Site icon SumutPos

Harga Emas Rp516 ribu per Gram

Naik Sepuluh Ribu dalam Tiga Hari

MEDAN- Emas kembali mengalami kenaikan sekitar Rp10 ribu per gram dalam tiga hari. Saat ini, harga emas mencapai Rp516.500 ribu per gram. Padahal, pada hari penutupan Jumat (31/8) lalu masih Rp506.500 per gram.

EMAS: Seorang karyawan menunjukan susunan emas kepada pembeli di toko emas Suranta Pasar Pringgan Medan, Senin (27/8) lalu.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Kenaikan harga emas ini dikarenakan harga di pasar internasional juga mengalami kenaikan. Dan, ini merupakan harga tertinggi selama 5 bulan terakhir ini. Saat ini, harga spot internasional US$1.686,43 per ons atau mendekati kenaikan tertinggi selama lima bulan di level US$1.692,71 pada Jumat. Sementara itu, harga emas di Amerika sedikit berubah menjadi US$1.689. Kenaikan harga emas ini juga membuat kenaikan harga platinum spot naik 0,4 persen menjadi US$1.535,59 setelah jatuh 0,8 persen pekan lalu. “Kalau harga emas kan mengikuti harga internasional. Dan pertambangan di Afrika juga sedang naik daun. Karena mereka akan berhenti mogok. Jadi, semua yang nilai tambang mengalami kenaikan
termasuk emas dan platinum,” ujar salah satu penjual emas di Pasar Pringgan “Suranta”, Edi Suranta.

Untuk di Medan sendiri, saat ini harga emas sudah menyentuh Rp516,500 per gram. Padahal, pada Senin pagi saat pembukaan hingga siang hari, harga emas hanya Rp516 ribu per gram (lengkapnya lihat grafis). “Cepat sekali naiknya. Karena emas sangat bergantung dengan situasi internasional,” tambahnya.

Sementara itu, harga emas batangan milik Aneka Tambang (Antam) naik Rp1.500 per gram dari Rp554.000 menjadi Rp555.500 per gram. Sedangkan untuk emas batangan pecahan 5 gram Rp2.628.000 naik dari Rp2.620.500. Pecahan 10 gram Rp 5.215.000, naik dari Rp5.200.000. Pecahan 25 gram Rp12.962.500, naik dari harga kemarin yang berkisar Rp12.925.000.

Tak pelak hal ini cukup menggiurkan bagi warga yang ingin berinvestasi. Apalagi, berinvestasi dengan emas cenderung lebih menguntungkan dibanding menyimpan uang di bank. Selama ini menyimpan uang atau dana lebih yang dimiliki, paling aman adalah di tabungan atau deposito di Bank. Selain simpanannya dijamin oleh pemerintah, kelihatannya tidak ada risiko rugi karena selama kita menyimpan, maka akan mendapat bunga dari simpanan tersebut.

Yang menjadi masalah adalah bila bunga bank ini nilainya lebih kecil dari rata-rata angka inflasi yang terjadi di Indonesia. Intinya bila uang kita simpan di bank, nilainya akan turun meskipun ditambah bunga dari bank tersebut.

Menyimpan uang yang paling aman adalah dalam bentuk emas sebagai logam mulia. Pasalnya, kenaikan nilai logam mulia emas ini selalu lebih tinggi dari angka inflasi, dan jauh lebih tinggi dibanding bunga bank. Kenaikan harga emas, rata-rata per tahun 20 persen sedangkan bunga deposito tidak pernah lebih dari 10 persen.

Seperti dikutip dari situs emas-perak.com, kenaikan harga emas dalam 10 tahun kedepan bisa mencapai 2,5 juta per gramnya. Prediksi situs ini dengan asumsi emas pada 2012 senilai 480,000, maka dengan kenaikan 20 persen per tahunnya, pada 2022 harga emas akan mencapai 2,972,033.48 rupiah.

Untuk investasi, membeli emas batangan adalah cara yang paling mudah dan praktis, karena ongkos pengerjaan relatif kecil. Emas batangan bisa dibeli dalam satuan 5 gram, 10 gram, 50 gram, 100 gram dan seterusnya. Semakin besar dibeli, ongkos kerjanya semakin murah. Selisih ongkos kerja ini berkisar antara 10 ribu rupiah hingga 30 ribu rupiah. Banyak produsen emas lantakan yang bisa dipilih, diantaranya emas antam, emas UBS dan sebagainya. Untuk lebih aman dalam berinvestasi, belilah emas batangan yang bersertifikat. Meskipun sedikit lebih mahal, tetapi akan lebih mudah dalam menjualnya kelak.

Bila warga ingin investasi sekaligus untuk penampilan, membeli emas dalam bentuk perhiasan adalah pilihan yang paling baik. Hanya saja, investasi dalam bentuk perhiasan harus dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Karena ongkos untuk pembuatan perhiasan seperti kalung, cincin dan sebagainya biasanya cukup besar. Hal ini cukup beralasan karena perhiasan emas dijual sebagai logam mulia dan sebagai hasil kerajinan. Semakin rumit, detail dan indah tentu saja harganya jauh di atas harga emas itu sendiri.

