasuk petani dan rakyat kecil, menurunkan harga bahan pokok serta menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.

Exit mobile version