Site icon SumutPos

Penghuni Melawan: Kami Juga Keluarga Tentara…

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Prajurit TNI mengangkat barang-barang saat melakukan proses pengosongan rumah dinas di Asrama Widuri Mariendal Medan, Selasa (5/1). Rumah dinas yang dihuni keluarga purnawirawan itu, dikosongkan untuk selanjutnya akan ditempati oleh prajurit TNI yang masih aktif.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Prajurit TNI mengangkat barang-barang saat melakukan proses pengosongan rumah dinas di Asrama Widuri Mariendal Medan, Selasa (5/1). Rumah dinas yang dihuni keluarga purnawirawan itu, dikosongkan untuk selanjutnya akan ditempati oleh prajurit TNI yang masih aktif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Eksekusi rumah dinas TNI-AD di Asrama Widuri Jalan Bajak II Kecamatan Medan Amplas berlangsung ricuh, Selasa (5/1) pagi. Puluhan warga sekitar tanpa gentar menghadang langkah belasan Prajurit Kodam I/BB yang hendak melakukan pengosongan rumah dinas.

Saling dorong pun terjadi. Hingga beberapa orang terjatuh. Kendati begitu, empat unit rumah yang sebelumnya dihuni oleh keluarga purnawirawan, berhasil dikosongkan. Hasilnya, semua rumah yang dijadwal dan ditentukan, ditertibkan.

Kejadian bermula dari pemberitahuan untuk mengosongkan rumah pada penghuni beberapa waktu lalu. Berdasar jadwal yang pada pemberitahuan itu, warga melakukan aksi bakar ban bekas di 2 sisi Jalan masuk Asrama Widuri, Selasa (5/1) sekira pukul 09.00 WIB. Saat aksi itu, belasan Prajurit Kodam I/BB, tiba dengan mengendarai 2 unit dump truk pengendali massa (Dalmas) dan beberapa mobil. Seketika warga menghadang. Kericuhan dan ketegangan terjadi. Namun, belasan Prajurit Kodam I/BB terus maju mengosongkan Asrama Widuri di Barak Perwira. Seluruh barang dari dalam rumah yang dihuni keluarga Pak Japrik itu, dikeluarkan lalu diletak di lapangan yang berada tepat di depan rumah itu. Selanjutnya, belasan Prajurit TNI-AD itu bergeser ke Barak Kemuning. Namun, di rumah tersebut, warga memberikan perlawanan, hingga 1 jam lebih pengosongan tak kunjung juga dilakukan.

“Kalian jangan main bongkar. Kami juga keluarga tentara. Tidak ada jiwa pejuang dan kemanusiaan kalian,” ungkap warga disusul sejumlah kaum hawa masuk ke teras rumah itu, untuk membantu melakukan penghadangan.

Konsentrasi warga tiba-tiba terpecah. Sebahagian besar warga seketika pergi meninggalkan rumah. Mereka terlihat menuju Barak Garasi. Ternyata, di Barak Garasi, sebuah rumah dihuni oleh keluarga purnawirawan bermarga Hutagaol, sudah dikosongkan. Namun, melihat sebagian besar barang telah dikeluarkan dari dalam rumah. Tampak warga tidak dapat berbuat untuk membantu penguni rumah.

“Kita enggak bisa onfire. Kebanyakan nengok-nengok aja. Terbatas kekuatan kita,” ucap James Dean Manalu yang disebut-sebut sebagai coordinator warga yang melakukan penghadangan
Saat diwawancarai itu, tiba-tiba James Dean Hutagaol berlari. Pria memakai baju kaos berkera berwarna hitam itu, terlihat memasuki sebuah rumah yang disebut-sebut dihuninya.

Dia kemudian keluar dengan menenteng sebilah parang. Selanjutnya, dengan cepat dia berlari menuju Barak Tusam yang kini dihuni Tagor Sibarani beserta keluarga. Begitu tiba, terlihat James langsung duduk di samping Tagor yang sedang duduk di teras rumah. Disusul warga lainnya. Termasuk kaum ibu.

“Sedang sakit suamiku, tega sekali kalian. Kami hanya pedagang kecil di pajak,” ungkap isteri Tagor Sibarani, sembari menyerakkan bra bekas yang merupakan dagangannya.

Tidak sampai di situ, wanita itu tiba-tiba saja berlari meninggalkan rumah, menuju sebuah rumah yang berada tidak jauh dari rumahnya. Di depan rumah yang didatanginya itu, terlihat dia mengamuk sembari mengeluarkan kata-kata kasar. Ternyata, penghuni rumah yang didatangi oleh wanita itu berniat untuk menempati rumah yang dihuni Tagor Sibarani.

“Kau tugas di Langkat, mau tinggal di rumah itu pula kau. Lagi pula, pangkat kau masih Pratu, mau tinggal di rumah besar pula kau. Sekarang sudah puas kau ’kan,” ujar wanita itu histeris.

Kepala Penerangan Kodam I/BB, Kolonel Inf Enoh S menjelaskan, jika pihaknya mencatat ada 93 rumah di Asrama Widuri yang akan dikosongkan karena tidak sesuai peruntukan atau tidak dihuni oleh Prajurit TNI lagi. Saat ini, disebut Enoh, jika sekitar 9 rumah sudah dieksekusi. Itu dilakukan untuk penyelamatan aset Negara, dan mengingat masih banyak Prajurit TNI Kodam I/BB yang aktif yang belum memiliki rumah, sehingga mengontrak di luar. Oleh karena itu pengosongan akan terus dilakukan secara bertahap.

“Penertiban rumah dinas ini masih terus dilaksanakan. Kita lakukan sesuai tahapan. Untuk penertiban enam rumah tadi, sudah jatuh tempo pada 31 Desember 2015. Seluruhnya, ada 93 dari 570 rumah di Asrama Widuri, akan ditertibkan. Penertibannya sejauh ini berjalan lancar,” tandas Enoh. (ain/azw)

Exit mobile version