Site icon SumutPos

Dari Sopir Truk Menjadi Ketua DPRD Sumut

puput julianti damanik/sumut pos FOTO BERSAMA: Saleh Bangun dan rekannya di acara bedah buku  yang dilaunching sekaligus dibedah di MICC Medan, Sabtu (30/5) lalu.
puput julianti damanik/sumut pos
FOTO BERSAMA: Saleh Bangun dan rekannya di acara bedah buku yang dilaunching sekaligus dibedah di MICC Medan, Sabtu (30/5) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Penulis biografi Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Saleh Bangun, Tania Depari akhirnya bisa bernafas lega. Buku yang menceritakan jejak langkah Saleh Bangun sebagai seorang anak dusun terpencil yang pernah menjadi sopir truk dan akhirnya sukses menjadi ketua DPRD Sumut bisa dilaunching sekaligus dibedah di MICC Medan, Sabtu (30/5)
Pembedah buku, di antaranya, Ketua Prodi Magister (S-2) Imu Sejarah FIB USU, Suprayitno dan staf pengajar di USU Wara Sinuhaji. Dalam kesempatan ini, Saleh Bangun juga terlihat hadir dengan didampingi istri, anak dan para cucunya.

Dalam kegiatan tersebut, Tania Depari mengaku mengerjakan biografi Saleh Bangun bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, karena kesunguh-sungguhannya ingin memberikan kisah inspiratif kepada masyarakat,  ia pun tanpa lelah terus menghimpun data dari keluarga, rekan kerja Saleh Bangun.

“Masa muda Saleh Bangun sangat berat. Penuh perjuanagan dan saya merasa perlu dibuat biografi Saleh Bangun untuk dapat menjadi inspirasi bagi orang lain dan kaum muda. Akhirnya setelah saya berhasil jumpa dengannya untuk penulisan buku ‘Seratus Tokoh Karo Komplikasi Profil Inspiratif’, pertemuan berlanjut dan saya ditawari buat mengerjakan biografi beliau, katanya untuk kenang-kenangan dan akhirnya selesai,” katanya kepada peserta bedah buku.

Sementara itu, Suprayitno saat membedah biografi tersebut mengakui ia tidak memiliki kedekatan emosional dengan Saleh Bangun. Namun, setelah membaca bukunyan ia melihat ada yang penting untuk dibicarakan. “Bayangkan supir truk bisa jadi ketua DPRD dan pengusaha. Lebih menarik lagi, dia itu hanya tamatan SMA, tanpa ‘sekolah politik’,” katanya.

Hal yang bisa dipelajari dari kisah sukses Saleh Bangun adalah kedisiplinannya. “Misalnya datang ke kantor lebih cepat namun pulang paling lambat. Meski berkecukupan, ia tetap memiliki penampilan yang sederhana. Menjalani hidup dengan tenang,” katanya.

Katanya lagi, sebagai wakil rakyat yang berrtanggungjawab terhadap masyarakat. “Saleh Bangun memastikan kalau dirinya bukanlah tipikal orang yang pandai banyak bicara. Tetapi bukan berarti beliau mudah dipaksa. Pada halaman 91 di dalam buku ada diceritakan,” katanya.

Sementara itu, Saleh Bangun yang juga hadir dalam kegiatan mengatakan ia sangat berterimakasih kepada penulis yang akhirnya dapat menyelesaikan biografinya. “Semoga ini bermanfaat bagi kita semua,” katanya.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Mantan Rektor USU Prof Syahril Pasaribu. Kegiatan Bedah Buku diselenggarakan oleh Dapartemen Sejarah & Program Studi Magisterr Ilmu Sejaah FIB USU. (put/ila)

Exit mobile version