Site icon SumutPos

Pedagang Minta Pasar Aksara Dibangun Lagi

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Sejumlah pedagang merapikan dagangannya di pinggir Jalan Aksara Medan, Senin (21/11). Pedagang Aksara yang menjadi korban kebakaran sehari hari berjualan di pinggir Jalan aksara .
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah pedagang merapikan dagangannya di pinggir Jalan Aksara Medan, Senin (21/11). Pedagang Aksara yang menjadi korban kebakaran sehari hari berjualan di pinggir Jalan aksara .

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Niat Pemerintah Kota Medan untuk menjadikan bekas Rumah Sakit Martondi, Jalan Letda Sudjono sebagai pasar permanen menggantikan Pasar Aksara yang terbakar, mendapat penolakan pedagang. “Kalau cuma relokasi (penampungan) sementara saja di sana (eks Martondi, Red) kami bersedia,” kata Muslim Sikumbang selaku Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU) Pasar Aksara kepada Sumut Pos, Minggu (4/12).

Dia mengatakan, Pasar Aksara sudah cukup lama dan legendaris bagi warga Kota Medan. Meski sudah terbakar dan sekitar lokasi riskan bila ditempati, pedagang tetap bersikeras agar pasar itu dibangun kembali oleh pemko. “Di pasar itulah kami menggantungkan hidup. Pasar Aksara juga sudah turun temurun,” katanya.

Menurut dia, bisa saja dimanfaatkan lahan seluas 4.000 meter persegi untuk membangun Pasar Aksara. “Kita mengakui bahwa lahan pemko di situ tidak luas, karena sebagian punya pihak ketiga. Tapi kita mau di lahan yang milik pemko, tetap dibangun Pasar Aksara,” ungkapnya.

Muslim menjelaskan, halaman parkir belakangan merupakan tanah Pemko Medan. Di lahan itu bisa saja pemko membangun kios-kios pedagang, asal memang punya kemauan untuk itu. Sementara untuk lokasi parkir, pemko bisa membuatnya di bawah tanah (basement). “Kami (pedagang) mau Pasar Aksara jangan dihilangkan. Sekarang tergantung pemko, punya kemauan apa tidak mengakomodir aspirasi kami,” ungkapnya.

Pihaknya pun berharap, agar Pemko Medan menjelaskan terlebih dahulu soal wacana relokasi ke eks RS Martondi. Sebab sampai kini pedagang hanya mengetahui perkembangan dari pemberitaan surat kabar. “Yang kita baca di koran itu Pak Wakil Wali Kota bilang bahwa mau menjadikan pasar permanen di eks Rumah Sakit Martondi. Itu artinya kan Pasar Aksara gak dibangun lagi. Terus terang saja kalau permanen di situ, ya kami gak mau,” tuturnya.

Pedagang pada prinsipnya, sambung Muslim, siap diarahkan oleh Pemko Medan. Baik mengenai wacana relokasi ataupun tidak berjualan di badan jalan. “Pak Wakil Wali Kota juga mengatakan di di koran kalau kami (pedagang) harus bersatu dan jangan ngenyel. Ya, kami sekarang sudah bersatu. Baik pedagang resmi Aksara dengan pedagang yang berjualan di badan jalan. Tetapi untuk permanen di sana (eks RS Martondi) kami tidak setuju,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pedagang Pasar Tradisional Aksara kini tak perlu khawatir lagi di mana akan menggelar lapak dagangan. Pasalnya Pemko Medan sudah menentukan tempat penampungan yang berlokasi di bekas Rumah Sakit Martondi, Jl. Letda Sudjono, Medan Tembung. Teka teki soal penampungan sementara pedagang Pasar Aksara ini, ditegaskan langsung Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution. Akhyar memastikan bahwa di lokasi tersebut sangat ideal bagi para pedagang berjualan sebagai ganti Pasar Aksara yang terbakar sejak Juli 2016 lalu. “Ya, di bekas Rumah Sakit Martondi. Sedang kita siapkan semuanya,” kata Akhyar kepada wartawan, Selasa (29/11).

Dikatakan, luas lahan di areal tersebut sekitar 8 ribu sampai 1 hektare. Di mana lahan tersebut merupakan milik pihak ketiga, yang tengah diupayakan untuk dibeli oleh Pemko Medan. “Nantinya pemko akan beli lahan itu. Kemudian pemko membangun menggunakan dana pemko, setelah itu pedagang masuk tidak kena cas (biaya tambahan) atau cuma sewa pakai saja,” jelasnya.

Pemko, lanjut Akhyar, juga akan membangun secara permanen bangunan di bekas Rumah Sakit Martondi itu. Bahkan ke depan, sebut Akhyar lagi, melihat kondisi gedung Pasar Aksara yang riskan untuk dibangun kembali, sepertinya lokasi di eks RS Martondi adalah sebagai penggantinya.

“Ya, nantinya itu akan dibangun permanen. Kalau keinginan pedagang tetap berjualan di badan jalan, itu adalah hak mereka. Sebab sudah mustahil untuk dibangun kembali (Pasar Aksara). Apalagi dengan banyaknya jumlah pedagang, lalu luasan tanah pemko yang ada, imposible sekali kita bangun lagi pasar di situ,” terangnya.

Akhyar mengamini bahwa tahapan ini masih sangat panjang. Sementara waktu menunggu terbangunnya relokasi tersebut, lapak pedagang akan dibangun di lokasi itu juga. “Nanti itukan tinggal teknik membangunnya saja seperti apa. Mereka ya tetap di situ juga. Kita akan atur agar tidak mengganggu aktivitas berjualan dan pembangunan,” tegas Akhyar.

Ia menambahkan rencana ini harus didukung penuh seluruh pedagang. “Yang penting jangan ngeyel. Kalau memang mau di situ akan segera kita bangun. Jangan nanti sudah direncanakan di situ, kemudian tak semua pedagang sepakat,” katanya. (prn/ila)

Exit mobile version