Site icon SumutPos

Perampokan Marak di Medan, Pengusaha Ketakutan

Perampok bersenjata-Ilustrasi.
Perampok bersenjata-Ilustrasi.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Kembali beraksinya pelaku perampokan menggunakan senjata api di Kota Medan, membuat kalangan pengusaha ketakutan. Pasalnya, mereka kerap kali menjadi target pelaku kejahatan.

Acuan (43) pengusaha udang dan ikan di kawawan Medan Utara mengaku cemas mengetahui aksi perampok bersenajata api di Simpang Pulo Brayan. Pasalnya, warga Simpang Tocet, Medan Marelan ini, saban hari menyetorkan uang Rp 30 jutaan sebagai pembayaran pembelian udang di Gabion, Belawan.

“Setiap hari saya membawa uang, paling sedikit Rp 30 juta untuk pembayaran pembelian udang dan ikan di Gabion Belawan. Tapi karena situasi di Kota Medan sudah tidak aman lagi, jadi saya sekarang berhati-hati membawa uang. Dulu saya pernah menjadi korban perampokan. Rp10 juta berhasil digasak para kawanan perampok di Jalan KL Yos sudarso, Simpang Selebes, Medan Belawan,” ujarnya.

Karena itu, Acuan berharap polisi segera bertindak dan menekan angka kejahatan yang terjadi di Medan. “Mana mungkin setiap melakukan transaksi atau pengambilan uang, kita harus meminta pengawalan? Mau berapa lagi kita harus mengeluarkan uang,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Pengusaha Tabung gas Elpiji, Yudi (37) warga Marelan. Setiap harinya, lelaki dua orang anak itu selalu menyetor uang sebesar Rp6 juta kepada agen gas elpiji.

“Saya setiap hari harus menyetor uang sebesar 6 juta kepada agen gas elpiji. Uang itu hasil pengambilan tabung gas. Karena suasana sudah tidak aman lagi, setiap menyetor uang saya selalu minta ditemani oleh saudara maupun teman. Sekarang para perampok dalam melakukan aksinya mengunakan senjata api dan para perampok juga tega menghabisi nyawa korbanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ikhram (30) warga Simpang Kantor mengatakan kalau petugas kepolisian di Sumatera Utara bergerak sangat lambat. “Coba lihat dulu massa kepemimpinan Kapoldasu yang dijabat Sutanto, kondisi Sumatera Utara sangat aman. Bahkan judi tidak merajalela di Sumut. Kenapa sekarang kondisi Sumatera Utara khususnya Medan Utara tidak aman lagi? Karena banyak pihak kepolisian yang sekarang takut kepada para penjahat. Sekarang penjahat memiliki senjata api juga,” cecarnya.

Pantauan di jajaran Polres Pelabuhan Belawan, terhitung sejak bulan Januari sampai bulan Juni, aksi perampokan di kawasan Medan Utara sudah terjadi sebanyak 25 kali, dimana pihak kepolisian belum juga dapat menagkap para pelaku perampokan.

Salah satu kasus perampokan yang tak kunjung diselesaikan Polisi adalah kasus toko Emas Tarigan. Genda Tarigan (35) selaku adik pemilik toko mengaku kecewa dengan kinerja kepolisian.

Kasus tersebut telah berjalan 1 tahun, namun pelaku yang menggondol emas 2 kilo gram dari tokonya tak jelas kabar beritanya. Genda malah mengaku semakin takut, terlebih kabar terbaru 3 perampok berpistol beraksi di simpang Pulo Brayan.

“Jangan difoto kami ya bang masih takut kami nanti dirampok lagi kami,” ungkap Tarigan.

Menurutnya hingga kini ayahnya dan keluarganya masih merugi soal emas yang dirampok tersebut. Namun keluarganya terus bangkit dari keterpurukan. “Kami maunya pelaku segera ditangkap, kan sudah lama juga pelaku nggak ditangkap,” ungkap Tarigan.

Dengan alasan keamanan, Genda mengaku sudah menyiapkan senjata, namun hanya senjata jenis parang. “Tapi kalau perampoknya pakai senpi ya pasrah lah, hehehehe,” ujar Genda sambil berkelakar. (mag-1/mri/bd)

Exit mobile version