Site icon SumutPos

Pedagang Aksara Tolak Relokasi ke MMTC, Jadi Gimana…?

Foto: Debby Manullang/Sumut Pos Pedagang Aksara memblokir jalan, memprotes kebijakan pemerintah yang hendak merelokasi mereka ke MMTC, Rabu (3/8).
Foto: Debby Manullang/Sumut Pos
Pedagang Aksara memblokir jalan, memprotes kebijakan pemerintah yang hendak merelokasi mereka ke MMTC, Rabu (3/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak ada kesimpulan apapun dari rapat dengar pendapat (RDP) Komisi C DPRD Medan dengan perwakilan pedagang Pasar Aksara, di ruang Komisi C, Rabu (3/8).

Pedagang korban kebakaran tersebut tetap menolak direlokasi ke Medan Mega Trade Centre (MMTC) Jl. Wiliem Iskandar. “Kesimpulan saat ini tidak ada. Pemilik hak sewa yang sah sebanyak 50 pedagang plus 1, harus memutuskan sikap. Kemudian ini yang dikomunikasikan ke pemko. Karena pemko tetap final merelokasi ke MMTC,” kata Ketua Komisi C Anton Panggaben dalam RDP tersebut.

Keterwakilan pemilik atau penyewa kios sebanyak 50 orang plus 1 ini, menurut Anton, diminta duduk bersama Pemko Medan membicarakan perkembangan nasib pedagang dan hal lainnya. Di mana tidak lagi membawa nama Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU). “Jadi rekomendasi menunggu hasil rapat pedagang,” kata politisi Demokrat ini.

Menurut Anton, pedagang sudah terlalu lama menunggu penampungan sementara untuk berjualan. Kalaupun relokasi di lahan parkir mau digunakan, pemko harus pertegas dan perjelas mekanismenya. “Masalahnya pedagang tidak mau ke MMTC. Sementara kalau diletak di lahan parkir, radius itu harus kosong minimal 30 meter dari bangunan. Pun demikian, bila tetap direlokasi ke MMTC apa jaminan sama pedagang?” kata Anton.

Mayoritas anggota dewan di Komisi C hadir dalam RDP itu, di antaranya Wakil Ketua Zulkifli Lubis, anggota Komisi C Hasyim, Boydo HK Panjaitan, Hendra DS, Godfried Lubis, T Eswin, dan Salman Alfarisi. Sedangkan dari Pemko Medan diwakili Assisten Umum Setdako Medan Ikhwan Habibi Daulay, dan Kabag Hukum Sulaiman Harahap.

Anggota Komisi C Salman Alfarisi mengatakan, pemko harus menyusun mekanisme relokasi dan sosialisasi terhadap pedagang. “Mereka (pedagang) bukan gak mau ke sana, masalahnya dagangan mereka gak laku. Hanya kekliruan bagi pemko tunjuk MMTC tanpa koordinasi dengan pedagang, kita minta jangan direalisasikan dulu sebelum ada persetujuan pedagang, juga yang menjadi patokan pedagang yang punya hak sewa bukan pada penyewa
Plus, jika pemko berhasil kumpulkan persetujuan supaya jangan ada pedagang lain yang ikut direlokasi,” jelas politisi PKS itu. “Jadi kita serahkan kepada pedagang. Kita tidak putuskan yang muluk-muluk. Coba galang 50+1 itu. Kalau berhasil di antara pedagang tidak setuju harus menjadi komitmen bersama. Pemko pun harus berhasil mengumpulkan persetujuan, jangan lagi ada pedagang keberatan,” pungkasnya.

Hendra DS sependapat dengan pandangan Anton dan Salman. Menurutnya pedagang harus terlebih dahulu sepakati terkait relokasi dengan pemko, setelah itu hasilnya ditembuskan ke Komisi C. “Kawan-kawan pedagang harus berunding dulu. Apa hasilnya kasihkan ke kami agar kami bisa mengambil langkah selanjutnya,” kata Hendra.

Sebelumnya, Ursan Lubis selaku Ketua P3TSU dalam RDP itu mengungkapkan, hampir sebulan paskakebakaran Pasar Aksara pihaknya seperti tidak diperhatikan, terutama soal penampungan sementara bagi pedagang. “Permintaan kami kalau bisa relokasi di lahan parkir, tak ditutup jalan tapi dipinggir jalannya. Ini sangat kami harapkan tapi tak ditanggapi. Inilah saatnya menampung aspirasi agar secepat relokasinya, ribuan orang sudah menderita, kami pun berharap dibangun kembali jangan ada penambahan lantai 1 dan 2, jangan diundi lagi,” katanya.

