Site icon SumutPos

Nenek Kaya di Petisah Itu Dihabisi Pasangan Kekasih

Mayat Bocaria br Nainggolan.
Mayat Bocaria br Nainggolan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus perampokan dan pembunuhan sadis yang menimpa nenek kaya Bocaria boru Nainggolan (85), mulai menemui titik terang. Korban yang tinggal sendirian di rumahnya, Jl. Meranti, Kel. Sei Putih Timur II, Kec. Medan Petisah itu diduga dirampok dan dihabisi muda-mudi yang diduga pasangan kekasih.

“Aku sempat nampak laki-laki sama perempuan bertamu ke rumah opung itu. Aku cuek karena mengira mereka adalah keluarga yang datang menjenguk,” kata Ani (50), tetangga sebelah rumah korban saat ditemui, Minggu (5/7).

“Usia muda mudi itu sekitar 25 tahunlah, keduanya datang ke rumah opung itu sekira pukul 9.00 WIB. Pulangnya aku nggak lihat lagi,” tegas Ani.

Melihat dari gelagat, Ani sangat yakin kedua pasangan itu yang menghabisi korban. Kuat dugaan, sebelum beraksi pelaku dan koban sempat ngobrol dulu di ruang tengah. Hal ini dikuatkan oleh rokok pelaku yang tertinggal di atas meja. Selain itu, korban juga sempat pergi ke dapur untuk membuat teh. Hal itu juga dikuatkan oleh temuan tiga cangkir teh manis di dapur korban.

Para tetangga juga meyakiniperampokan terjadi Jumat malam sekitar pukul 21.00 WIB, saat hujan deras melanda lokasi. “Kalau siang tadi gak ada ribut-ribut, kemungkinan kejadiannya saat malam hari, pas hujan deras,” ujar A Mei, tetangga korban.

Dirinya menjadikan peristiwa pembunuhan diwarnai perampokan diketahuinya dari cucu korban. “Kami pun tahunya dari cucu korban, tadi siang, karena gak ada dengar suara ribut-ribut sebelumnya,” kata A Mei.

Semasa masih hidup, di mata para tetangga Bocaria dikenal sebagai nenek kaya yang baik, dermawan dan suka menolong. Selain itu, korban juga dikenal tidak sombong dan selalu melayani siapapun yang berkunjung ke rumahnya. “Opung selalu kasih teh manis sama siapa aja yang datang ke rumah,”ujar Nanda, salah seorang kerabat korban.

Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Adi Putranto yang dikonfirmasi mengaku pihaknya masih memburu pelaku. “Masih kita kejar dan buru pelakunya. Tiga saksi sudah kita periksa dan CCTV sebelah rumah korban masih kita pelajari,” ujarnya. Adhi juga menyebut korban adalah perempuan tua kaya. Karena dari penyelidikan pihaknya, sedikitnya korban punya empat rumah sewa dan dua rumah toko di kawasan Jalan Meranti Medan.

Bukan hanya itu, korban juga sering meminjamkan uang para tetangga yang kesusahan. “Aku pernah dibantunya. Aku pinjam uang Rp 2 juta, dikasihnya langsung. Setahun baru aku pulangkan. Baik kali ibuk itu,” ungkap Andre Lubis (50), salah seorang warga yangpernah dibantu korban. Sementara itu, tak lama setelah kejadian, jasad korban langsung dibawa keluarga untuk dikebumikan di Samosir.

Sekedar mengingatkan, mayat mengenaskan Bocaria ditemukan dengan kondisi tangan dan mulut diikat sarung, Sabtu (4/7) sekira pukul 15.30 di kediamannya, Jl. Meranti, Kel. Sei Putih Timur II, Kec. Medan Petisah. Jasadnya pertama kali ditemukan cucunya, Lirinda (18). Sore itu, Lirinda berniat mengambil barang-barangnya yang tertinggal di kediaman opungnya. Saat membuka pintu, Lirinda bak disambar petir. Dia kaget setengah mati melihat opungnya terkapar di lantai dengan kondisi tangan terikat kain dan mulutnya dibekap menggunakan kain sarung, serta sudah tak bernyawa lagi.

”Tadi aku mau ngambil barang-barangku di rumah opung boruku ini bang. Gak taunya, saat aku masuk, pintu gerbang gak dikunci. Nah, saat membuka pintu rumah depan, nampaklah opung udah tewas dengan kondisi terikat,” terang siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Batangkuis itu.

Mendapati hal itu, Lirinda pun berlari ke rumah inang udanya (adik perempuan ibunya, red), Rusmia br Sinaga (49), yang merupakan anak ketiga korban, di Jl. Sekip. Setibanya di sana, dia melaporkan temuannya. Sontak rusmia bergegas mengecek ke sana. Alhasil, jerit tangis Rusmia pun memecahkan kesunyian kawasan Jl. Meranti dan menghebohkan warga.

Penasaran saat mendengar suara jerit tangis tersebut, warga pun berbondong-bondong ingin mengetahui hal yang terjadi. Tampak warga memadati pintu pagar depan rumah korban untuk melihat langsung hal yang terjadi. “Nggak tahu kami awalnya, katanya opung-opung yang tinggal di rumah ini meninggal. Memang opung itu sendirian tinggal di rumah, karena anak-anaknya udah pada berumah tangga dan tinggal di daerah pulau Jawa sana. Kami gak nyangka bang, baik dan ramah kali opung ini sama orang,” terang Lindawati, warga sekitar diamini lainnya.

Tak berapa lama kemudian, petugas kepolisian Polsek Medan Baru dipimpin Kanit Reskrim, Iptu Adhi Putranto Utomo, tiba dilokasi dan melakukan olah TKP. (mri/deo)

Exit mobile version