Site icon SumutPos

Kesultanan Deli akan Beri Gelar kepada Jokowi: Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri

istimewa
BERSAMA: OK Saidin Gelar Datuk Sri Amar Lela, Datuk Adil Fredy Haberham Gelar Datuk Sri Setia Diraja, Datuk Ahmad Fauzie Moeris Al Haj, Tengku Fauzinin Gelar Tengku Pangeran Bendahara Deli dan keluarga Kesultanan Deli lainnya berfoto bersama.

SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo rencananya akan ke Medan untuk membuka secara resmi Musabaqoh Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII/2018 pada Minggu (7/10). Saat Jokowi nanti berkunjung ke Istana Maimun Medan, Kesultanan Deli akan memberinya gelar sebagai Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri.

Gelar Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri akan disematkan langsung oleh Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmudn Arya Lamanjiji Perkasa Alam yang merupakan Sultan Deli. Hal ini disampaikan OK Saidin yang bergelar Datuk Sri Amar Lela Cendikia kepada wartawan, Jumat (5/10).

Menurut dia, pemberian gelar tersebut karena Jokowi dianggap sebagai pemimpin yang merakyat dan sederhana. Kepemimpinan Jokowi itu egaliter dan bersahaja seperti berpaduan pola kepemimpinan modern dan tradisional yang khas Indonesia. “Sampai dengan hari ini Jokowi itu tetap sederhana dan merakyat, dan melihat itu kami menganggap beliau pantas diberikan gelar,” katanya.

Dikatakan OK Saidin, gelar Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri yang disematkan pada Jokowi bermakna filosofis, yakni suatu sifat kepemimpinan yang baik, membawa tiupan angin segar ke pelosok negeri. Sifat dari gelar yang diberikan nantinya itu sesuai dengan sifat yang ada di dalam diri Jokowi.

“Beliau selalu ada dan membawa perubahan serta harapan baru bagi setia masyarakat yang ada di pelosok negeri,” ucapnya didampingi Datuk Adil Fredy Haberham Gelar Datuk Sri Setia Diraja, Datuk Ahmad Fauzie moeris Al Haj, Tengku Fauzinin Gelar Tengku Pangeran Bendahara Deli.

OK Saidin menepis anggapan bahwa pemberian gelar tersebut adalah bentuk dukungan kepada Jokowi pada Pilpres mendatang. Menurutnya, pemberian gelar tersebut sudah dibahas sejak 2 tahun lalu, dan finalnya diputuskan untuk diberikan pada Minggu besok.

Jika Jokowi sudah diberikan gelar, sambungnya, maka ia secara sah sudah menjadi keluarga besar Kesultanan Deli. Untuk itu Jokowi akan diberikan hak untuk diperlakukan setara dengan orang yang bergelar di Kesultanan Deli sesuai hukum adat yang sudah terpatri. “Sebagai keluarga, tentu kami akan dukung apapun yang menjadi langkah Jokowi. Namanya juga keluarga, tentu harus saling mendukung,” ujarnya.

Pihaknya pun tidak menutup kemungkinan jika Kesultanan Deli akan memberi gelar kepada Prabowo Subianto. “Ya saat ini kan Prabowo belum jadi presiden, tapi masih calon. Kalau nanti terpilih jadi presiden, pasti akan kami berikan gelar juga,” pungkasnya.

Gubsu Pimpin Rakor Penyambutan RI

Sedangkan hingga kemarin, Pemprovsu bersama stakeholder terkait masih intens menggelar rapat koordinasi penyambutan kedatangan Presiden Joko Widodo pada Minggu (7/10), untuk membuka secara resmi Musabaqoh Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII/2018.

Bahkan, rakor bersama tim protokol presiden, panitia pusat, panitia penyelenggara daerah serta pihak keamanan pada hari itu di kantor Gubsu, dipimpin langsung Gubernur Edy Rahmayadi dan Wagub Musa Rajekshah.

Gubsu berharap semua pihak, tidak hanya personel keamanan tetapi juga masyarakat Sumut agar bekerja sama menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan kondusif untuk menyambut kedatangan presiden.

