Site icon SumutPos

Ali Opek Selalu Lolos dari Jeratan Hukum

ist POLISI DI LUAR GUDANG: Polres Binjai tanpak menunggu di luar pagar. Sementara Intel TNI I/BB Gaperta melakukan pengerebekan gudang pupuk oplosan diduga milik AO.
ist
POLISI DI LUAR GUDANG: Polres Binjai tanpak menunggu di luar pagar. Sementara Intel TNI I/BB Gaperta melakukan pengerebekan gudang pupuk oplosan diduga milik AO.

SUMUTPOS.CO- PENGGEREBEKAN yang kesekian kali ini lagi-lagi menjadi tontonan gratis masyarakat. Selama ini masyarakat tahu kalau gudang milik AO itu memang dijadikan tempat mengoplos pupuk bersubsidi. Bahkan sudah berkali-kali digerebek anggota Poldasu dan Mabes Polri, namun selalu lolos dari jeratan hukum.

“Sudah muak kami dengan petugas, digerebek tapi kasusnya tak pernah sampai ke persidangan, terakhir Mabes Polri turun mengamankan 60 ton pupuk oplosan serta mengamankan 3 pekerja tapi selalu lolos dari jeratan hukum, bahkan kini beroperasi lagi,” kata Boy, warga yang melihat pengerebekan itu.

Memang, sebelumnya pada Kamis (18/6) lalu, Subdit Tipiter Bareskrim Mabes Polri yang dipimpin AKBP Sandy Nugroho melakukan penggerebekan di gudang tempat pengoplosan pupuk subsidi tersebut. Di dalam gudang yang luasnya kurang lebih 1 hektare itu, ditemukan pupuk subsidi yang sudah dioplos sebanyak 60 ton. Rencananya, seluruh pupuk tersebut akan dijual ke perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dengan harga Rp5.000 per kg. Hanya saja perkembangan kasusnya tak diketahui sampai sejauh mana.

Warga lainnya, Anthony menyebutkan, pascapenggerebekan yang dilakukan Mabes Polri beberapa waktu lalu ternyata gudang masih beroperasi. Memang pemiliknya seolah tidak gentar menghadapi aparat.

Hanya saja kali ini, muatan truk pupuk tidak masuk dan keluar melalui pintu depan. Akan tetapi, puluhan truk masuk melalui pintu belakang dengan melintas dari KM 17, tepat dipersimpangan pos penjagaan petugas. Truk-truk yang membawa pupuk dengan mulus masuk dan kemudian diolah menjadi pupuk non subsidi dengan menggunakan cairan kimia.

“Jadi cara mengetahui mereka memproduksi pupuk oplosan itu hanya satu cara saja, aroma pupuk itu akan tercium hingga ke pemukiman masyarakat, apalagi saat sedang dijemur,” ujar Anthony.

Beberapa personel Kodam I/BB, Brimob, Polres Binjai, dan Kodim 0203/LKT mengakui, bahwa kantor DPD IPK Binjai dipasangani kamera pengintai (CCTV) di setiap sudut.

Pemasangan kamera tersebut, diduga untuk memantau siapa saja yang masuk ke kantor mereka. “Alat perekam CCTV sudah diamankan, untuk mengetahui aktivitas mereka,” ujar personel Kodam I/BB.

Sejauh ini, puluhan pupuk oplosan ini masih diamankan di Mapolres Binjai. Demikian juga dengan ketiga orang yang diamankan dari lokasi pengerebekan. Dimana ketiganya diketahui bernama Lijin (Adik AO-red), Nanang (penjaga gudang) dan seorang personil polisi yakni Zulfan Tanjung. (red/azw)

Exit mobile version