Site icon SumutPos

Sumbar-Riau Putrus

Warga berusaha melintas dengan memanfaatkan batang pohon yang rebah saat kondisi Jalan Lintas Riau-Sumatra Barat yang putus akibat terpaan banjir di Desa Tanjung Balit. Sumatra Barat. Jumat (3/3/2017). Curah hujan di Provinsi Sumatra Barat dan Riau mengakibatkan debit air di PLTA Koto Panjang Kampar tinggi. ft: MHD AKHWAN/RIAUPOS

SUMUTPOS.CO  – Sedikitnya tujuh mobil dihantam material longsor di Jalan Negara Sumbar-Riau, persisnya di Kotoalam, Pangkalan, Limapuluh Kota, Sumbar, Jumat (3/3) dini hari. Sekitar 50-an penumpang termasuk sopir, ikut tercampak ke dalam jurang di pinggir jalan.

Empat dari 50-an orang yang masuk jurang bersama ketujuh mobil, meninggal dunia. Sedangkan 15 orang luka-luka. Sisanya shock berat. Demikian disampaikan Wakapolres Limapuluh Kota, Kompol Eridal kepada Padang Ekspres (grup Sumut Pos), tadi malam.

Eridal menyebut, ketujuh mobil dihantam material tebing longsor dan terlempar ke  jurang, ketika melaju dari arah Sumbar menuju Riau. “Kejadiannya, sekitar pukul 04.00 WIB, saat hujan turun di lokasi tersebut,” ujarnya.

Sampai tadi malam, ketujuh mobil, termasuk angkutan jasa travel dan armada pembawa sembako, masih berada di dalam jurang yang dasarnya penuh bebatuan, lumpur, dan semak belukar. Sedangkan penumpang yang selamat dalam insiden ini sudah dievakuasi.

“Penumpang yang mengalami luka-luka, sekitar 15 orang, dibawa ke Puskesmas. Sedangkan penumpang yang shock berat, sudah dibawa ke kantor wali nagari Kotoalam,” kata Eridal.

Mantan Kasat Reskrim Polres Payakumbuh itu belum bisa memastikan, nomor polisi ketujuh mobil yang dihantam longsor, hinggga masuk jurang. Begitu pula dengan identitas keempat penumpang yang dinyatakan tewas.

“Pelat nomornya, tertutup lumpur. Sedangkan korban meninggal, baru satu orang berhasil dievakuasi.  Identitasnya belum ditemukan,. Sementara tiga penumpang lainnya yang menigngal, masih di dalam mobil yang tertimbun longsor. Belum bisa dievakuasi,” ujarnya.

Dia mengelak, menyebut proses evakuasi berlangsung lambat. Karena medan di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) cukup berat. Ditambah faktor cuaca yang terus hujan dan berpotensi menyebabkan longsor susulan.

“Kita sudah berupaya maksimal, mengevakuasi korban. Sejak, pagi tadi, jalur lalu-lintas kita alihkan, untuk mempercepat evakuasi dan mengantipasi longsor susulan. Bahkan, Polda Sumbar turunkan satu pleton Brimob. Kita juga dibantu BPBD dan Basarnas Sumbar, serta BPBD Limapuluh Kota. Tapi memang, medannya berat. Cuaca hujan terus,” ujarnya.

Informasi lain menyebutkan, kendaraan yang terseret longsor, dua unit kendaraan Colt Diesel, dua unit L 300, Satu Unit Mitshubishi Mirage, dan dua unit kendaraan Toyota Avanza. Korban yang berhasil dievakuasi ke Poskesri, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

“Saya berhasil keluar dari mobil setelah diseret dan dihantam material longsor, namun anak saya Romi Emrizal, hingga saat ini belum bias ditemukan,” sebut Rajab (55), seorang korban selamat pemilik kendaraan colt diesel pengangkut barang dagangan yang hendak menuju Kota Pakanbaru, kemarin sore.

Dia bersama sopirnya berhasil selamat dari maut, namun anaknya yang saat itu berada di luar kendaraan diperkirakan dihantam material longsor.

Berapa jumlah pasti kendaraan yang terseret dan tertimbun material longsor belum bisa dipastikan, sebab menurut keterangan pengendara dan saksi menyebutkan, sekitar 9 unit kendaraan berada tepat di dekat lokasi yang tertimbun longsor.

Kejadian berawal sekitar pukul 09.00 WIB, saat puluhan unit kendaraan terjebak macet di jalan Lintas Sumbar-Riau, diperbatasan Nagari Kotoalam dan Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Sebab ada material longsor yang menimbun badan jalan di arah depan menuju Kota Pekanbaru.

Badan jalan dipenuhi oleh kendaraan dengan tiga jalur kendaraan menuju arah yang sama. Kemudian tanah yang berada dilereng perbukitan sebelah kiri bergerak cepat meluncur kearah jurang di sisi kanan badan jalan. Kontan saja antrian kendaraan yang terjebak macet diantam hingga menyeretnya kejurang.

“Suara gemuruh seiring dengan  pergerakan material lonsor, tanah bercampur batu menghantam sejumlah kendaraan. Kami  berempat yang berada di atas mobil Avanza tidak sempat keluar, sampai akhirnya terseret dan terguling entah berapa kali  hingga kedalam jurang,” sebut Irwan, 36, salah seorang korban.

