Site icon SumutPos

Ramai-ramai Gadaikan Emas

MEDAN- Hari pertama kerja pascalibur Lebaran, Senin (5/9), transaksi pengadaian tercatat lebih tinggi dibandingkan hari biasanya. Terutama untuk barang jaminan emas, tercatat transaksi yang terjadi di Pegadaian Cabang Medan Utama mencapai Rp880,670 juta. Bahkan transaksi pada hari pertama, meningkat sekitar 30 persen hingga 40 persen dari transaksi di hari biasa.

Peningkatan transaksi di kantor Cabang Pengadaian Medan Utama yang terletak di Jalan Pegadaian Medan ini dikarenakan masyrakat yang membutuhkan dana tunai secepatnya. Mengingat selama Ramadan dan Lebaran banyak kebutuhan akan uang.

“Ini sudah biasa terjadi, sebelum lebaran atau saat Ramadan masyarakat akan ramai menebus barang gadaian terutama emas, setelah Lebaran akan digadai kembali,” ujar Humas Pegadaian Kanwil I Sumut-NAD, Lintong Panjaitann
Selain masyarakat umum yang ramai menggadai emas, mayoritas yang menggadai emas dan perhiasannya adalah para pedagang yang membutuhkan dana tunai untuk dapat dijadikan modal usaha. Mengingat selama Lebaran, barang dagangan kehabisan stok karena budaya baju baru saat Lebaran. “50 persen hingga 60 persen yang menggadai ya para pedagang, karena mereka membutuhkan modal untuk usaha,” tambah Lintong.

Selain emas, produk otomotif seperti mobil juga ada yang menggadai, tapi tidak sebanyak masyarakat yang menggadaikan emas. “Kalau otomotif tidak sebanyak emas, emas tetap menjadi pilihan masyarakat untuk investasi,” ujar Lintong. Menurutnya, selain karena mudah dibawa, emas menjadi idaman untuk investasi mengingat emas dan perhiasan selalu memiliki harga, bahkan untuk dipasaran emas dan perhiasan tidak pernah turun.
“Harga taksiran emas yang kita berikan sesuai dengan harga pasaran, emas naik jadi harga taksiran juga naik. Jadi tidak heran bila banyak yang mengadai emas saat ini,” tutup Lintong. Untuk taksiran emas pada Senin (5/9) kemarin tercatat sebesar Rp1,06 M yang di terima oleh pegadaian.

Sementara pada Selasa (6/9), harga emas di pasaran sudah mencapai Rp525 ribu per gram. Dan harga ini merupakan harga yang paling tinggi untuk belakangan ini. “Harganya sudah mencapai Rp525 ribu per gram, kemarin sempat turun sekitar sepuluh ribu rupiah, tapi sejak Senin (5/9) sudah naik lagi dan terus naik,” ujar Bapak Harahap, pedagang emas di Toko Emas Harahap Pusat Pasar.

Kenaikan harga emas juga menjadi salah satu penyumbang inflasi, bukan hanya di Sumut tetapi juga skala nasional. Bahkan kenaikan harga emas ini juga membuat sebagian pedagang emas tidak berani untuk menjual emasnya. “Kalau tidak berani jual itu wajar, mengingat harga emas yang tidak stabil. kita berdagang juga tidak mau rugi,” ucap Pak Harahap yang telah berjualan emas lebih dari 40 tahun. (mag-9)

Exit mobile version