Site icon SumutPos

Abang-Adik Ini Tidur di Lantai Dingin selama 4 Tahun…

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
ODGJ_Iwan Tampubolon (43) dan Coky Tampubolon (39) saat akan dilepaskan dari kurungan dalam rumahnya di Jalan Garpu Medan, Kamis (03/5) Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Pemkot Medan melepas Iwan tampubolon dan adik nya Coky tampubolon dari kurungan untuk menjalani proses penyembuhan di rumah sakit jiwa.

SUMUTPOS.CO – Kisah pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Medan berlanjut. Setelah Sutarman yang lima tahun dikurung di bekas kamar mandi, kemarin terungkap kisah dua abang beradik, yang selama 4 tahun dikurung di sebuah ruangan bertembok ukuran 2×2 meter. Tak ada tempat tidur di sana. Selama 4 tahun itu, kakak adik penderita gangguan mental ini tidur di atas lantai dingin. Tanpa kasur, bantal, atau bahkan selimut.

Iwan Tampubolon (43) dan Coky Tampubolon (39) hanya terdiam, saat tim pelepasan pasien ODGJ menyambangi kediaman orangtua mereka. Dari dalam kamar berpintu besi itu, di Jalan Garpu, Kecamatan Medan Petisah, keduanya dibawa keluar.

Abang beradik yang rambutnya tampak gondrong dan kucel itu cenderung tenang. Coky tidak mengenakan baju dan tampak memegang rokok. Sedangkan abangnya mengenakan kaus. Tubuh keduanya kurus. Lantai dan dinding tempat mereka dikurung tampak berwarna kecoklatan.

Di rumah sederhana itu, keduanya tinggal bersama ibunya yang sudah renta, Boru Hutagaol (84), dan abang mereka, Hasudungan Tampubolon. Abang adik I I merupakan anak nomor ke-8 dan 7 dari keluarga Tampubolon. Ibunya yang sudah pikun tak banyak bicara, saat tim datang hendak memboyong kedua anaknya ke RSJ.

Hasudungan saat diwawancarai menyebut, bibit depresi yang dialami kedua adiknya terjadi sejak lama. Yang pertama kali menunjukkan gelagat depresi adalah adiknya yang paling bungsu, Coky Tampubolon.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
ODGJ_Iwan Tampubolon (43) dan Coky Tampubolon (39) saat akan dilepaskan dari kurungan dalam rumahnya di Jalan Garpu Medan, Kamis (03/5) Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Pemkot Medan melepas Iwan tampubolon dan adik nya Coky tampubolon dari kurungan untuk menjalani proses penyembuhan di rumah sakit jiwa.

“Si Coky ini sebenarnya agak bandal. Sejak kecil dulu bandalnya sudah nampak. Dia tidak tamat sekolah, cuma sampai kelas 5 SD saja. Dia itu tidak mau diajari. Tapi mengajari yang pintaran. Dia itu pintar waktu kecil,” ungkap Hasudungan kepada Sumut Pos, Kamis (3/5).

Setelah beranjak dewasa, persisnya di usia 20 tahunan, Coky mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa. Banyak tetangga yang komplain dengan sikapnya. “Memang sudah nampak gejalanya sejak lama. Tapi mulai-mulai diobati sama mamak kami sejak tahun 2014 dibantu abangnya Iwan,” ceritanya.

Lain lagi kisah gangguan jiwa yang dialami Iwan Tampubolon. Dia mulai nampak ada yang aneh semenjak pulang merantau. Bukan masalah ekonomi yang menyebabkan Iwan mengalami depresi. “Dia sempat berjualan di Pasar Petisah. Lumayan juga dulunya dia mendapat duit,” ujar Hasudungan.

Puncak kelainan jiwa yang dialami Iwan mulai tampak aneh sejak berusia 30 tahunan. Mulai di usia itu dia mulai bicara melantur. “Kalau si Iwan ini dia cenderung tenang. Cuma ya sering melantur. Dia itu dulu sempat ke Jakarta diajak temannya. Pulang dari Jakarta, mulailah melantur dia. Tapi lebih tenang ketimbang adik saya yang satu lagi,” ungkapnya.

Kenapa mereka dikurung, menurut Hasudungan, karena adik-adiknya kerap bermasalah dengan tetangga sekitar. “Kami kerangkeng di rumah karena komplain warga sekitar,” ungkapnya.

Sempat pula orangtua mereka mendapat perlakuan kasar dari Coky. Hal itu terjadi ketika mereka tinggal bertiga. “Sewaktu saya tidak ada di rumah, dibantingnya ibu saya. Ya bagaimanalah orangtua mau melawan. Si Iwan pun pernah bersikap kasar pada ibu saya. Tapi ya bagaimanalah… namanya juga orang sudah stress, mana tahu lagi dia apa yang dibuatnya,” kata Hasudungan.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
ODGJ_Coky Tampubolon diajak berbicara oleh petugas dari Dinas Sosial usai dilepaskan dari kurungan dalam rumahnya di Jalan Garpu Medan, Kamis (03/5) Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Pemkot Medan melepas Iwan tampubolon dan adik nya Coky tampubolon dari kurungan untuk menjalani proses penyembuhan di rumah sakit jiwa.

Menurut cerita warga sekitar, gangguan jiwa yang dialami Coky diduga lantaran pengaruh narkotika. “Kata orang-orang di sini sih karena pengaruh narkoba. Tapi kita tidak tahu lah itu,” ujarnya.

Dia berharap setelah adiknya dibawa ke RSJ, tim dokter mampu menyembuhkan adik-adiknya. Dia mengharapkan perawatan yang manusiawi bisa dirasakan oleh kedua adiknya. “Ya mereka kan manusia, dirawat manusiawi pulalah,” harapnya.

Setelah pihak keluarga mendapat penjelasan, kedua abang beradik itu dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Prof Dr M Ildrem di Jalan Pintu Air, Medan. Mereka dibawa tim kuranglebih pukul 10.30 WIB.

“Ya kita harap keduanya bisa ditangani baik di sana,” ujar Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Jiwa Dinkes Medan, dr Poucut Fatimah Sari.

Dia mengatakan, keduanya sudah dikerangkeng sejak 4 tahun yang lalu. “Bisa jadi sudah sejak lama, namun baru mulai nampak serius empat tahun lalu,” ungkapnya.  (dvs)

Exit mobile version