Tidak mengalami luka serius, namun peristiwa tersebut membuat Iwan dan kawan-kawanya cukup trauma. Kaca kendaraan yang pecah akibat benturan menjadi  satu-satunya  pintu untuk bisa keluar dari mobilnya.

Beratnya medan di lokasi longsor, juga dirasakan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi. Saat hendak meninjau korban banjir di Pangkalan dan Kapur IX Jumat siang, Irfendi yang membawa mobil dapur umum dan puluhan relawan, termasuk Taruna Siaga Bencana (Tagana), dihadang longsor di Kotoalam.

“Saat kami tiba di Kotoalam, longsor belum berhenti. Bahkan, pohon-pohon masih banyak yang tumbang. Cuaca, hujan terus. Kami sudah tetapkan status tanggap darurat atas banjir dan longsor hari ini,” kata Irfendi Arbi.

Longsor di Kotoalam dan banjir di Pangkalan, juga membuat kendaraan yang melintas di antara kedua kawasan tersebut, terjebak dalam  antrean panjang. Sebagian pengemudi dan penumpang yang terjebak macet mulai kelaparan. Tapi mereka juga tidak mau beranjak dari kendaraaan masing-masing.

Tidak hanya di jalan Lintas Sumbar-Riau, hujan deras berkepanjangan sejak beberapa hari belakangan juga membuat sejumlah tempat di Kabupaten Limapuluh Kota kembali di timpa bencana. Sejumlah nagari di Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Suliki, Mungka, Harau dan Lareh Sago Halaban tergenang banjir.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Pangkalan. Ratusan rumah penduduk, sekolah-sekolah dan rumah ibadah terendam. Bahkan kantor Polsek Pangkalan terendam hingga kedalaman 2 meter. Begitu juga Masjid Raya Pangkalan, nyaris tertutup genangan dan hanya tampak atapnya saja karena terendam air Sungai Batang Maek yang meluap.

Di lokasi bencana yang tengah diguyur hujan lebat itu, Bupati Irfendi langsung menggelar rapat dan mengintruksikan seluruh dinas terkait seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas PU dan lainnya bergerak cepat.

Selain meminta segera mendirikan posko, melakukan evakuasi, mendata dan menangani para korban, Irfendi juga memerintahkan segera mendatangkan alat berat.

“Dinas PU tolong segera kirim alat berat tambahan, agar tanah longsor dan pohon-pohon yang menutup jalan bisa segera di singkirkan. Tak kalah pentingnya, segera lakukan komunikasi dan koordinasi dengan PLN Koto Panjang untuk membuka saluran pembuangan air,” ujar Irfendi didampingi Kepala BPBD, Nasriyanto.

Dua unit alat berat milik Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemkab Limapuluh Kota, sepertinya kewalahan menangani titik longsor yang kian banyak. Beruntung sore harinya tiga dua unit alat berat tambahan dikerahkan menuju lokasi longsor.

Diperkirakan  lebih dari 30 titik longsor besar dan kecil di sepanjang jalan penghubung dua provinsi tersebut. Tidak satupun kendaraan bias lewat menembus Provinsi Riau dari arah Sumbar atau sebaliknya. Kondisi itu terjadi sejak pukul 05.00 WIB, bahkan hingga pukul 17.00 WIB longsor disejumlah titik dengan kubikasi makin besar menimbun badan jalan.

Tiang listrik yang tumbang dibeberpa titik menyebabkan arus listrik di sepanjang nagari Kotoalam, manggilang dan Pangakalan mati total. Sinyal telokomunikasi juga putus. Sehingga tidak bisa berkomunikasi jarak jauh dari lokasi longsor, keculai menggunakan Handy Talky (HT).

Hingga bertolak dari lokasi longsor, sekitar pukul 17.30 WIB, Padang Ekspres (grup Sumut Pos) memantau kondisi longsor disejumlah titik masih terjadi. Meski dalam  skalakecil, diprediksi akan terus bertambah jika terus diguyur hujan. Tim gabungan penangulangan bencana, BPBD, Basarnas, TNI dan Polri serta dibantu Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan tim kesehatan masih berada dilokasi longsor.

Sementara di Kecamatan Harau juga terjadi banjir, tepatnya di Ketinggian , Nagari Sarilamak. Kondisi banjir menggenangi sawah dan pemukiman warga. Ketinggian air  mencapai satu meter. Kemudian di Nagari Maek, Kecamatan Bukikbarisan, juga  terjadi longsor di dua titik.

“Lokasi longsor berada tepat di bagian bawah,  Kelokgalak, persisnya di Rumah makan Angin Berembus dan di Kelok Sitopuang, Kelok Ciborau dan Rumbai,”sebut Sekretaris BPBD, Nur Akmal.

Banjir juga merendam  sejumlah rumah warga di Kampuangtangah, Nagari Talangmaua, Kecamatan Mungka.”Luapan Batangtalang menyebabkan air menggenani pemukiman,”ucap salah seorang warga, Datuak  Tonang memberikan informasinya, Jumat pagi kemarin. (frv/fdl/jpg/adz)

 

Exit mobile version