“Bapak presiden itu seperti orang tua kita, jadi kedatangannya harus kita sambut dengan hangat. Buat beliau merasa nyaman di daerah kita. Untuk itu, tolong keamanan rencanakan teknisnya betul-betul detil dan masyarakat bantu ciptakan suasana yang tertib dan kondusif. Jangan gaduh,” pesannya.

Edy kembali mengingatkan bahwa prioritas utama kedatangan presiden adalah untuk membuka secara resmi MTQN, yang direncanakan Minggu malam di Astaka Jalan Pancing/Wiliem Iskandar.

“Harap diingat, bahwa MTQN ini adalah even yang penuh hidmat dan hangat. Saudara-saudari kita dari 33 provinsi dan perwakilan negara-negara sahabat datang, momentum untuk bersilaturahim dengan sesama. Ini harus menjadi prioritas bersama. Kita rayakan kebersamaan dalam MTQN bersama Presiden hadir di tengah-tengah kita,” katanya.

Hal senada diungkapkan Pangdam I/BB, Mayjend M Sabrar Fadhilah saat memimpin teknis pengamanan kedatangan presiden. “Sumut ini kan rumah kita. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai tuan rumah pastikan kedatangan Pak Presiden aman dan nyaman. Untuk itu, mari kerja sama,” katanya.

Sementara Sekdaprovsu selaku Ketua Umum Panitia MTQN, R Sabrina mengucapkan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang hadir dan masukan-masukan yang diberikan dalam upaya menyukseskan acara MTQN.

Rakor diakhiri dengan doa bersama untuk kelancaran dan keamanan MTQN, dipimpin oleh Pangdam I/BB Mayor Jenderal M Sabrar Fadhilah. Lebih lanjut tentang teknis pengamanan dibahas dalam rapat internal antara Forkopimda, Paspampres dan Protokol Presiden yang akan ditindaklanjuti dengan gladi resik. Turut hadir unsur Forkopimda dan jajaran, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprovsu, dan panitia MTQN.

Di tempat yang sama, di sela-sela rakor, Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja yang ditanya wartawan perihal agenda kedatangan presiden selama di Medan belum dapat memastikan rangkaian acara yang akan dihadiri RI 1 tersebut. Menurutnya, mulanya informasi Jokowi di Medan selama tiga hari selain untuk membuka MTQN akan menghadiri acara lain.

Tapi kabar terakhir menurut tim Paspampres, presiden cuma dua hari saja di Medan (sampai 8 Oktober). Ada serangkaian acara yang memang akan beliau hadiri. Tapi saya tidak ingat persis apa saja agendanya,” katanya singkat.

Begitupun, lanjutnya, akan ada acara penyambutan RI 1 yang telah disiapkan panitia saat tiba di Medan. “Jadi memang belum fix betul agenda bapak presiden. Bahkan Paspampres saja belum bisa pastikan,” pungkasnya.

Peserta MTQN Meninggal Dunia

Sementara itu, ada kabar duka yang dating. Abdurahman Mahmun (58), peserta MTQN Nasional mendadak sakit serta meninggal di Bandara Kualanamu Deliserdang, Jumaat (5/10). Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Grand Medistra, namun nyawa korban tak dapat ditolong.

Korban yang merupakan rombongan Kafilah asal Provinsi Banten ini terlebih dahulu tewas di Bandara Kualanamu. Korban tiba di Bandara Kualanamu bersama rombongan dengan menumpang pesawat Sriwijaya dengan nomor penerbangan SJ -016.

Hal ini dibenarkan Maneger Humas Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto bahwa, korban meninggal ketika tiba di Bandara Kualanamu. Sebelum meninggal korban mengalami sesak pada hulu hatinya. Bahkan korban sempat mendapat bantuan dari security Avsec. “Korban mendapat pertolongan pertama oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Grand Medistra, Lubukpakam.Informasinya korban meninggal 5 Oktober, pukul 07.00 wib pagi tadi. Pada pukul 15.20 wib jenaza korban dikembalikan dengan menumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-399 ke Cengkareng,” pungkasnya.

Sebelum diberangkatkan, jenazah sempat disolatkan di masjid yang ada dikomplek Rumah Sakit Grand Medistra. Selanjutnya dengan ambulan jenazah, peserta MTQN dibawa ke Bandara Kualanamu Deliserdang. (prn/btr)

Exit mobile version