Site icon SumutPos

Jalur Layang KA hingga Danau Toba

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
HAMPIR SELESAI_Pekerja melintas di jalur layang kereta api yang hampir rampung di Jalan Emas Medan, beberapa waktu lalu. Jalur rel ganda tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.

SUMUTPOS.CO – Warga Sumatera Utara layak bersukacita. Rencananya, semua rute jalur kereta api di Sumut bakal menggunakan jalur layang. Tahap pertama, jalur layang dibangun mulai dari rute Stasiun Pulo Brayan-Stasiun Besar Medan-Stasiun Bandara KNIA, Kabupaten Deli Serdang. Ke depan, jalur layang KA ini akan dibangun hingga ke Danau Toba.

Pembangunan jalur layang kereta api tahap pertama di Sumut memiliki panjang 10,8 kilometer. Rencananya akan beroperasi di akhir 2018. “Tujuannya untuk mengurangi aktivitas kereta jalur bawah. Dengan jalur layang ini, akan mengurangi kemacetan lalu lintas saat kereta api melintas di ruas jalan protokol di Kota Medan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Tenik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Utara, Fakhrul Rivai Hasibuan kepada Sumut Pos, Kamis (3/5) siang.

Fakhrul mengatakan, pembangunan jalur layang kereta api Medan-KNIA untuk mendukung pengembangan perkeretaapian di Sumatera Utara. Pembangunan menggunakan anggaran APBN selama 4 tahun, dimulai tahun 2015. “Kita harapkan di bulan November atau Desember tahun ini sudah beroperasi,” ungkap Fakhrul.

Nantinya, jalur layang kereta api pertama di Sumut ini akan digunakan kereta api rute Stasiun Besar Medan-Bandara KNIA. Maklum, volume aktivitas KA bandara itu cukup tinggi setiap hari. “Perlintasan KA Medan-Bandara per hari sebanyak 72 lintasan, melayani penumpang mulai pukul 03.30 WIB pagi dari Stasiun Medan dan mulai pukul 04.40 WIB pagi dari Stasiun Bandara Kualanamu,” tutur Fakhrul.

Pembangunan jalur layang KA tahap kedua dilaksanakan untuk rute KA Stasiun Binjai-Medan. Jalur ini dibiayai menggunakan usulan anggaran APBN 2019. Rencananya dikerjakan tahun depan.

“Selanjutnya, semua rute jalur kereta api di Sumut akan menggunakan jalur layang. Hingga ke Rantauprapat. Sedangkan rel jalur bawah semua clear (tidak ada lagi). Tujuannya, menghilangkan lintas sebidang,” jelasnya.

Selanjutnya, jalur layang kereta api akan terus dikembangkan oleh Balai Tenik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Utara hingga ke Danau Toba. Hal ini sesuai program Presiden Joko Widodo untuk memberikan infrastruktur dan fasilitas baik menuju Danau Toba. “Jalur layang kereta api ini satu jalur menuju Danau Toba,” ungkap Fakhrul.

Balai Tenik Perkeretaapian menargetkan program jalur layang kereta api ini bisa selesai dalam 4 tahun, tergantung anggaran dari pusat.

Fakhrul menjelaskan, Kota Medan idealnya memiliki 6 jalur kereta api. Hal itu mengingat volume lintas kereta api cukup tinggi setiap hari. “Karena itulah kita terus melakukan pengembangan untuk perkeretaapian di Sumatera Utara,” kata Fakhrul.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENGERJAAN_Kereta api melintasi areal pembangunan proyek rel layang di Stasiun Besar Medan, beberapa waktu lalu. Pembangunan rel layang kereta api Medan-Bandara Kualanamu, Medan-Binjai, dan Medan-Belawan yang ditargetkan selesai akhir 2018 tersebut untuk mendukung kelancaran transportasi sekaligus menekan kemacetan.

Rute-Sumut-Aceh

Sementara itu, untuk mendukung program kerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk Trans Sumatera, Balai Tenik Perkeretaapian saat ini tengah membangun dan menghidupkan kembali rel mati rute Sumut-Aceh. Pengerjaan kita tengah berlangsung.

“Jalur KA Binjai-Besitang-Langsa sedang progres pembangunan. Kita menyambung yang ada. Program ini akan sampai ke Banda Aceh,” tandasnya.

Djarot Dorong Transportasi Berbasis Rel

Terkait jalur transportasi kereta api, calon Gubenur Sumatera Utara (Sumut), Djarot Saiful Hidayat bersama anggota DPR RI, Trimedya Panjaitan dan Nusyirwan Soejono, meninjau pembangunan jalur ganda layang kereta api di Kota Medan, Kamis (3/5).

Dalam kesempatan itu, Djarot menyebutkan, untuk mengurai kemacetan di Kota Medan di masa mendatang, angkutan massa sebaiknya didorong agar menggunakan transportasi berbasis rel.

Menurutnya, transportasi berbasis jalan raya, seperti Trans Jakarta di DKI saja, butuh waktu lama untuk pembebasan lahan. Apalagi untuk Kota Medan yang jalan-jalannya relatif sempit. Oleh sebab itu, menurut dia, solusinya adalah mendorong pembangunan kereta api ringan atau yang dikenal juga sebagai LRT (Light Rail Transit).

“Solusinya adalah mendorong penggunaan angkutan berbasis rel atau menggunakan sistem LRT,” ujarnya.

Kemudian, ditentukan titik di mana akan dibangun lokasi transit dengan konsep TOD (Transit Oriented Development). Tujuannya, untuk mengintegrasikan moda transportasi yang sudah ada, utamanya Medan, Deli Serdang dan Binjai. “Dengan cara seperti itu, kemacetan di Kota Medan akan teratasi karena kita dorong orang untuk naik kereta api,” kata Djarot.

Saat peninjauan tersebut, Djarot didampingi Galih, Penanggung Jawab Lapangan PT Wika. Pembangunan jalur kereta elevated atau kereta layang di Stasiun Medan rencananya akan diselesaikan pada November tahun ini. “Tadi disampaikan sudah on schedule ya, sudah selesai 94 persen. Tahun ini diharapkan sudah selesai,” ungkapnya.

Jalur kereta yang melintasi Kota Medan hingga Bandara Kuala Namu di Deli Serdang tersebut berjarak 32 kilometer. Namun 10,8 kilometer diantaranya akan selesai di Oktober atau November mendatang. (gus/bal)

Tahapan pembangunan Jalur Layang Kereta Api di Sumut

No.         Rute                                                      Target Selesai

  1. Rute Medan-Bandara KNIA 2018
  2. Rute Medan-Binjai 2019
  3. Rute KA-se-Sumut 2020-2024
  4. Rute Siantar-Danau Toba 2024-selesai
  5. Rute Sumut-Aceh Mulai 2018

Sumber: Balai Tenik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Utara

Exit mobile version