Site icon SumutPos

Rumah Diacak-acak, Nenek Kaya Tewas Diikat dan Dibekap

Mayat Bocaria br Nainggolan.
Mayat Bocaria br Nainggolan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembunuhan sadis menimpa Bocaria br Nainggolan (85). Dia ditemukan tewas dengan tangan dan mulut diikat sarung, Sabtu (4/7) sekira pukul 15.30 di kediamannya, Jalan Meranti, Kelurahan Sei Putih Timur II, Medan Petisah, Kota Medan.

Jasadnya pertama kali ditemukan cucunya, Lirinda (18). Sore itu, Lirinda berniat mengambil barang-barangnya yang tertinggal di kediaman opungnya. Saat membuka pintu, Lirinda bak disambar petir. Dia kaget setengah mati melihat opungnya terkapar di lantai dengan kondisi tangan terikat kain dan mulutnya dibekap menggunakan kain sarung, serta sudah tak bernyawa lagi.

“Tadi aku mau ngambil barang-barangku di rumah opung boruku ini Bang. Gak taunya, saat aku masuk, pintu gerbang gak dikunci. Nah, saat membuka pintu rumah depan, nampaklah opung udah tewas dengan kondisi terikat bang,” terang siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Batangkuis itu.

Mendapati hal itu, Lirinda pun berlari ke rumah inang udanya (adik perempuan ibunya, red), Rusmia br Sinaga (49), yang merupakan anak ketiga korban, di Jl. Sekip. Setibanya di sana, dia melaporkan temuannya. Sontak rusmia bergegas mengecek ke sana. Alhasil, jerit tangis Rusmia pun memecahkan ksenyuian kawasan Jl. Meranti dan menghebohkan warga.

Penasaran saat mendengar suara jerit tangis tersebut, warga pun berbondong-bondong ingin mengetahui hal yang terjadi. Tampak warga memadati pintu pagar depan rumah korban untuk melihat langsung hal yang terjadi. “Nggak tahu kami awalnya Bang, katanya opung-opung yang tinggal di rumah ini meninggal bang. Memang opung itu sendirian tinggal di rumah bang, karena anak-anaknya udah pada berumah tangga dan tinggal di daerah pulau Jawa sana Bang. Kami gak nyangka bang, baik dan ramah kali opung ini bang kalau sama orang,” terang Lindawati, warga sekitar diamini lainnya.

Tak berapa lama kemudian, petugas kepolisian Polsek Medan Baru dipimpin Kanit Reskrim, Iptu Adhi Putranto Utomo, tiba dilokasi dan melakukan olah TKP. Sementara itu, tim Inafis Polresta Medan pun tiba dilokasi untuk melakukan identifikasi terhadap jasad korban dan kemudian dibawa ke RS. Bhayangkara guna keperluan otopsi.

Berdasarkan pantauan kru koran ini di lokasi, tampak posisi pagar besi warna coklat depan rumah korban dalam kondisi utuh. Ketika melihat ke dalam kamar korban, terlihat pakaian, lemari serta tempat tidur korban sudah dalam kondisi acak-acakan seperti kapal pecah. Namun seluruh pintu belakang dan depan rumah korban tampak masih dalam kondisi utuh.

Terpisah, Jaya selaku Kepling III, Kel. Sei Putih Timur II, Kec. Medan Petisah, ketika dilokasi, mengatakan bahwa korban telah puluhan tahun bertempat tinggal di rumah itu dan pihaknya sama sekali belum mengetahui kabar ada orang asing yang memasuki rumah korban. “Setahu saya, ibu ini sudah puluhan tahun tinggal disini dek. Saya pun belum ada mendapatkan informasi terkait orang asing yang memasuki rumah ibu ini,” terang Jaya.

Diakui Rusmia, dia sempat mendapatkan informasi bahwa ada seorang pria yang memasuki rumahnya. “Dua hari lalu, ibu sempat datang ke rumah saya Dek. Ibu cerita kalau ada pria berbadan besar dan memakai topi, di dalam kamar tengahnya. Jadi, saya dan anak saya datang ke rumah ibu dan ketika saya cek, ternyata gak ada siapa-siapa. Saya berfikir bahwa itu pengaruh usia ibu sehingga membuatnya berhalusinasi dek, gak taunya benar-benar terjadi,” beber Rusmia.

Masih kata ibu 7 anak ini, sejak seminggu lalu pun ibunya sudah pernah menceritakan tentang hilangnya emas 45 gram miliknya. Sebelumnya dia pernah menerima tamu seorang pria dengan ciri-ciri berbadan besar, dan membahas tentang biaya sewa kios tepat di sebelah rumahnya.

“Seminggu lalu ibu cerita kalau dia kehilangan emas 45 gramnya saat ada seorang tamunya menanyakan harga sewa kios yang dulunya sempat dijadikan toko barang pecah belah saat bapak masih hidup. Gak taunya, saat ibu buat kopi di dapur, tamunya itu hilang dan pergi membawa kabur emasnya yang disimpan di dalam kamarnya dek,” ucap Rusmia kepada wartawan.

Dikatakan bahwa sejak 4 tahun yang lalu, korban ditinggal seorang diri sejak kematian suaminya Zanaek Sinaga. Sementara kelima orang anaknya berada di pulau Jawa dan hanya dirinya seorang yang tinggal di Medan. “Ibu udah 4 tahun tinggal sendirian dirumah dek. Seharusnya kami tinggal dengannya, namun ibu tetap bertahan di rumah ini, padahal saya udah ajak untuk tinggal dengan saya namun ibu gak mau dek. Saudara-saudara saya yang lainnya sudah berumah tangga dan tinggal di pulau Jawa dek,” beber Rusmia
Bahkan Jum’at (3/7) kemarin malam, Rusmia sempat memiliki firasat buruk dan sempat mendatangi rumah korban untuk mengeceknya. Namun, saat melihat suasana lampu teras dan rumahnya dalam kondisi mati, Rusmia mengurungkan niatnya dan memilih kembali kerumah lantaran takut mengganggu ibunya yang diduga sedang beristirahat.

“Padahal, semalam jam 8 malam saat mati lampu itu saya udah punya firasat burukdan karena takut banjir, saya datang kerumah ibu. Karena pintu ditutup dan lampunya mati, saya kira ibu udah tidur makanya saya pilih kembai pulang kerumah dek,” sesal Rusmia
Saat Rusmia bersama keluarganya melakukan pengecekan, tampak barang-barang korban yang hilang seperti TV 21 inchi, merk Toshiba, 1 unit DVD Player, 1 Unit kipas angin.

“Untuk sementara ini dek yang hilang adalah TV, DVD dan Kipas Angin. Karena kemarin saat kami mengantarnya Jum’at (3/7) kemarin dari rumah orangtuanya Lirinda, barang-barang itu masih terlihat dan masih ada dek,” sesal Rusmia.

“Untuk motifnya jelas adalah korban perampokan. Terlihat dari barang-barang elektronik korban yang hilang, kamar yang juga acak-acakan, serta korban yang terlihat sudah diikat oleh para pelaku yang sebelumnya menganiaya korban. Terlihat keluarnya darah dari hidung dan juga kondisi tubuh korban yang sudah membiru. Hingga saat ini, jasad korban sudah diboyong ke RS. Bhayangkara untuk diotopsi,” terang Adhi.(mag2/trg)

Exit mobile version