Site icon SumutPos

Dewan Punya Lift Khusus

Lift khusus di Gedung Dewan Medan. (Pran/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sejak Jumat (3/2) lalu, anggota DPRD Medan punya lift khusus di Gedung Dewan Medan. Dari tiga lift yang ada di gedung wakil rakyat itu, dua lift diperuntukkan untuk umum, satu lift digunakan untuk para dewan.

Penggunaan lift khusus itu diumumkan melalui imbauan yang ditempel mulai dari basement sampai lantai 6 gedung DPRD Medan. Di lift khusus tersebut dijaga langsung petugas sekuriti. Sekretaris DPRD Medan Abdul Aziz lah yang membuat kebijakan baru lift khusus itu.

Namun, anggota DPRD Medan Mulia Asri Rambe, tidak berkenan diberlakukannya lift khusus bagi anggota dewan maupun pimpinan. Ia menilai, itu tidak etis dilakukan di rumah rakyat. Apalagi gedung bernilai Rp90 miliar ini dibangun menggunakan uang rakyat, bukan pribadi. Untuk itu, dirinya meminta Sekwan DPRD Medan Abdul Azis, kembali mencabut kebijakan yang dianggap kurang populis tersebut.

“Jangan ada pembatasan siapapun yang mau datang dan menggunakan fasilitas lift ini. Rakyat bebas mau datang kapanpun untuk menemui perwakilannya. Anggota dewan nggak perlu di jaga-jaga seperti sekarang ini, di dalam lift ada Satpam. Nggak cocok itu,” katanya bernada terkejut setelah membaca imbauan tersebut, Senin (6/2).

Kata Bayek, sapaan Mulia Asri, menepis isu yang beredar kalau peletakan imbauan lift khusus itu permintaan dari sejumlah anggota DPRD Medan. Menurutnya tidak ada urgensi antara pembatasan penggunaan lift dengan kinerja anggota dewan.

“Apa gedung DPRD Medan ini sudah tidak nyaman lagi bagi anggota dewan atau lainnya? Kalau memang seperti itu anggapannya, kan bisa meminta aparat kepolisian untuk memberikan keamanan. Bukan dengan cara-cara memblokir seperti itu. Nanti apa kata masyarakat. Gedung ini pakai uang rakyat, kita bekerja untuk rakyat,” katanya.

Bayek menegaskan, konstituen (masyarakat) dengan anggota dewan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Di mana 50 anggota dewan yang duduk di kursi parlemen daerah saat ini adalah orang-orang pilihan yang dipercayakan masyarakat sebagai wakilnya.

“Tugas utama kita adalah menampung aspirasi dan mewujudkan keinginan konstituen. Kalau mereka saja sudah dibatasi untuk bertemu dewannya, kapan lagi mereka dapat menemui para wakil rakyatnya,” pungkasnya.

Anggota DPRD Medan Irsal Fikri, justru mendukung kebijakan yang dibuat Sekwan Abdul Aziz. Menurutnya polemik ini tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi ada asumsi akan menjadi jarak antara anggota dewan dan masyarakat. “Saya rasa tidak seperti itulah pola berfikir kita. Sekwan kita lihat ingin menciptakan perubahan di gedung DPRD ini. Dan tentunya membuat kenyamanan dan keamanan bagi segenap anggota dewan,” katanya.

Selain meminta agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan, politisi PPP itu mengaku Sekwan Abd Aziz ingin membuat terobosan baru sejak dipercaya menjabat sebagai Sekwan. “Dia (Abd Aziz) tidak ingin ikut sistem yang ada selama ini. Dia justru ingin membuat sesuatu yang baru di gedung dewan,” katanya.

Sebelumnya, Sekwan Abdul Azis mengaku sudah mengeluarkan kebijakan bagi seluruh PNS, wartawan, cleaning service maupun tamu yang berkunjung ke gedung DPRD Medan. “Ya, itu kebijakan saya. Karena selama ini saya lihat semua berdesakan untuk masuk dalam lift yang sama. Kan gak enak kalau dilihat,” ujar Aziz.

Mantan Kadispora Kota Medan ini menambahkan, selama ini lift di gedung DPRD Medan sering dipergunakan untuk membawa barang petugas cleaning servis dan sebagainya. “Tidak ada permintaan dewan. Ini murni kebijakan saya. Jadi ke depannya ada lift khusus angkut barang dan dewan. Sambil berjalannya waktu, kita juga akan siapkan satpam di tiap pintu untuk mengatur,” ujarnya. (prn/ila)

 

Exit mobile version