Site icon SumutPos

Gara-gara Spanduk, Massa Blokir Jalan SMAN 2 Medan

Foto: Oki/PM Gara-gara pemasangan spanduk pembangunan rusunawa, warga Karangsari Medan memblokir jalan menuju SMAN 2 medan, Rabu (3/8/2016).
Foto: Oki/PM
Gara-gara pemasangan spanduk pembangunan rusunawa, warga Karangsari Medan memblokir jalan menuju SMAN 2 medan, Rabu (3/8/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Spanduk pembangunan Rusunawa yang terbentang di tanah kosong sebelah Jalan Pipa I, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, membuat ratusan massa melakukan aksi blokir Jalan SMA 2, Rabu (3/8).

Massa menuding pemerintah tidak pro rakyat. Massa berpikiran, klaim atas tanah sepetak yang dipergunakan sebagai Rusunawa bisa meluas hingga ke seluruh Kelurahan Sari Rejo.

Asap hitam membumbung tinggi ketika massa membakar ban bekas yang dicampur sejumlah bambu. Itu sebagai bentuk aksi protes mereka. Tepat pukul 09.30 WIB, massa aksi memblokir jalan tersebut.Akibat ini, arus lalu lintas sempat macet total. Saat massa membakar ban, polisi belum terlihat di lokasi kejadian.

Spanduk yang berisikan ‘Mohon doa restu, Program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan, di atas lahan ini akan dibangun Rusunawa bagi Kosekhanudnas III dan Wing III Paskhas.

Aset tanah Dephankam RI Cq TNI AU Cq Pangkalan TNI AU Soewondo Inventaris Kekayaan Negara (IKN) Noreg 50506001’ inilah, yang memicu massa dari Karang Sari, memblokir Jalan SMA 2, Kecamatan Medan. Melihat spanduk itu, sebanyak 5.600 KK yang sudah bermukim sejak tahun 1948 ini menurunkan spanduk tersebut.

Mereka langsung membentangkan spanduk tersebut di tengah Jalan SMA 2 sembari membakar ban. “Kami disini masyarakat marah. Kenapa kami marah? Kami sudah 68 tahun tinggal di Sari Rejo ini. Sejak tahun 1948. Jadi tolong kami. Kami berontak karena spanduk itu. Padahal kami tidak pernah mencari gara-gara,” kata Nur Aisyah Nasution (50) warga Sari Rejo.

Menurut dia, spanduk yang bunyinya tentang inventaris negara itu tidak benar. Dia menyebut, massa melakukan blokir Jalan SMA 2 secara spontan. Spanduk itu, kata massa, menyulitkan 36 ribu jiwa masyarakat Sari Rejo.

Dia bilang, perwakilan masyarakat Sari Rejo sudah mengikuti Rapat Dengar Pendapat di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. “Tapi kenapa ini buat spanduk tanah inventaris negara. Tentu kami marah masyarakat sini. Ini tanah masyarakat yang memang punya hak-nya disini. Hidup berkeluarga kami di Sari Rejo,” kata dia.

Ibu Suti-sapaan akrabnya ini bilang, RDP berlangsung di Gedung DPR RI, November 2015. Hasilnya, kata Ibu Suti, AURI dan BPN harus memberikan berkas yang sebenar-sebenarnya. “Ada alas hak kami. Ini bukan inventaris negara. Karena TNI AU yang memasang spanduk tanah negara makanya kami marah. Tanah kosong samping Jalan Pipa I. Sudah dua hari yang lalu dipasang. Itu yang buat marah. TNI AU duluan yang mancing. Kami masyarakat tetap bertahan, kalau belum ada kejelasan,” tambah Ibu Suti.

Massa tetap bersikukuh menunggu kedatangan perwakilan TNI AU. Menurut massa, persoalan ini harus dijelaskan oleh TNI AU. Agar kawasan Sari Rejo tanah seluas 260 hektar dapat dipertahankan sebagai milik warga. Akibat ini, kemacetan mengular panjang tepat di depan Perumahan Malibu, Medan Polonia. Aksi ini dimulai pukul 09.30 WIB. Sekitar pukul 10.30 WIB, masyarakat masih menutup jalan.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Bonic pun tampak di tengah masyarakat. Ronni berusaha menenangkan masyarakat untuk membuka kembali jalan yang diblokir.Tampak Ronni melakukan cara persuasif. Didampingi Waka Polsek Medan Baru, AKP Sangkot Simare-mare, perwira polisi ini berusaha menenangkan marah.”Kami berusaha melindungi tanah kami. Kami menang ini. Ini tanah rakyat. Kok yang sipit-sipit itu yang dikasih. Masak spanduk kami dibuka seenaknya,” kata salah seorang warga kepada Kompol Ronni Bonic.

Pantauan wartawan, massa dari kaum hawa berjoget-joget di spanduk yang dibentangkan untuk memblokir jalan. “Pak Jokowi ini tanah kami. Tanah rakyat,” kata warga sembari berjoget.

Hingga pukul 12.30 WIB, massa tetap memblokir jalan. Belum ada perwakilan dari TNI AU datang menemui massa.

Anehnya, Camat Medan Polonia, Aidal malah buru-buru kabur saat ditanya wartawan. Alhasil, jawaban yang diperoleh tak memuaskan. “Saya belum tahu, belum tahu. Nantilah,” jawab Aidal.

Sementara, Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Bonic menyatatkan, massa sudah membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB. “Ya mereka sudah bubar, itu karena kita himbau kalau ini pengguna jalan mau lewat,” tandasnya. (ted/ije)

Exit mobile version