Site icon SumutPos

Ratusan Rumah di Tebing Terendam Banjir

Foto: Sopian/Sumut Pos WargaKelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi memanfaatkan banjir untuk mencuci sepeda motor, Kamis (6/11).
Foto: Sopian/Sumut Pos
Salah seorang warga Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi mencuci sepeda motornya di tengah banjir, Kamis (6/11).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO- Akibat diguyur hujan deras dan meluapnya Sungai Gelondang, ratusan rumah di Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi terendam banjir, Kamis (6/11).

Banjir dengan kedalaman bervariasi antara 30-60 cm. Sejauh ini banjir belum juga surut karena tempat pembuangan air tidak berfungsi dengan baik, akibat parit-parit pembuangan ditutupi oleh rumput.  Sejumlah warga cpba memanfaatkan kondisi ini untuk mencuci sepeda motornya.

Warga Kelurahan Lalang sangat menyesalkan terjadinya banjir yang selalu muncul setiap hujan deras. Tidak adanya perawatan parit-parit pembuangan menurutnya menjadi alasan banjir kerap terjadi. “Kalau sudah hujan deras, biasalah rumah kami banjir,” terang Diso (52) warga Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi.

Menurut Diso, pihaknya dan warga sekitar sering melaporkan kondisi ini kepada instansi kelurahan terkait. Namun tak mendapat jawaban yang memuaskan. “Ada solusi agar tidak terjadi banjir, pihak Pemko Tebingtinggi melalui SKPD terkait membangun drainase parit yang sedikit lebar agar air jalannya lancar,”ujarnya.

Lain lagi pengakuan Ijul, warga Jalan Martimbang II Kelurahan Lalang. Air masuk ke rumahnya hingga kedalaman 40 cm dikarenakan sungai Gelondang yang meluap. “Akibat meluapnya Sungai Gelondang yang dari perkebunan Sawit milik PTPN 3 Rambutan, rumah warga terendam air,”jelasnya.

Terkait masalah bantuan dari pihak Pemko Tebingtinggi, Ijul menuturkan sampai hari ini warga belum menerimanya. Padahal jika dihitung secara pasti, ada ratusan rumah warga di Kelurahan Lalang terendam banjir.

“Warga tidak mengharapkan bantuan, tetapi parit-parit pembuangan hendaknya diperbaiki dengan kualitas terbaik agar banjir tidak terjadi lagi. Setahun bisa delapan kali atau sepuluh kali banjir,” terangnya. (ian)

 

Exit mobile version