Site icon SumutPos

Siswa SMPN 1 Ketahuan Nyontek Kunci Jawaban

Foto: Wiwin/PM Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).
Foto: Wiwin/PM
Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hari pertama ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Medan, Senin (4/5), ternoda. Sejumlah siswa terlihat mengerjakan soal sembari menyontek. Aksi itu terlihat Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar saat melihat langsung UN di SMPN 1 Medan.

Di ruang ujian 4, seorang siswa laki-laki tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini dari balik lembaran naskah soal dan jawabannya. Melihat itu, Abyadi langsung memberitahukan kepada kepala sekolah (Kasek) SMPN 1, Syahril Harahap.

Kepada Syahril, Abyadi pun meminta agar hal tersebut segera ditertibkan. Syahril pun berjanji akan menertibkan hal tersebut. “Baik Pak, akan saya tertibkan,” ungkap Syahril yang mendampingi Abyadi saat memantau pelaksanaan UN di sekolah yang beralamat di Jalan Asoka, Medan Sunggal tersebut.

Belum lagi usai menjelajahi seluruh ruang ujian, Syahril diberitahu bahwa Sekda kota Medan, Syaiful Bahri akan segera tiba untuk memantau UN di SMPN 1. Lalu, Abyadi pun mempersilahkan Syahril menunggu di depan pintu masuk sekolah. Sementara dia melanjutkan pemantauannya di ruang ujian lainnya.

Tak disangka, temuan serupa juga terlihat di ruang ujian 11. Abyadi kembali melihat seorang anak laki-laki dari balik jendela tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini. Langsung saja ia memberitahu pengawas ruang ujian untuk segera mengambil lembar kunci jawaban tersebut. Lembar jawaban tersebut pun kemudian diserahkan kepada Abyadi sebagai bukti. Siswa tersebut pun diperkenankan melanjutkan ujian kembali.

“Jadi saya bisikkan ke pengawas untuk mengambil lembar kunci jawaban dari siswa tersebut. Benar, jadi kunci jawabannya ditemukan di balik lembar-lembar soalnya,” ungkapnya sembari mengatakan kunci jawaban tersebut ada pada saat UN pelajaran Bahasa Indonesia.

Dari lembar kunci jawaban yang diperlihatkan Abyadi, bentuknya begitu mini. Besarnya hanya sekitar 5×6 cm saja. Di dalamnya terdapat kunci jawaban dari soal pilihan berganda mulai nomor 1 hingga 50. Di bagian atasnya terdapat ringkasan soal nomor 1, 2, 15, sebagai kode kunci jawaban dari paket soal yang diberikan.

Abyadi pun menilai kunci jawaban tersebut begitu terlihat rapi. Sebab kunci jawaban diketik dengan komputer dan berkolom. Dirinya pun menduga, kemungkinan murni kecurangan siswa dan tak menutup kemungkinan juga melibatkan sekolah. Namun dia belum bisa membuktikan apakah contekan yang dipegangnya itu merupakan jawaban benar dari salah satu paket soal UN yang ada.

Tapi ditegaskannya, temuan itu akan dibentuk menjadi resume dan dilaporkan ke Ombudsman RI Pusat dan Wali Kota Medan. Dia mengatakan bahwa itu adalah bukti betapa buruknya pelaksanaan UN di kota Medan. “Ini merupakan cerminan ketidakjujuran pelaksana UN di kota Medan. Kejadian seperti ini harus dibongkar dan jangan disembunyikan,” ujarnya.

Sambungnya, jika memang terbukti pihak sekolah terlibat secara sistematik, maka Kepsek SMPN 1 disarankan Abyadi agar dicopot dari jabatannya. “Ini kan temuan kita jadi akan kita laporkan ke ombudsman pusat. Juga ke walikota. Bukti bahwa pelaksanaan UN di kota Medan buruk. Sebaik apapun sistem kalau tidak jujur itu percuma saja. Ini harus ada tindakannya. Kita mau generasi kita berbudaya jujur, bukan pembohong,” ungkapnya, sembari mengatakan ada 225 peserta UN yang mengisi 16 ruangan ujian.

Dikonfirmasi soal temuan Ombudsman itu, sontak Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, berang. Dia meminta jangan ada fitnah untuk memperkeruh pelaksanaan UN SMP tahun ini. Dibebernya juga, selama memantau di SMPN 1, semuanya terlihat baik. Dirinya pun meminta agar diberikan bukti bahwa kunci jawaban tersebut ada.

“Kok bisa pula kunci jawaban bocor. Saya gak lihat ada yang aneh. Tanya langsung ke kepala sekolahnya jangan ke ombudsman. Mana datanya?” ungkapnya dengan nada sedikit tinggi.

Syaiful mengatakan bahwa Ombudsman tidak berhak memberikan sangsi. Sebab Ombudsman hanyalah lembaga pengawas. Nantinya apabila benar adanya kasus ini, Syaiful mengatakan Kadisdik kota Medan akan melaporkan ini ke Walikota Medan. Jika terbukti, maka sang Kepsek akan ditindak.

Hal senada disampaikan Kasek SMPN 1 Medan, Syahril. “Saya pikir ini mengada-ngada. Saya bisa jamin itu. Saya sudah memberitahukan ini kepada seluruh pengawas dan siswa,” ujarnya.

Sementara, rumor soal Kepala Inspektorat Medan, Faris Wajdi sudah menghubungi Abyadi terkait temuan kunci jawaban tersebut, diakui Abyadi. “Iya benar saya sudah dihubungi oleh pak Inspektorat. Dia mengatakan akan menyelidiki penemuan ini,” ujarnya. “Apakah benar ini kunci jawaban atau tidak kita masih belum tahu. Makanya agar terbukti, ayo dibuktikan,” ungkapnya. “Semua media sudah melihat fisik kunci jawabannya bagaimana. Untuk kelanjutannya akan saya komunikasikan ke pusat dulu,” tambahnya.

Kadisdik Kota Medan, Marasutan Siregar, juga sudah mengetahu perihal temuan kunci jawaban itu. “Belum bisa kita bilang itu benar. Karena fisiknya aja saya belum lihat. Harusnya kan Ombusdman kasih lihat ke penyelenggara. Ini kan menyangkut citra kota Medan,” ujar Marasutan dari balik ponselnya, Senin (4/5).

Saat dihubungi pun Marasutan mengaku sedang bersdama dfengan Inspektorat kota Medan dan perwakilan BSNP kota Medan untuk membicarakan hal tersebut. Bahkan pengawas ruang ujian yang diduga mengetahui asla muasala penemuan tersebut pun juga diikutsertakan.

“Kalau untuk SMA dan SMK ynag punya wewenang mencocokan itu pihak UNIMED. Tapi untuk SMP, BSNP yang bisa melakukan itu. Jadi nanti akan kita lihat kelanjutannya bagaimana,” ungkapnya. (win/bam/trg)

Exit mobile version