Site icon SumutPos

Kualanamu International Airport Lebih Pas

Polemik Nama untuk Bandara Baru

MEDAN- Keragaman suku menjadi kelebihan tersendiri bagi Provinsi Sumatera Utara. Namun, keragaman itu juga bisa memunculkan polemik, terutama jika terkait penamaan pada sesuatu yang penting. Contoh terkini adalah penamaan untuk bandara baru di Kualanamu.

Hal inilah yang menjadi catatan penting bagi beberapa pakar dan masyarakat. Misalnya, dosen Fakultas Ekonomi USU, Jhon Tafbu Ritonga. Dia mengatakan beberapa nama yang muncul hingga empat nama yang diusung oleh Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho cenderung rawan. Karena itu, dia mengatakan pemakaian nama Kualanamu International Airport lebih sesuai karena nama tersebut lebih dikenal masyarakat luas.

Dan pemakaian nama bandara baru ini harus sesuai fungsinya sebagai bandara internasional. “Nama ini lebih familiar, apalagi inikan Bandara Internasional, jadi untuk apalagi diperdebatkan? Mungkin untuk nama terminalnya bisa dipakai nama yang diusulkan ataupun memakai nama seorang tokoh. Jadi prinsip ke Bhinneka Tunggal Ika itu tetap ada,” terangnya.

Sambungnya, nama yang nantinya digunakan untuk bandara baru ini sebaiknya lebih menggambarkan Sumatera Utara bukan komunitas tertentu. “Nama yang berkembang bukannya tidak sesuai, tapi lebih mencirikan kelompok tertentu. Jadi nama Kualanamu yang dipakai sebelumnya lebih sesuai dan orang lain juga lebih mengenal tanpa dipromosikan lagi,” bebernya.

Begitulah, pemilihan nama baru untuk Bandara Kualanamu yang akan dioperasikan pada 2013 mendatang menimbulkan banyak perdebatan. Pemilihan nama untuk bandara yang berlokasi di Kualanamu tersebut dinilai terlalu tergesa-gesa tanpa melalui kajian panjang.

“Opsi nama yang muncul ini harus melalui kajian yang panjang dan mengikutsertakan masyarakat bila perlu pihak universitas untuk pengkajiannya. Jadi, jangan terlalu tergesa-gesa,” kata Dosen Fisip USU (Universitas Sumatera Utara) Warjio.

Menurut Warjio nama yang digunakan nantinya harus memberikan kontribusi dan kebanggaan bagi masyarakat Sumut tanpa harus melegitimasi kelompok tertentu. Bahkan nama untuk bandara baru pengganti Bandara Polonia tersebut harus memiliki peranan yang strategis bagi masyarakat. “Jangan sampai nama baru yang digunakan nantinya menjadi polemik dan melegitimasikan kelompok tertentu karena di Sumut terdiri berbagai macam etnis. Penggunaan nama Bandara Kualanamu Internasional untuk sementara juga tidak masalah. Tapi itu tadi, pemilihan namanya harus melalui kajian panjang dan melibatkan masyarakat Sumut,” ujarnya. (mag-11)

Exit mobile version