Site icon SumutPos

Kertas Kunci Jawaban UN Ditemukan di SMAN 2

Foto: Wiwin/PM Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).
Foto: Wiwin/PM
Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ujian Nasional (UN) di Kota Medan kembali tercoreng dengan penemuan kertas jawaban oleh tim Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara  (Sumut) di SMAN 2, Medan, Senin (4/4) pagi. Diduga keras, kertas tersebut berisi kunci jawaban dari soal-soal UN. Kertas tersebut ditemukan Asisten Ombudsman Sumut Tetty Silaen saat memantau pelaksanaan UN, tepatnya di ruang 17.

Kertas itu diambil dari seorang siswi saat ujian sedang berlangsung. Siswi tersebut didapati sedang membuka dompet yang di dalamnya terdapat dua lembar kertas kecil. Di kertas tersebut terdapat bacaan B.Indonesia dengan 3 paket jawaban yang berbeda. Terdapat kode soal di masing-masing paket untuk memudahkan pemiliknya memilih jawaban. Tulisan dan angka di kertas pertama diketik rapi dan difotocopy. Sedangkan satu kertas lagi isinya serupa dengan kertas pertama hanya saja ditulis tangan dengan pensil.

Saat mengetahui adanya kertas tersebut, Asisten Ombudsman memanggil pengawas ujian dan memintanya mengambil kertas tersebut dari siswa. “Kita menduga ini kunci jawaban karena didesain dan terketik rapi, seperti sudah terkonsep seperti temuan kita tahun lalu,” kata Abyadi.

Masih kata Abyadi, kertas tersebut memang benar kunci jawaban, maka dipastikan ada keterlibatan orang dalam yang terlibat dalam pendistribusian naskah ujian. Atas temuan tersebut, Ombudsman akan menyampaikannya ke Ombudsman Pusat untuk disampaikan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Abyadi menilai, dengan adanya temuan-temuan ini, pelaksanaan UN di Sumut, terutama di Medan masih belum sesuai POS UN. “Ini menunjukkan integritas pelaksanaan UN di Sumut, khususnya Medan masih dipertanyakan. Masih ada kelemahan kita temukan, karena sebaik apapun sistim yang kita bangun kalau oknumnya tidak memiliki niat untuk jujur, maka akan tetap ada peluang untuk melakukan kecurangan,” tegas Abyadi.

Jika berkaca dari pelaksanaan UN di tahun yang sudah-sudah, kebocoran soal ini tidak pernah ada tindak lanjutnya. Ombudsman sendiri tahun lalu, tepatnya pada pelaksaan UN SMP sudah melaporkan kebocoran soal ke Poldasu. Namun, sama sekali tidak ada tindak lanjutnya.

“Sampai sekarang tidak pernah ada tindak lanjutnya. Ini kan membocorkan soal adalah kriminal,” ujar Abyadi.

 

Kepala SMAN 2 Medan Sutrisno mengaku tidak mengetahui adanya temuan tersebut. Namun dia menegaskan dan meyakini siswanya tidak melakukan kecurangan. “Kita mengajarkan anak-anak kita untuk jujur, dan kita sudah menyiapkan mereka melalui bimbingan, kita yakin itu tidak ada di sini,” kata Sutrisno.

Selain ditemukan kunci jawaban, pengawas UN di SMAN 2 juga tertangkap membawa alat komunikasi berupa HP ke ruang ujian. Dalam POS UN, hal itu tidak dibenarkan. Ombudsman Perwakilan Sumut sendiri mengawasi empat sekolah negeri di Medan yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, dan SMAN 12.

 

19 SISWA UN DI PENJARA

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas I A Tanjung Gusta Medan turut melaksanakan Ujian Nasional (UN) bagi wargabinaan mereka yang menjalani hukuman,Senin (4/4) pagi. Saat dikonfirmasi Senin malam, Kepala Lapas Anak Klas I A Tanjung Gusta Medan, Windu Arto mengatakan sedikitnya ada 19 orang yang mengikuti UN hari ini.

“Sebanyak 19 orang wargabinaan yang mengikuti UN hari ini. Mereka yang ikut ujian ini SMA sederajat,” terangnya.

Windu menjelaskan, proses UN sendiri dilaksanakan di ruang aula Lapas. Dalam pelaksanaannya, Lapas bekerjasama dengan PKBM Puspa. “Jadi, PKBM Puspa ini bekerjasama dengan kita. Untuk masalah-masalah soal ujian, kami yakin steril dan dipastikan tidak bocor,” katanya.

Setelah UN untuk tingkat SMA sederajat, pihak Lapas juga nantinya akan melaksanakan UN untuk tingkat SMP. “Kalau untuk SMP baru 9 orang yang terdaftar. Yang tingkat SMP sebenarnya banyak mendaftar. Tapi yang memenuhi syarat hanya 9 orang itu. Proses pelaksanaannya pun sama nanti dengan yang SMA ini,” tandasnya. (win/mag-1/deo)

Exit mobile version