Site icon SumutPos

Kasek SD Negeri 064011 Diduga Sunat Uang Honor Guru

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Medan mengadukan dugaan pemotongan uang pembayaran honor para guru di sekolah SD Negeri 064011 di Kecamatan Medan Deli kepada wakil rakyat di DPRD Medan. Adanya oknum kepsek yang melakukan hal itu dinilai telah membuat kondisi kesejahteran para guru honorer di sekolah itu kian terpuruk.

Ilustrasi.

“Tadi kami sudah melaporkan hal itu kepada Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Pak Rajuddin.

Beliau sudah menerima laporan kami dan mengatakan akan menindaklanjutinya,” ucap Ketua FHI Kota Medan, Fahrul Lubis kepada Sumut Pos, Selasa (3/11).

Dikatakan Fahrul, para guru di SD Negeri 064011 Kecamatan Medan Deli telah mengadu kepadanya jika oknum Kepala Sekolah mereka yang baru, telah memotong uang honor mereka pada catur wulan terbaru ini, yakni sebesar 20 persen dari total Dana BOS.

“Selama ini saat kepsek yang lama, honor mereka itu 50 persen dari total dana BOS, sekarang dipotong 20 persen menjadi 30 persen. Akibatnya, honor mereka jadi berkurang. Padahal, alasan pemotongan juga tidak jelas apa sebabnya,” kata Fahrul.

Ia juga menjelaskan, bahwa saat ini para guru memilih untuk tidak mengambil gaji yang dimaksud karena tidak mau dibayar upahnya dengan nominal yang telah dipotong tersebut.

“Itu sebabnya kami adukan hal ini kepada DPRD Medan, kami harapkan oknum kepsek seperti ini tidak dibiarkan melakukan hal yang sewenang-wenang. Kami minta Disdik juga punya peran untuk mengatasi hal ini,” ujarnya.

Senada dengan Fahrul, kepada Sumut Pos, salah seorang guru SDN 064011, Haris juga membenarkan hal tersebut. Haris mengaku jika para guru di sekolah tersebut tak bersedia jika honor mereka dipotong untuk hal yang tidak seharusnya. Sebab, penggunaan 50 persen Dana BOS sebagai anggaran untuk membayar upah guru honorer telah lama disetujui oleh Mendikbud.

“Awalnya kami itu menerima sekitar Rp1,3 juta per bulan, karena 50 persen dana BOS dipakai untuk menggaji para guru honorer. Tapi sekarang tinggal Rp800 ribu sampai Rp1 juta karena tinggal 30 persen, 20 persen lagi gak tahu dipakai untuk apa. Tentu kami tidak mau. Honor kami itu terbilang kecil, karena siswa kami di sekolah itu ada lebih dari seribu siswa. Sekarang honor kami malah dipotong oleh Kepsek yang baru ini,” keluh Haris.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Medan, H Rajuddin Sagala membenarkan laporan yang telah diterima dirinya dari FHI Kota Medan. “Tadi sudah kita terima, katanya memang ada pemotongan honor dari Dana BOS,” ujarnya.

Rajuddin mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti aduan dari para guru honorer tersebut. Mengingat bila apa yang diadukan itu adalah benar adanya, maka oknum kepsek yang dimaksud pantas untuk diberikan tindakan tegas dari Dinas Pendidikan.

“Bila benar, kita mau tahu apa alasan Kepsek tersebut memotong honor para guru honorernya. Bila tanpa alasan jelas dan alasannya tidak mendasar atau tidak bisa diterima, maka kita minta Pemko Medan dalam hal ini Disdik Kota Medan untuk menindak tegas oknum Kepsek Nakal seperti itu. Kita mau semua harus transparan, jangan ada yang terzalimi,” pungkasnya. (map/ila)

Exit mobile version