Site icon SumutPos

RSUP H Adam Malik Edukasi Pasien, Masker Kain Ternyata Tak Efektif

Wabah virus corona

MEDAN, SUMUTPOS.CO – MEWABAHNYA virus corona di Tiongkok, India dan beberapa negara di Asia Tenggara, membuat masyarakat Indonesia, khususnya di Sumut mulai resah. Karenanya, dibutuhkan edukasi untuk mencegah kepanikan di tengah masyarakat.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan memberikan edukasi kepada pasien di rumah sakit tersebut di Poliklinik lantai 1, Selasa (4/2). Edukasi dalam bentuk penyuluhan ini dilakukan Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang bekerja sama dengan Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (PINERE) penanganan pasien novel coronavirus (nCoV).

Koordinator Tim PINERE, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP mengatakan, edukasi yang diberikan terkait dengan gejala yang timbul pada orang terinfeksi. Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan untuk penegakkan diagnosa, penularannya serta pengobatannya. “Belum ada obat antivirus khusus untuk coronavirus baru ini. Pengobatan diutamakan bersifat simtomatik, yaitu mengobati gejala yang muncul pada pasien,” ungkap dr Ade.

Menurutnya, penyakit ini bisa ditularkan oleh orang terinfeksi meskipun dia belum mengalami gejalanya. Adapun upaya pencegahan dan penularan infeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan membiasakan pola hidup bersih sehat (PHBS), rutin mencuci tangan setelah berinteraksi dengan lingkungan luar, menutup hidung dan mulut dengan tisu atau kain ketika batuk atau bersin, serta menggunakan masker yang tepat ketika berada dikeramaian.

“Pemakaian masker yang dianjurkan adalah masker bedah yang banyak ditemui dan jenis n95, sedangkan masker kain tidak dianjurkan karena tidak efektif dalam mencegah virus,” sebut dr Ade.

Terkait penanganan pasien virus corona, sambungnya, Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan ini sudah mempersiapkan prosedur khusus dan lebih bersifat preventif serta berkoordinasi dengan rumah sakit sekitar. Adapun ruang isolasi yang dimiliki RS tipe A ini untuk merawat pasien terinfeksi sudah memiliki tekanan negatif, sehingga pasien lainnya yang dirawat tidak perlu khawatir.

“Penyuluhan ini dilakukan mengingat maraknya hoaks yang beredar di masyarakat mengenai virus corona. Harapannya, melalui edukasi ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat secara luas mengenai virus tersebut,” imbuhnya.

Diketahui, beredar pesan hoaks melalui pesan berantai pada grup-grup WhatsApp jurnalis dan juga media sosial, Kamis (30/1) malam. Pesan itu mengenai salah seorang warga di Medan terjangkit virus corona. “Kabar dari RS Colombia Asia Medan sudah ada 1 orang positive terkena virus Corona. Jadi jaga kesehatan dan banyak minum air putih dan buah-buahan dan kalau beraktivitas di luar rumah harap memakai masker. Sumber dari (Prof. Delfitri Munir DR.Dr.sp.THT-kl),” begitu bunyi pesannya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan memastikan, kabar satu pasien di Rumah Sakit Colombia Asia Medan positif virus corona adalah hoaks alias kabar bohong. Masyarakat pun diminta tidak khawatir dan terprovokasi atas informasi tersebut. “Tidak benar, itu hoaks. Masyarakat harus tetap tenang, jangan khawatir dan terprovokasi. Sebab, sampai sekarang tidak ada ditemukan virus corona di Sumut,” kata Alwi.

Senada disampaikan Prof Delfitri Munir yang namanya dicatut sebagai pemberi kabar tersebut. Prof Delfitri langsung membantah keras informasi itu berasal darinya. “Saya klarifikasi bahwa saya tidak pernah membuat pernyataan tersebut kepada siapapun,” ucapnya.

