Site icon SumutPos

Jangan Terpancing Provokasi

Dedi Iskandar Batubara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Reuni 212 di Kota Medan digelar selama dua hari, Kamis (30/11) hingga Jumat (1/12). Rangkaian acara dimulai dari Masjid Al-Jihad di Jalan Abdullah Lubis dengan menggelar Pengajian Islam, lalu Malam Ibadah (Mabid) dan diteruskan dengan Subuh Berjamaah. Setelah itu, konvoi ke Masjid Raya Al-Maksum di Jalan Sisingamangaraja untuk menggelar tabligh akbar.

Hadir dalam reuni 212 itu diantaranya, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, Pengacara Habib Rizieq Sihab, Eggi Sudjana SH MH, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Indra Suheri, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra, Wakil Ketua Muhammadiyah Kota Medan Rafdinal serta Ketua Liga Muslim Indonesia (LMI) Sumut, Rahmad Gustin.

Dalam orasinya, Dedi Iskandar Batubara menegaskan, Islam secara agama sudah mengajarkan toleransi. Disebutnya, saat ini di Indonesia ada kelompok-kelompok yang merasa paling cinta dengan negara. Bila tidak sependapat dengan kelompok tersebut, maka dianggap intoleran. Dedi menyebut, pola pikir seperti ini tidak boleh muncul. Untuk itu, Dedi mengajak Umat Islam di Indonesia untuk tetap dalam posisi menyelamatkan bangsa. Jangan terpancing pada upaya provokasi yang dilakukan untuk memecah belah Bangsa.

“Sebagai umat yang beragama, kita ingin menunjukkan Umat Islam akrab menjaga kesatuan negara ini. Jangan sampai bangsa ini terpecah belah. Aksi ini juga sebagai ajang silaturahmi kita. Bukan hanya karena masalah yang lalu kita satu. Tapi, seterusnya juga kita satu dan bersama, ” ungkap Dedi

Ketua Umum FUI Sumut, Ustadz Indra Suheri MA dalam orasinya mengatakan, prinsipnya semangat 212 harus dirawat dalam rangka proses penegakkan hukum untuk menghindari tindakan-tindakan mengatas namakan penegakan hukum namun sesungguhnya bernuansa politis karena ada kebencian-kebencian terhadap kelompok tertentu. Begitu juga mengingat terjadinya carut marut Negeri seperti sekarang, dikatakannya boleh jadi Ulama yang memang punya hak waris memimpin Negeri sebagaimana ajaran Islam yang dibawa Rasulullah, saatnya untuk memimpin Negeri dalam rangka menyelematkan NKRI.

“Semua langkah perjuangan yang dilandasi Aksi Bela Islam, ditempuh dengan langkah-langkah konstitusional, Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Tidak ad tindak kekerasan. Ini bukti Islam memang mengedepankan Nasionalisme dan Patriotisme dalam rangka menjaga NKRI dengan ideologi Pancasila, ” ujar Indra Suheri.

Terkahir dikatakannya, Umat Islam harus segera sadar bahwa kelemahan Umat Islam sudah dipahami musuh-musuh Islam. Salah satu cara musuh-musuh Islam itu, dengan mengadu domba dan menuding Umat Islam anti-NKRI, anti-Pancasila, anti-Bhineka dan Intoleran. Padahal, tegas Indra, Islam itu dibangun dengan semangat kecintaan kepada negara karena Cinta Negara Sebahagian dari Iman.

Wakil Ketua Muhammadiyah Kota Medan, Ustadz Rafdinal yang juga berorasi mengatakan reuni 212 itu bertujuan mengajak Ummat Islam menjadi yang terdepan menjaga Islam dari Penistaan, Ketidakadilan dan menjaga ulama dari kriminalisasi. Selain Ustadz Rafdinal menyebut reuni itu, untuk semangat menjaga Bangsa dan Negara dari tindakan asing yang ingin menguasai dan menjajah.

Sementara, hari ini Reuni Akbar Aksi Bela Islam 212 digelar di Monas, Jakarta. Disinyalir banyak pihak, reuni 212 ini memiliki muatan politik. Akan tetapi tudingan itu dibantah secara langsung oleh Muhammad Al Khatthath. Sekretaris Panitia Pelaksana Reuni Akbar Aksi Bela Islam 212 itu menegaskan, kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas bersatunya umat Islam pada aksi 212 di tahun lalu.

“Panitia reuni akbar 212 mengadakan reuni bukan dalam konteks politik tertentu,” kata Al Khatthath di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).

Meski demikian, Al Khattaht tidak mempermasalahkan jika ada pihak yang menilai ada maksud politik di balik acara tersebut. “Kami syukuri ini dilarang, karena bersyukur atas bersatunya umat itu adalah politik, itu monggo silakan dilarang. Tapi kami dalam rangka kebersatuan umat,” ungkap Al Khattaht.

Oleh karena itu, dia mengajak kepada sejumlah massa yang hendak bersyukur atas aksi 212 tahun lalu diharapkan hadir ke Monas. “Seluruh pihak yang hendak bersyukur atas aksi 212 untuk hadir ke Monas. Serta meminta dukungan doa agar acara tersebut berjalan lancar,” tutur Al Khattaht.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, arah aksi reuni Aksi Bela Islam 212 digelar oleh Presidium Alumni 212 masih berkaitan dengan politik, terutama terkait Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. “Ini (Reuni 212) juga enggak akan jauh-jauh dari politik juga, politik 2018. Ini pastinya ke arah politik 2018 dan 2019,” tandas Tito di Hotel Bidakara, Kamis (30/11).(rdw/jpc/ain/adz)

Exit mobile version