Menguntungkan Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah

Trend kenaikan harga emas yang terjadi beberapa hari ini, dianggap cocok bagi masyarakat di Sumatera Utara untuk mulai investasi emas. Mengingat, kecondongan sifat masyarakat kita yang masih konvensional, yang menganggap emas sebagai lambang kekayaan seseorang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi USU, Jhon Tafbu Ritonga. “Ada 2 pemain dalam keuangan, pertama pemain modern yang lebih bermain di pasar keuangan seperti saham, tabungan, dan lainnya. Sedangkan pemain konvensional akan lebih bermain dengan investasi seperti emas, tanah, rumah, dan lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, dengan sistem masyarakat yang masih memegang teguh adat dan budaya, emas masih cocok untuk dijadikan alat untuk kekayaan. “Kalau untuk mengambil keuntungan dalam jangka waktu 1 hingga 2 bulan, silahkan bermain di pasar saham atau lainnya. Tetapi, kalau ingin mengambil keuntungan dan sabar menunggu minimal 6 hingga 12 bulan, maka emas sangat cocok,” tambahnya.

Dicontohkannya, dengan tambang asal Australia yang berinvestasi di tambang emas G-Resource di Batangtoru Tapanuli Selatan. “Bayangkan mereka sudah investasi sejak 1995 dan akan produksi pada tahun ini. Kalau tidak mengguntungkan, mana mungkin dipertahankan hingga 17 tahun. Ini nyata, bahwa emas sangat menguntungkan untuk jangka panjang,” ungkap Jhon.

“Emas itu tidak banyak, tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di dunia yang begitu banyak,” lanjutnya.

Dijelaskannya, kenaikan harga emas ini akan menguntungkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Apalagi, saat ini suku bunga sudah rendah. “Di pegadaian misalnya, suku bunga sudah rendah. Jadi, masyarakat akan mudah mendapatkan uang tunai hanya dengan emasnya walau beratnya kecil,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Unimed, M Ishak menyatakan, bahwa tidak semua masyarakat merasa untung bila investasi emas. Karena, sebagian masyarakat menganggap emas adalah barang basi. Karena keuntungan dari emas sangat lama dirasakan. Beda bila berinvestasi di pasar modal. “Pasar modal, hitungannya untuk mencapai keuntungan bisa dalam hitungan hari, kalau emas kan tidak seperti itu,” tambahnya.

Ishak juga menyatakan, kenaikan harga emas yang berlangsung belakangan ini ada beberapa alasan, misalnya pengusaha sedang menunggu kepastian di Sumut. “Saat ini lagi suasana politik sedang tidak netral, karena mau pilkada. Sehingga pengusaha lebih menunggu,” ujarnya.

Menunggunya pengusaha dalam hal ini, mereka lebih memilih untuk berinvestasi dengan emas. Sehingga uang tidak ada yang berputar. “Investasi dengan emas kan risikonya sangat kecil. Jadi, sambil menunggu kepastian, uang atau modal yang seharusnya diputar ke masyarakat, disimpan menjadi emas,” lanjut Ishak.

Alasan lain akan kenaikan harga emas, dikarenakan Dolar Amerika yang masih lemah. “Pilihan awal pengusaja untuk berinvestasi adalah Dollar, tetapi karena Dollar terus turun, ya dipilihlah alternatif kedua, emas,” ungkapnya.

Jatuhnya pilihan untuk berinvestasi emas, karena emas memiliki daya beli yang bertahan. Dan ini yang menguntungkan oleh masyarakat, terutama pengusaha. “Saya misalkan dengan uang Rp10 ribu. Kalau saat ini, kita bisa beli emas dengan harga tersebut. Televisi juga dapat dengan harga tersebut. Tetapi, 1 tahun ke depan, apakah kita bisa beli tv dengan harga yang sama?” ungkapnya.

Dijelaskannya, emas berparalel dengan harga barang. Karena itu, bila harga emas naik, maka akan membuat harga produk lain akan mengalami kenaikan juga, walau kenaikannya tidak terlalu jelas atau kentara. “Biasanya akan kita rasakan bila emas mengalami kenaikan sekitar 3 hingga 4 kali, baru terasa harga barang dipasaran sudah mulai,” pungkasnya. (ram/bbs)

[table caption=”Harga Emas Pascalebaran”]
Sepekan Lebaran,         Rp492.000.000 per gram
Senin (27/8)  ,           Rp509.000.000 per gram
Rabu (29/8)     ,        Rp507.000.000 per gram
Jumat (31/8)    ,         Rp506.500.000 per gram
Senin (3/9)     ,        Rp516.500.000 per gram

[/table]
Data Olahan Sumut Pos

[table caption=”PREDIKSI HARGA EMAS DI TAHUN YANG AKAN DATANG (Harga Emas dalam Rupiah per Gram)” th=”1″ delimiter=”|”]

Tahun| Harga Emas| Harga Emas| Harga Emas| Harga Emas
2012| 480.000| 480.000|480.000| 480,000
Kenaikan Harga|20%| 30%| 40%| 60%
2013| 576.000| 624.000|672.000| 768.000
2014| 691.200| 811.200| 940.800| 1.228.800
2015| 829.440| 1.054.560|1.317.120| 1.966.080
2016| 995.328|1.370.928| 1.843.968| 3.145.728
2017| 1.194.393,60| 1.782.206,40| 2.581.555,20| 5.033.164,80
2018| 1.433.272,32| 2.316.868,32| 3.614.177,28| 8.053.063,68
2019| 1.719.926,78| 3.011.928,82| 5.059.848,19| 12.884.901,89
2020| 2.063.912,14| 3.915.507,46| 7.083.787,47| 20.615.843,02
2021| 2.476.694,57| 5.090.159,70| 9.917.302,46| 32.985.348,83
2022| 2.972.033,48| 6.617.207,61| 13.884.223,44|52.776.558,13
2023| 3.566.440,18| 8.602.369,89| 19.437.912,81|84.442.493,01
2024| 4.279.728,22| 11.183.080,86| 27.213.077,94|135.107.988,82
2025| 5.135.673,86| 14.538.005,12| 38.098.309,12| 216.172.782,11

[/table]
Sumber: emas-perak.com

Exit mobile version