Dinkes Sosialisasi di Polres Tebingtinggi

Dinas Kesehatan Tebingtinggi juga melakukan sosialisasi terkait virus corona di Aula Kamtibmas Mapolres Tebingtinggi yang diikuti personel Polres Tebingtinggi dan ibu-ibu Bhayangkari, Selasa (4/2). Dalam sosialisasi itu, Kadis Kesehatan Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia secara detail menceritakan tentang merebaknya virus corona dari sejak awalnya.

Disampaikan juga informasi yang terbaru dari Kemenkes RI terutama adanya 11 negara yang sudah terdampak oleh virus corona. “Untuk itu diimbau agar menunda dahulu kunjungan ke negara yang sudah terjangkitnya virus corona,” paparnya.

Nanang juga menyampaikan agar tidak panik dengan kondisi saat ini, tetapi harus senantiasa waspada, dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti cuci tangan dengan sabun, menggunakan masker. “Yang perlu diwaspadai dalam mengantisipasi merembaknya virus corona adalah dari orang orang baru datang dari negara yang sudah terserang virus corona,” katanya.

Diminta Lakukan Langkah Konkrit

Sementara, Dinas Kesehatan Medan diminta melakukan langkah konkrit dalam pencegahan penyebaran virus Corona di Kota Medan dengan membuat petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) tentang penanganan pasien yang dicurigai terjangkit virus Corona. Pasalnya, sampai hari ini petugas kesehatan belum mendapat arahan resmi dari Dinkes Medan dalam menangani pasien yang terindikasi suspect corona.

“Saat rapat dengan manajemen RS Mitra Medica beberapa waktu lalu, mereka bilang belum ada juklak dan juknis untuk penanganan pasien yang terindikasi terkena virus corona. Yang ada hanya arahan dari Whatsapp. Harusnya, Dinkes mengeluarkan juklak dan juknis sebagai SOP serta acuan bagi petugas medis dalam menangani pasien yang terindikasi terkena virus tersebut,” kata anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah saat rapat dengan Dinkes Medan di gedung dewan, Selasa (4/2).

Juklak dan juknis tersebut, kata Afif, dapat menjadi standarisasi dan pedoman petugas medis dalam menangani pasien yang terindikasi terkena virus tersebut. Apalagi, Badan Kesehatan Dunia PBB, yaitu WHO telah mendeklarasikan keadaan darurat internasional terkait virus mematikan corona.

Peningkatan status ini pun menjadikan virus corona menjadi hal darurat yang perlu diperhatikan masyarakat internasional. Apalagi, penyebaran virus tersebut terjadi secara masif.

Selain itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan itu juga mendorong agar DPRD Medan membentuk pengawasan lintas komisi terhadap virus Corona. Sebab, virus tersebut juga dikhawatirkan dapat menyebar melalui produk maupun makanan yang berasal dari China.

Sehingga, perlu adanya pengawasan dengan melibatkan beberapa komisi di DPRD Medan karena menyangkut sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemko Medan. “Pengawasan juga harus dilakukan secara bersama-sama, tidak hanya Dinas Kesehatan maupun Komisi II saja. Tetapi harus melibatkan komisi lainnya, seperti Komisi III menyangkut peredaran barang impor dan Komisi IV menyangkut pertanian dari China. Jadi harus dilakukan secara bersama-sama,” kata Ketua DPD NasDem Medan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Medan, Edwin Effendy mengaku telah melaksanakan koordinasi terpadu dalam penanganan pasien yang terindikasi terjangkit virus corona. Seluruh jajaran petugas kesehatan, katanya, diminta untuk waspada dan segera melapor bila menemukan pasien yang terjangkit virus tersebut agar segera ditindaklanjuti.

Edwin meminta masyarakat tidak perlu khawatir terjangkit virus Corona, bila tidak ada riwayat kontak dengan China, khususnya Wuhan. Sebab, penyaluran virus tersebut bila masyarakat terlibat kontak langsung. “Untuk kota Medan, belum ada laporan masyarakat yang terkena virus ini. Bila ada masyarakat yang baru berkunjung dari Wuhan, mereka harus dikarantina dan diinkubasi terlebih dahulu. Baru mereka bisa berbaur dengan masyarakat,” tutup Edwin. (ris/ian/map)

Exit mobile version