Pedagang aksara Turnip menyatakan, dari komunikasi pihaknya dengan Assisten Ekbang Qamarul Fattah, ada dana tak terduga untuk bangun relokasi di MMTC. “Kalau dana itu diberi ke lahan parkir gak salah toh? Kita siap kontrak dan bermohon agar tidak ke MMTC. Saya lihat terjadi problem MMTC 6 bulan selesai, setelah itu kami mau ke mana? Tanggung jawab gak kalau (gedung Aksara) itu langsung dibangun?” katanya.

Sementara itu, Assisten Umum Ikhwan Habibi Daulay mengatakan keputusan Pemko Medan relokasi sementara pedagang sudah final di MMTC. Pihaknya menegaskan tidak benar adanya isu peruntukan mengenai gedung Pasar Aksara yang terbakar. “Komitmen itu masih tetap karena lahan gak ada. Kalau dikatakan masih ada lahan milik Salim (Manager PT AJI) kalau diluar ada isu terkait Pasar Aksara rencana itu belum ada, sesuai petunjuk Wapres Aksara nanti segera dibangun kembali,” jelasnya.

Ikhwan menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menyusun anggaran untuk relokasi di MMTC. “Keadaan ini mendesak, jadi ada kewenangan ambil dana tak terduga dan kita sedang susun RKA terhadap relokasi dimaksud. Kenapa tak dilokasi Pasar Aksara, bangunan tak bisa dijamin,” katanya.

Menurutnya pemko punya lahan seluas 4000 meter di lokasi Pasar Aksara. Diambilnya sikap relokasi ke MMTC agar cepat merespon nasib pedagang. “Sosialisasi sudah dilakukan PD Pasar, secara teknis bahwa bangunan itu tak bisa dipastikan keutuhannya. Apalagi penelitian itu butuh waktu lama, maka ada statemen radius 300 meter jangan ada aktivitas di situ, makanya saya senang pertemuan ini untuk cari soslusi,” jelasnya seraya meminta agar para pedagang tidak berjualan di badan jalan karena hal itu dapat mengganggu pengendara.

Pihaknya berharap pengalaman di Pasar Sukaramai jangan sampai terulang. Namun permasalahannya, sampai sekarang PT. Aksara Jaya Indah (AJI) tidak pernah mau datang ketika diundang rapat bersama pemko. “Kalau memang pedagang mau ditempat Salim (PT. AJI) kita akan panggil lagi dan negosiasikan. Pemko bukannya sudah panggil, melainkan PT AJI sampai detik ini tak mau datang,” pungkasnya.

Blokir Jalan
Ratusan pedagang pasar Aksara, kembali mengamuk, Rabu (3/8). Mereka memblokir perempatan Jalan HM Yamin, Jalan Letda Sujono, Jalan AR Hakim dan Jalan William Iskandar dengan membuat barisan di setiap sudut jalan, ditambah membakar ban bekas, di tengah-tengah perempatan jalan yang mereka blokir itu.

Akibatnya arus lalu lintas tertutup. Oleh karena itu, sempat terjadi saling dorong antara pedagang dan Polisi serta tegang urat antara pedagang dengan pengguna jalan, khususnya supir angkutan umum dan penarik becak motor.

” Kami juga butuh makan. Mau ke mana kami lagi mengadu. Terlebih Walikota itu tidak mau bertemu kami. Semalam kami diundang oleh DPD, namun tidak datang juga Walikota, ” ujar para pedagang saat ditanya wartawan.

Lebih lanjut, disebut sejumlah pedagang itu, mereka sudah sangat terjepit dengan kebutuhan ekonomi. Bahkan, ditegaskan para pedagang itu jika untuk memenuhi kebutuhan makan saja, sudah kesulitan mereka. Oleh karena itu, disebut mereka jika pemerintah harus segera bertindak dengan bijaksana, untuk kelangsungan hidup mereka.

“Kaki tidak mau ke MMTC. Di samping Ramayana itu luas. Di situ kami buat dan di sepanjang jalan ini, ” ungkap sejumlah pedagang itu mengakhiri.

