Site icon SumutPos

Suhu Medan Capai 36 Derajat Celsius

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Dua orang wanita menggunakan payung saat siang hari untuk menghindari cuaca panas di jalan Dipenegoro Medan, Senin (1/4)

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi hingga beberapa hari ke depan selama bulan Ramadan, Kota Medan dan sekitarnya dilanda musim kemarau. Diperkirakan, suhu panas yang terjadi mencapai maksimum 36 derajat celcius.

Kepala Bidang Informasi & Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, periode ini dilanda musim kemarau. Namun, masih tetap ada potensi hujan ringan hingga sedang.

“Musim kemarau yang menyebabkan suhu udara menjadi panas, terjadi intens pada siang hari pada saat masyarakat melaksanakan ibadah puasa. Namun, begitupun hujan tetap terjadi dengan intensitas ringan sampai sedang pada malam hari,” ujar Syahnan, Jumat (2/6).

Dipaparkan Syahnan, untuk musim kemarau yang terjadi suhu panasnya rata-rata mencapai 32-34 derajat celcius. Jika manasnya memuncak bisa mencapai maksimum 36 derajat. Namun, sejauh ini suhunya masih sekitar 33 derajat.

“Masyarakat diimbau agar tak terlalu banyak beraktivitas diluar, jika tidak begitu penting. Cuaca panas terjadi pada pagi sampai sore hari. Sedangkan curah hujan terjadi pada petang dan malam hari,” jelas Syahnan.

Selain suhu panas, masyarakat juga harus mewaspadai hujan lebat disertai petir, yang menyebabkan genangan-genangan air. Tak hanya Medan, wilayah Binjai, Stabat, Siantar juga terjadi. Bahkan, untuk wilayah Kabanjahe dan Pematang Raya potensi longsor.

“Bagi masyarakat terkhusus yang menjalankan puasa agar mengkonsumsi banyak makanan mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Karena, efek panas yang terjadi setiap hari bisa membuat daya tahan tubuh melemah bahkan bisa menyebabkan sakit,” imbaunya.

Sementara itu, berdasarkan situs BMKG dikeluarkan imbaun agar mewaspadai hujan deras di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di antaranya Sumatera Utara. Informasi tersebut berlaku hingga 3 Juni.

BMKG menjelaskan semakin meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia seperti banjir di Padang, serta angin kencang di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Sulawesi Tenggara dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia.

Kondisi ini disebabkan oleh beragam fenomena, dari daerah pertemuan angin hingga dinamika atmosfer skala yang lebih luas. Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir Juli nanti memicu peningkatan intensitas Thunderstorm yang memungkinkan terjadi petir dan angin kencang.

Dalam beberapa hari ke depan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera masih relatif tinggi. Diperkirakan akan terjadi peningkatan curah hujan disertai peluang kejadian angin kencang serta gelombang tinggi. Sehingga, masyarakat di wilayah berikut ini agar waspada, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua.

Masyarakat pun diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin.

Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi dengan ketinggian antara 2,5-4 meter. (ris/ila)

 

Exit mobile version