Site icon SumutPos

BI Jaga Kestabilan Nilai Tukar Rupiah

Pada 2011, nilai mata uang rupiah dalam keadaan stabil di pasaran. Walapun sempat terguncang dengan krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika, tetapi nilai mata uang rupiah masih dalam posisi yang memungkinkan untuk investasi.

Kestabilan ini yang diharapkan pengusaha, karena akan memudahkan pengusaha dalam melaksanakan tugasnya dan menentukan proyeksi ke depan Berbagai cara yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mempertahankan kestabilan mata uang ini. Apa saja?, berikut wawancara Manager Sistem Pembayaran Bank Indonesia Medan Kahfi Zulkarnaen dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe.

Seperti apa kondisi nilai tukar rupiah di pasaran?
Selama 2011, nila rupiah di pasar global tetap berada dalam posisi stabil. BI memang menjaga kestabilan nilai tukar ini. Pada umumnya, nilai tukar rupiah tersebutkan memiliki dua nilai yang berbeda. Pertama untuk kurs, dan sisanya sebagai penukar barang. Jadi, kedua nilai ini yang kita tukar untuk masyarakat. Selain untuk mempermudahkan pengusaha untuk proyeksi kedepan, juga memudahkan untuk investasi.

Apa saja yang bisa dilakukan untuk mempertahankan nilai tukar rupiah?
Banyak, salah satunya dengan memperkecil inflasi. Dengan inflasi sangat erat hubungannya dengan nilai tukar barang, jadi kalau nilai tukar uang akan barang naik, maka inflasi juga akan naik, dan nilai uang akan turun. Jadi, inflasi harus kita pantau terus untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Hal lain, melalui BI rate yang diumumkan setiap minggunya. Dengan BI rate akan memberikan gambaran bagi investor untuk memasukkan dananya ke mari. Kalau sudah begitu, banyak yang beli rupiah, jadi posisi rupiah juga masih aman dipasaran.

Apa alasan untuk mempertahankan rupiah tetap stabil?
Banyak, salah satunya adalah untuk menghindari harga-harga di pasaran naik. Karena bila kurs naik, maka harga juga akan naik. Nilai rupiah naik atau turun secara cepat dan tidak stabil, akan mempersulit kita untuk memprediksi keadaan dunia usaha. Selain itu, naik turunnya kurs bukan berarti baik, malah sebaliknya bisa memperburuk. Misalnya begini, kurs hari ini Rp9 ribu, dan pengusaha akan meminjam uang ke bank, tetapi besoknya nilai rupiah turun, menjadi Rp10 ribu. yang awalnya, si pengusaha harus membayar sekitar Rp10 juta, tetapi karena nilai tidak stabil, akhirnya yang dibayarnya harus berlipat ganda. Ini berarti kerugian bagi si pengusaha kan. Dan pengusaha juga akan sulit untuk berkembang, karena tidak mengetahui margin yang didapatnya.

Keuntungan dengan nilai mata uang yang stabil untuk menarik investor, bagaimana hitungannya?
Begini, dengan nilai mata uang stabil, dan BI rate yang kita tawarkan lebih tinggi dari luar negeri. dan perhitungan inflasi yang sesuai dengan prediksi. Akan memudahkan investor untuk untuk hitung-hitungan keuntungan. Suku bunga yang kita tawarkan dengan inflasi yang ada, tetap lebih menguntungkan berinvestasi di sini. Sekitar 1/2 persen lah. Mengenai inflasi, dengan rupiah yang stabil juga akan memudahkan untuk mendapatkan prediksi kenaikan harga yang akan terjadi. dan tentu saja, nilai mata uang yang masih sama.

Pencapaian ini apakah membuat kita bangga dan berhasil?
Tentu saja, kalau barang tidak naik, nilai mata uang juga masih sama, maka dipastikan pertumbuhan ekonomi juga akan naik. Seperti yang diungkapkan dari awal, mata uang stabil akan mempermudah pengusaha untuk memprediksi margin yang didapatnya. Kalau dunia usaha berkembang, pasti secara langsung akan meningkatkan pendapatan ekonomi, yang berarti juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.(*)

Exit mobile version