Site icon SumutPos

Bertahun Hidup Sengsara di Hutan Serawak, Malaysia, Mildah dan 5 Anaknya Pulang ke Sumut

ISTIMEWA
JEMPUT: Sekdaprovsu R Sabrina bersama tim dan Konjen RI Yonny Tri Prayitno menjemput Mildah Situmorang dan kelima anaknya di tempat penampungan sementara milik KJRI di Kuching, Serawak, Malaysia, 
Senin (2/12).
ISTIMEWA
JEMPUT: Sekdaprovsu R Sabrina bersama tim dan Konjen RI Yonny Tri Prayitno menjemput Mildah Situmorang dan kelima anaknya di tempat penampungan sementara milik KJRI di Kuching, Serawak, Malaysia,
Senin (2/12).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penderitaan Mildah Situmorang (45), hidup di dalam hutan bersama lima anaknya yang masih kecil-kecil, kini berakhir. Bersama tim Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mereka pulang ke Medan, menggunakan pesawat terbang, Selasa (3/12).

MILDAH bersama suaminya Irwan (asal Makasar), serta lima anaknya, yakni Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4) dan Puteri (2), sempat hidup sengsara dalam hutan kawasan Batu 9, Bintulu, Sarawak, Malaysia. Mereka tinggal di gubuk dan hidup dari hasil berkebun di lahan orang lain.

Beberapa tahun terakhir, Irwan mulai sakit kencing kuning dan akhirnya meninggal dunia pada Oktober 2019 lalu, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat. Untuk menghidupi keluarganya, Mildah terpaksa berkebun sendiri, menjual hasil kebun yang tidak banyak.

Mildah yang tidak memiliki paspor ataupun dokumen kependudukan lainnya, setiap hari terpaksa harus berjalan kaki selama satu jam untuk sampai ke pemukiman penduduk terdekat, meninggalkan anak-anaknya bermain dalam hutan. Oleh penduduk sekitar, Mildah sempat dianggap mengalami gangguan jiwa, karena setiap hari keluar-masuk hutan.

Beberapa orang penggiat sosial di daerah setempat kemudian mengikuti Mildah hingga ke dalam hutan. Mereka pun mendapati kehidupan Mildah bersama lima anaknya yang masih kecil sangat memperihatinkan. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengevakuasi Mildah bersama anak-anaknya ke tempat penampungan sementara dan melaporkannya ke pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia.

Penderitaan Mildah dan anak-anaknya di dalam hutan Malaysia pun berakhir. Pihak KJRI kemudian mengevakuasi mereka ke tempat penampungan sementara milik KJRI di Kuching. Pihak Imigrasi KJRI Kuching, juga membuatkan dokumen perjalanan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) yang nantinya digunakan untuk proses pemulangan ke Sumut.

Mendengar kabar ada warganya yang terlantar di hutan Malaysia, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kembali memerintahkan Sekdaprovsu R Sabrina bersama tim untuk berangkat ke Kuching, menjemput Mildah Situmorang dan kelima anaknya.

Kemarin, didampingi Tim Pemprovsu, Mildah dan anak-anaknya dilepas langsung pihak KJRI Kuching, Yonny Tri Prayitno untuk pulang ke Tanah Air. Yakni dari penampungan sementara KJRI Kuching, rombongan melalui jalan darat via perbatasan Tebedu-Entikong ke Pontianak, Kalimantan Barat. Sebelumnya, rombongan menginap satu malam di rumah penampungan BP3TKI Pontianak. “Alhamdulillah semua lancar. Insya Allah nanti sore kami akan sampai di Medan,” ujar Sekdaprovsu, Sabrina.

Warga Pakam Derita Kanker Serviks Dipulangkan

Sementara, Satuan Tugas Perwakilan Perlindungan Terpadu (PPT) Kedutan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, memulangkan Vivi Siregar (54), tenaga kerja Indonesia asal Lubukpakam, Deliserdang, bersama 16 orang TKI lainnya dari beberapa daerah seperti Mataram, Surabaya, Medan dan Jakarta.

Menurut informasi, Vivi Siregar bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia selama 10 tahun. Dia terpaksa dipulangkan ke Tanah Air karena menderita kanker serviks kronis.

Setibanya di Bandara Kualanamu, tidak ada seorangpun keluarga Vivi yang dapat dihubungi. Akhirnya dia di bawa dari Bandara Kualanamu ke Kantor Camat Lubukpakam menggunakan mobil ambulans milik Puskesmas Lubukpakam, didampingi perwakilan dari Dinas Kesehatan Deliserdang, Rumintang Sihotang, dan Dinas Ketenagakerjaan Deliserdang.

Sekira pukul 11.30 WIB, Vivi tiba di Kantor Camat Lubukpakam. Dia disambut Camat Lubukpakam Kurnia Boloni Sinaga SSTP. Selanjutnya camat menghubungi Lurah Lubukpakam I-II, Rahmad Hidayat SIP untuk mencari keluarga Vivi.

Sekira pukul 13.00 WIB, anak Vivi satu-satunya, Yuari Ferdian (34) berhasil ditemukan dan dibawa ke Kantor Camat Lubukpakam untuk menjemput ibunya. Selanjutnya, Vivi diserahkan kepada keluarganya.

Camat pun menjelaskan kepada keluarga, penyebab Vivi dipulangkan oleh pihak KBRI dan akan memfasilitasi layanan kesehatan yang diperlukan oleh Vivi.

Pihak Keluarga menyetujui Vivi dirawat di RSUD Lubukpakam untuk mendapatkan tindakan medis, karena melihat kondisi yang sangat lemah. Pihak Kecamatan Lubukpakam dan kelurahan segera menyiapkan administrasi kependudukan yang diperlukan, yaitu melakukan perekaman data atas Vivi Siregar untuk menerbitkan Suket dan SKTM.

Sekira pukul 13.40 WIB, Vivi dibawa ke RSUD untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dengan didampingi oleh Camat Lubuk Pakam beserta ibu, Lurah, perwakilan Dinas Kesehatan dan perwakilan Dinas Tenaga kerja. (prn/btr)

Exit mobile version