MEDAN, SUMUTPOS.CO- FIFA telah membatalkan pagelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Meski begitu, banyaknya penolakan terhadap kepesertaan Timnas Israel yang dianggap sebagai salah satu pemicu pembatalan tersebut, masih menjadi isu hangat di tingkat nasional bahkan internasional.
Menyikapi berbagai macam penolakan dan gejolak tersebut, anggota DPD RI asal Sumut Muhammad Nuh sengaja menggelar diskusi publik di Kantor Sekretariat Anggota DPD RI Provinsi Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada Nomor 32, Medan Baru, Kota Medan, Minggu (2/4/2023). Diskusi ini mengambil tema, “Penolakan Timnas Israel dari Perspektif Konstitusi Negara dan Sejarah Yahudi di Nusantara”.
“Harus digarisbawahi, kita fokus akan penolakan Timnas Israelnya bukan penolakan piala dunianya. Karena secara konstitusi kita tidak boleh menerima bangsa penjajah datang ke teritorial Indonesia,” kata M Nuh di sela sela acara.
Yusrin Nadzif SH MHum yang menjadi salah seorang pembicara mengatakan, jangan pernah takut menolak kedatangan Timnas Israel malah dicap membawa-bawa masalah agama ke ranah sepakbola. “Padahal kebebasan berpendapat dilindungi oleh konstitusi, dan nilai-nilai Islam tidak pernah bertentangan dengan konstitusi,” jelas Dosen Tata Negara USU ini.
“Dan lebih menariknya lagi, mayoritas isi dari kontitusi berasal dari nilai-nilai Islam,” imbuh Yusrin.
Pembicara lainnya, Artawijaya yang merupakan penulis buku “Jaringan Yahudi di Nusatara” dan mantan wartawan Majalah Sabili, menjelaskan secara gamblang bahwasannya, kasus penolakan Timnas Sepakbola Israel sudah ada sejak tahun 1963. Ketika itu Timnas Indonesia menolak melawan Timnas Israel pada kualifikasi Piala Dunia. Penolakan langsung dilakukan oleh Presiden Soekarno, menteri olahraga dan ketua PSSI pada massa itu. “Jadi penolakan Timnas Israel bukan baru kali ini saja, seperti yang banyak beredar di medsos,” jelasnya.
Artawijaya juga mengingatkan, persoalan Palestina bukan soal perebutan wilayah, tapi soal akidah, soal mempertahankan Masjidil Aqso dari rongrongan Zionis Israel.
Chandra salah seorang peserta yang hadir merasa senang akan diskusi publik ini. “Wawasan kami akan konstitusi dan penyebaran Israel di nusantara jadi bertambah,” katanya.
Chandra yang mengaku sangat cinta akan sepakbola, juga mengaminkan keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Menurutnya kasus kanjuruhan yang menewaskan banyak suporter dan penanganan kasus yang seadanya menjadi pertanda penanganan kasus hak asasi manusia di Indonesia masih buruk. “Dan mungkin ini juga yang menjadi pertimbangan FIFA,” ujarnya.
Adapun peserta diskusi yang turut hadir berasal dari berbagai macam elemen, seperti dari ormas Islam yaitu Persis Sumut, PUI Sumut, IKADI Sumut, JPRMI Sumut, Salimah Sumut, akademisi dan dari elemen mahasiswa. (rel/adz)