Pantauan Sumut Pos, dalam aksi itu para pedagang itu menyanyikan lagi Indonesia Raya dan beberapa lagi nasional lainnya, sambil mengibar-ngibarkan bendera merah-putih. Selain itu, Orator dengan pengeras suara, juga terus membakar semangat para pedagang. Oleh karena itu ban bekas yang dibakar, terus ditambah, guna menyemarakkan aksi.

“Kemarin semuanya berjanji akan menjumpakan kami dengan wali kota. Mana, nggak adanya semuanya. Kalau gitu, kami tuntut hak kami sendiri. Untuk itu, pantang mundur demi kejujuran, ” teriak para pedagang.

Seiring berjalannya waktu, sekira pukul 12.15 WIB, tiba-tiba saja para pedagang, menutup mati jalan dari arah Jalan Letda Sujono. Mereka berbaris di ujung Jalan, lalu meletakkan 3 buah meja dan duduk di atas meja itu, sambil membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan mereka.

Oleh karena itu, sebuah angkutan umum 121 BK 1113 DI, terjebak, tidak bisa maju dan juga tidak bisa mundur, sehingga kenderaan yang ada di belakang ikut terjebak tidak bisa melaju. Akibatnya suara klakson kenderaan bersahutan.

Akibat sikap para pedagang itu membuat Kapolsek Percut Seituan, Kompol Lesman Zendrato marah. Dia mendatangi para pedagang yang menutup jalan, kemudian menarik dan menendang meja yang dijadikan penutup jalan. Oleh karena itu, saling dorong terjadi. Seorang pedagang wanita berbadan gempal, seketika menarik Kompol Lesman Zendrato lalu memeluknya erat. Bahkan wanita itu, sampai terseret di aspal, namun tetap berupaya mencengkram Kompol Lesman Zendrato, walau hanya di bagian kaki Kompol Lesman Zendrato.

Akibat kondisi itu, sejumlah personel Polsek Percut Seituan datang, kemudian melindungi Kompol Lesman Zendrato. Oleh karena itu, baku hantam hampir terjadi. Situasi kembali redah setelah Polisi memilih membiarkan pedagang menutup jalan. Oleh karena itu, Jalan dari arah Jalan William Iskandar dan Jalan HM Yamin, turut ditutup para pedagang. Hanya kenderaan dari arah Jalan HM Yamin menuju Jalan William Iskandar dan dari Jalan William Iskandar ke Jalan Letda Sujono saja yang bisa.

Akibat kondisi itu, membuat pengguna jalan merasa terganggu. Oleh karena itu, beberapa pengguna jalan, khususnya supir angkot dan penarik becak motor, menemui para pedagang. Karena tidak sepaham, adu mulut sempat terjadi. Melihat situasi itu, Polisi kembali turun tangan dengan menyuruh pengguna jalan dari arah Jalan Letda Sujono, memutar arah. “Kami juga cari makan. Sama-sama mau makan kita,” teriak beberapa supir angkot dan penarik becak motor.

Sekira pukul 12.50 WIB, jalur dari arah Jalan William Iskandar menuju Jalan HM Yamin, dibuka oleh sejumlah orang yang mengenakan lobe sehingga seketika para pedagang tersulut. Namun setelah para pria berlobe itu menyebut ambulance membawa jenazah hendak lewat, para pedagang itu membantu membukakan jalan. Namun, setelah ambulance BK 1208 XJ itu lewat, para pedagang kembali menutup jalan.

Setelah kembali menutup jalan dan kembali melanjutkan aksi, tiba-tiba para pedagang didatangi oleh Kompol Lesman Zendrato. Seketika itu, Kompol Lesman Zendrato diteriaki. Bahkan, wanita yang tadi memeluk badan Kompol Lesman Zendrato, mencoba kembali memeluk, sehingga Kompol Lesman Zendrato lari. Terlebih, seorang pedagang wanita tua, turut mengejar, hingga Kompol Lesman Zendrato lari ke pos lalu lintas.

Aksi para pedagang itu berhenti setelah seorang perwakilan PD Pasar, menyebut untuk para pedagang sementara jualan di pinggiran Jalan AR Hakim. Selain itu, disebut pria yang mengaku bernama Syafrizal Lubis itu, permintaan pedagang untuk berjualan di halaman bekas lokasi parkir buana plaza, akan disampaikannya ke pimpinannya. Oleh karena itu, para pedagang kemudian membubarkan diri dengan damai. (ain/prn/ije)

Exit mobile version