Site icon SumutPos

Papan Bunga Ahok-Djarot ‘Disapu’ Satpol PP

Foto: Pran Hasibuan/Sumut Pos
Papan bunga dukungan Ahok-Djarot disapu bersih Satpol PP Medan, Selasa (2/5).

SUMUTPOS.CO – Di Jakarta, ratusan papan bunga dukungan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Thahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat, dibakar oleh pendemo buruh. Di Medan lain lagi. Ratusan papan bunga dukungan tersebut yang sudah bertengger selama dua hari, disapu bersih Satpol PP Medan, Selasa (2/5).

Papan bunga yang berjumlah hampir ratusan itu dianggap dapat memicu konflik di Kota Medan, serta dinilai tidak mempunyai keterkaitan bagi warga Medan. “Ya benar, petugas kita sudah melakukan penertiban hari ini. Jumlahnya banyak sekali, hampir ratusan,” kata Sekretaris Satpol PP Kota Medan Rakhmat Adi Syahputra saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.

Rakhmat mengatakan, pihaknya menurunkan dua regu personel Satpol PP guna menertibkan papan bunga tersebut. Pihaknya mengaku tidak mengetahui dari mana asal karangan bunga, sehingga bisa diletakkan di seputaran Lapangan Merdeka Jalan Pulau Pinang.”Kami melihat hal itu justu bisa menimbulkan ketegangan, sebab tidak ada urusannya sama sekali dengan kita (warga Medan). Kalau kami tidak salah, sudah dua hari sejak Minggu (30/4) kemarin ada di sana,” katanya.

Penertiban sendiri berlangsung lancar. Mantan Camat Petisah ini mengungkapkan, seluruh material papan bunga sudah diamankan di Markas Satpol PP Jalan HM Said. ”

Menariknya, diakui Rakhmat, sang pemilik papan bunga yang tidak diketahui dari mana saja tersebut, langsung mendatangi kantor mereka pada hari itu. “Kita tidak tahu itu kiriman dari siapa dan dari mana. Tapi sudah ada lima orang yang mengaku pemilik papan bunga datang ke kantor kita, ingin mengambil barang miliknya. Saya belum bisa berikan izin.Sebab Pak Kasat masih di luar mendampingi wali kota karena ada kunjungan Menteri Perdagangan,” pungkasnya.

Pemilik Icha Florist, Suprapti tampak kecewa saat mengetahui 15 papan bunga miliknya diangkut oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Medan, Selasa (2/5). Dikatakan Suprapti, kejadian seperti itu, baru kali pertama dialaminya. Suprapti mengaku menyesal menerima pesanan itu, terlebih diakuinya dirinya sempat ragu menerina pesanan itu.”Kemarin memang ada yang memesan, saya tolak. Namun, kata suami saya kok rezeki ditolak. Katanya kita kan bisnis, ” ujar Suprapti saat ditemui Sumut Pos di kios Icha Florist, Jalan Tempuling, Selasa (2/5) siang.

Dijelaskan Suprapti, 15 gandeng pesanan papan bunga untuk Ahok-Jarot, dipesan melalui telepon dan dibayar dengan ditransfer ke rekening Bank miliknya.”Seperti ini, mengaku bernama Husin yang memesan. Lalu ini katanya teman Husin juga memesan. Memang setiap pemesan, ada yang 2 gandeng ada yang 3 gandeng,” sambung Suprapti sambil menunjukkan SMS pemesanan.

Dengan diambilnya papan bunga miliknya, Suprapti memperkirakan merugi jutaan rupiah. Kerugian itu akibat kerusakan dan juga kehilangan bunga-bunga kecil untuk rangkaian kata.”Bagaimana lah cara mengambil papan bungga milik saya dari Satpol PP?” katanya penuh cemas.

Diketahui, massifnya peredaran papan bunga sebagai bentuk dukungan moril kepada Ahok-Djarot tidak hanya menghebohkan Balai Kota Jakarta dan daerah lainnya. Di Medan sejak Minggu (30/4) kemarin, warga juga dikagetkan dengan papan bunga berjumlah hampir ratusan tersebut di seputaran Lapangan Merdeka Medan, persis dari eks Bank BUMN hingga restoran siap saji di Jalan Pinang Medan. Sebelum ditertibkan petugas Satpol PP, karangan bunga itu sudah terpampang di pinggir jalan selama dua hari.

Menyikapi fenomena ini, Akademisi Universitas Sumatera Utara Iskandar Zulkarnain menilai hal itu sebagai sarana kanalisasi atau saluran sosial pendukung Ahok-Djarot di Sumut dan Kota Medan. “Sepertinya pendukung Ahok-Djarot tidak malu mengutarakan (dukungan) berupa papan bunga,” katanya.

Ia mengatakan fenomena ini tergolong unik, sebab masyarakat justru menjadikannya sebagai objek untuk berfoto. “Menurut saya fenomena ini suatu pandangan yang unik, tulisan yang terpajang juga unik,” ungkap dosen bidang komunikasi politik ini.

Iskandar menambahkan, jika papan bunga tersebut murni disampaikan sebagai bentuk dukungan Ahok-Djarot, maka itu sesuatu yang sangat luar biasa. Namun sebaliknya, fenomena ini biasa dalam hal politik sebagai agenda kampanye atau agenda setting.

“Kalau betul dari masyarakat, tentu ini luar biasa. Tetapi kalau ada yang motori, ini bagian dari publisitas atau agenda setting dan itu sah saja dalam dunia politik,” pungkasnya. (prn/ain/ila)

 

 

Exit mobile version