Site icon SumutPos

Lalin Jalan Aksara Kian Semraut

Lapak pedagang yang semraut di tengah badan jalan serta kondisi infrastruktur buruk di Jalan Aksara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sejak pasar Aksara terbakar, para pedagang belum juga direlokasi oleh Pemerintah Kota Medan. Para pedagangpun akhirnya menggelar dagangannya di bahu hingga di tengah trotoar jalan. Akibatnya, jalan di lokasi itu menyempit dan semraut. Ditambah lagi kondisi aspal jalan yang sudah kupak-kapik.

Warga Kota Medan, Wawan, meminta Pemko Medan memberi atensi terhadap keruwetan arus lalin di kawasan tersebut. “Parah kali macetnya tiap lewat Jalan Aksara. Jalan menjadi sempit karena banyak pedagang jualan di tengah jalan. Kondisi ini sudah lama terjadi tapi kenapa dibiarkan,” keluh dia.

Menurutnya Pemko harus bisa segera memindahkan pedagang ke lokasi yang laik untuk berjualan, karena kondisi sekarang jelas merugikan pengguna jalan. “Masak sudah lama begitu tidak ada solusinya. Masyarakat sudah cukup toleransi dengan tenda-tenda yang didirikan pedagang di situ, tapi maunya ada opsi dan solusi lain agar tidak berjualan di badan jalan. Kalau begini terus masyarakat juga yang rugi,” kata Wawan yang saban hari melintasi kawasan tersebut.

Seperti diketahui, Pemko Medan belum melakukan penertiban bekas pedagang Pasar Aksara yang kini menggelar lapak di badan Jalan Aksara, paskapasar tersebut terbakar pada 12 Juli 2016.Pemindahan pedagang direncanakan setelah relokasi pedagang rampung dibangun, di mana sesuai proyeksi Pemko akan membeli lahan eks Rumah Sakit Martondi Jalan Letda Sudjono, Medan Tembung.

Menurut Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap, sejauh ini pihaknya memang belum ada mengagendakan penertiban pedagang Pasar Aksara yang menyebabkan gangguan arus lalu lintas di kawasan tersebut. “Informasinya karena lokasi penampungan belum kelar, kami belum bisa melakukan giat terhadap pedagang di sana,” katanya kepada Sumut Pos, Jumat (1/8).

Selain belum melakukan agenda penertiban, Satpol PP juga mengaku belum menerima pengaduan warga terhadap kondisi kawasan Jalan Aksara. Sebab sejak setahun lebih pasar tersebut terbakar, pedagang menggelar lapak dagangan di badan jalan yang menyebabkan keruwetan arus lalu lintas.

Disamping itu infrastruktur jalan di kawasan tersebut pun menjadi hancur, terlebih saat hujan deras turun jalan digenangi air. “Coba saya dalami dulu informasi ini, dan akan dikoordinasikan ke pimpinan,” ungkap mantan Camat Petisah itu.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Rusdi Sinuraya, sebelumnya juga mengakui pihaknya baru akan merelokasi pedagang setelah lokasi penampungan di eks RS Martondi selesai dibangun. Sebab pembangunan pasar baru bernama Pasar Rakyat itu, memang diproyeksikan bagi eks pedagang Aksara.”Lokasi (Martondi) itu memang untuk pedagang Pasar Aksara. Makanya kita harapkan,setelah proses pembayaran lahan selesai dilakukan, pedagang bisa kita tempatkan di situ,” katanya.

Ia mengungkapkan lokasi penampungan sementara atau relokasi bagi pedagang Pasar Aksara sedang tahap transaksi pembayaran. Direncanakan, pada tahun ini relokasi tersebut akan rampung dilakukan. “Ya, tinggal tahap pembayaran saja. Sudah tidak ada masalah,” ujarnya.

Namun sayang, lahan eks RS Martondi seluas kurang lebih delapan ribu meter persegi itu, sampai kini belum menuai kata sepakat. Alhasil pembangunan Pasar Rakyat terancam molor dari target sebelumnya. Ini diakui Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKP2R) Kota Medan Samporno Pohan. “Pemilik lahan belum mau dengan harga yang ditawarkan tim appraisal kita,” katanya kepada Sumut Pos, belum lama ini.

Meski tak mengingat persis penawaran itu, dia mengaku tim appraisal sudah melakukan lobi agar lahan itu mau dilepaskan pemilik lahan. Lantaran kecocokan harga belum menemui kata sepakat, sampai kini proses transaksi urung terjadi. “Sudah ada (ketetapan) harganya sama tim appraisal. Sudah ditawarkan juga berkali-kali. Tapi memang mereka belum mau,” pungkasnya. (prn/ila)

 

Exit mobile version