Site icon SumutPos

Jelang Digusur, Belasan Rumah Terbakar di Gaharu

Foto: Rizky/PM Kebakaran menghanguskan belasan rumah semi permanen di Komplek PTP Nusantara II Jl. Gaharu, Medan Timur, Selasa (2/6) sekira pukul 01.30.
Foto: Rizky/PM
Kebakaran menghanguskan belasan rumah semi permanen di Komplek PTP Nusantara II Jl. Gaharu, Medan Timur, Selasa (2/6) sekira pukul 01.30.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga hari sebelum kebakaran menghanguskan belasan rumah semi permanen di Komplek PTP Nusantara II Jl. Gaharu, Medan Timur, Selasa (2/6) sekira pukul 01.30, seorang korban sudah dapat pertanda. Makanya, dia telah mengumpulkan segala surat berharga di dalam satu tas.

“Aku selama 3 hari belakangan ini sering mimpi di depan rumahku ramai
didatangi orang,” ungkap Biller Lumbantobing (56), salah satu korban
kebakaran. “Karena mimpi seperti itu, aku jadi gak tenang, kepikiran terus sama
mimpiku itu,” ungkap ayah 2 anak itu.

Pria yang tak punya pekerjaan tetap itu, mengaku cemas dengan mimpi tersebut. Itupula yang membuatnya menyuruh anak sulungnya untuk menyimpan seluruh barang-barang dan surat-surat berharga di satu tempat.

“Untuk jaga-jaga aja, jadi kusuruhlah anakku si Frans untuk menyimpan seluruh barang-barang dan surat-surat berharga di tas besar,” jelasnya. Biller mengatakan, mimpinya tersebut kini menjadi kenyataan. Mimpinya yang sama di 3 hari belakangan ini akhirnya terjawab sudah. “Ternyata mimpiku itu, kejadian ini lah jawabannya,” ujarnya dengan nada lemah. “Mimpiku itu telah memberitahu agar aku bersiap sebelum kejadian,” ungkapnya.

Memang, kebakaran itu tak mengakibatkan korban jiwa. Dinihari itu, warga terbangun dari tidur usai mendengar teriakan kebakaran. Beberapa warga sekitar berteriak sambil menggedor rumah warga. Sementara, warga yang rumahnya terkena jilatan si jago merah langsung bergegas menyelamatkan para anggota keluarganya terlebih dahulu, kemudian baru harta benda yang mereka miliki.

Seperti yang dilakukan Berto Pasaribu (39). “Anak sama istriku yang pertama ku selamatkan bang, itu yang paling utama dan penting,” ungkapnya saat berada di depan rumahnya. Bapak beranak 2 ini mengatakan, setelah anak dan istrinya sudah aman, dirinya pun lantas kembali ke rumahnya untuk menyelamatkan barang-barang dan surat berharga.

“Udah kuselamatkan mereka, balik lagi aku ke rumah bang, kuselamatkan lah barang-barang dan surat-surat berharga,” ungkapnya kembali.

Pria berkepala plontos ini mengatakan, surat-surat berharga miliknya berhasil diselamatkannya, namun barang-barang berharga hanya televisi yang berhasil diamankan.

“Surat-surat berharga udah kuamankan bang, sama televisi lah, yang lain gak sempat karena api udah menyala besar bang,” jelasnya. Berto mengatakan, warga di komplek tersebut akan segera digusur. Bahkan para warga juga sudah menerima uang ganti rugi Rp. 60 juta.

“Mau digusur, perjanjiannya dapat 190 juta sebagai uang ganti rugi, namun baru 2 kali dibayar. Pertama Rp10 juta, yang kedua Rp50 juta, sisanya akan segera dibayar,” ungkapnya. Menurutnya, komplek tersebut dibeli oleh warga Tionghoa yang akan membangun beberapa ruko di tempat tersebut. “Orang Cina yang beli, dengar-dengar mau dibangun ruko di sini,” ujarnya.

Bambang Wahyudono (45) warga sekitar, mengatakan, dirinya bersama warga ikut membantu menyelamatkan harta benda korban kebakaran dan ikut memadamkan api dengan alat seadanya. “Aku sama warga menyelamatkan harta benda mereka, ikut juga padamkan api pakai air parit,” ungkapnya.

Bapak beranak 4 ini mengatakan, sedang menonton televisi tiba-tiba dikejutkan teriakan warga, sontak dia pun langsung keluar rumah. “Ada warga di sini yang lagi begadang sambil jaga malam, merekalah yang berteriak kebakaran,” jelasnya.

Pria yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini mengatakan, dirinya hanya bisa membantu menyelamatkan harta benda korban kebakaran sebanyak 3 kali. “Ada 3 kali balik aku, pas mau balik lagi gak bisa karena apinya makin membesar,” ungkapnya.

Bambang mengatakan, api cepat merembet dan membesar akibat rumah semi permanen yang kebanyakan dari papan dengan ditambah angin kencang yang membuat api semakin membesar.

“Di sini banyak rumah yang dari papan, makanya cepat apinya merembet, apalagi angin kencang, makin membesarlah apinya,” jelasnya. Menurutnya, api pertama kali berasal dari rumah Feri atau yang sering dipanggil Pak Ucok, warga yang menyewa di komplek tersebut yang sedang memasak indomie.

“Dari rumah si Pak Ucok itu lah apinya, warga yang lain pun bilang seperti itu, katanya lagi masak indomie dia, jadi kompornya meledak,” jelasnya kembali.

Sementara itu, menurut Kepling Lingkungan 9, Aswin, mengatakan, dari 2 blok C dan blok D, sebanyak 20 rumah yang terbakar, api diduga berasal dari rumah warga yang bermukim di blok C1 No 7. “Sebanyak 20 rumah yang terbakar, diduga api berasal dari rumah Pak Ucok, dan penyebabnya diduga dari kompor meledak,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Lurah Gaharu, Juliansyah, mengatakan, para korban kebakaran akan dikumpulkan di mesjid Baiturahman dan lapangan voli. “Untuk sementara ini, para korban kebakaran dikumpulkan di mesjid Baiturahman dan lapangan voli,” ujarnya. Sementara itu, menurut Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Alexander Piliang, mengatakan, api diduga berasal dari rumah Ucok. “Api diduga berasal dari rumah Ucok, tidak ada korban jiwa,” ujarnya
saat dikonfirmasi.(mag3/trg)

Exit mobile version