Site icon SumutPos

Bosen Geleng-geleng di KTV, Bisa juga di Hall

Menelusuri Tempat Hiburan Malam, X3 di Yang Lim Plaza (5)

Investigasi kami di tempat hiburan malam di Kota Medan masih berlanjut. Kali ini kami menyambangi Yang Lim Plaza di Jalan Emas Medan, Kecamatan Medan Area. Di tempat ini ada diskotek/karaokenya diberi nama X3.

PLAZA: : Suasana di luar Yang Lim Plaza di Jalan Emas Medan, kemarin.//tim sumut pos

Bagi para pecinta dugem, pasti pernah atau sering ‘mangkal’ di tempat ini. Bahkan, lokasi ini sangat ramai bila akhir pekan. Lokasi karaoke ini juga tak terlepas dari peredaran ekstasi!

Keberadaan tempat hiburan malam sebenarnya sudah banyak menjamur di beberapa pusat perbelanjaan (mal). Selain Yang Lim Plaza di Jalan Emas Medan, ada juga de Brand Karaoke di Millenium Plaza, Jet Plane di Plaza Medan Fair, Star City di Buana/Aksara Plaza, dan lainnya.

Penelusuran kali ini di Karaoke X3 di Yang Lim Plaza tentu dibantu dengan kolega baik kami. Kami bersama kolega melakukan penelusuran di suatu akhir pekan belum lama ini. Untuk berkunjung ke X3, kami berangkat bersama dengan menumpang mobil kolega. Ini karena kolega tak mau kami nyasar karena X3 berada di salah satu gedung di Yang Lim Plaza. Selain kami, kolega membawa dua temannya ikut serta.

Kami tiba di lokasi pukul sembilan malam. Untuk mencari parkir di lokasi Yang Lim Plaza lumayan sulit. Sebab, deretan mobil sudah menyesak di pelataran parkir Yang Lim Plazan Benar-benar pengunjungnya padat. Pasti tempat ini diminati, pikir kami dalam hati. Kami sendiri tidak tahu, padatnya pengunjung tujuannya ke mana. Sebab kata kolega, di Yang Lim Plaza tidak hanya ada karaoke dan diskotek, tapi juga ada biliar bernama Solar Pool Lounge. Bahkan, kolega juga bilang, di Yang Lim Plaza juga ada tempat perjudian Mickey Mouse. Wow!

Yup, kolega berhasil memarkirkan mobilnya, meski kami mendapat tempat parkir paling sudut, di dekat kafe tenda yang berada di ujung. Kami pun bergegas melangkah menuju tempat karaoke X3. Kami masuk dari samping Yang Lim Plaza, tempat umum pengunjung menuju ke karaoke X3.  Dari lantai satu itu, kami harus naik lift lagi. “Kita naik ke lantai 6 karena tempat karaokenya ada di lantai 6,” kata kolega sambil memencet tombol lift.

Lift itu lalu membawa kami ke lantai enam. Tiba di lantai enam, kami harus melalui pemeriksaan security (penjaga di sana) dan harus melewati mesin X-ray. Tas bawaan pengunjung selalu diperiksa sekuriti. Seperti yang kami lihat, beberapa pengunjung wanita yang akan masuk harus menyerahkan tasnya untuk diperiksa.  “Pengunjung diperiksa karena takut membawa minuman dari luar,” bisik kolega.

Setelah menelawi pemeriksaan dua sekuriti berpostur tinggi tegap, kami pun lalu melangkah menuju KTV yang telah dipesan kolega sebelumnya. Kamar KTV di X3 menggunakan nomor angka tiga ratusan.  Di X3 memang berbeda dari tempat karaoke lainnya. Di X3 banyak ruangan KTV yang tersedia. Belum lagi ruangan KTV di dalamnya lumayan besar, tidak seperti ruangan KTV di tempat lain.

Fasilitasnya memang lebih ekslusif. Loudspeaker di dalam KTV juga ukuran besar sehingga musiknya terdengar mantap. Sofanya diatur berderet panjang. Bahkan, di X3 terdapat hall atau arena disko terbuka dengan menghadirkan DJ. Hall ini berfungsi bagi pengunjung yang jenuh ‘geleng-geleng’ di dalam KTV, bisa keluar ruangan KTV menuju hall.

Begitu kami dan kolega Cs menempati KTV yang dipesan, seorang pelayan langsung dipanggil. Seperti biasa, kolega ingin menunjukan kepada kami bahwa di X3 juga menyediakan ekstasi. Tapi kali ini cara kolega kami memesan ekstasi tidak terlalu vulgar. Dia memanggil pelayan untuk memesan wanita. “Ada cewek yang bisa dipakek, tolong panggilkan tiga cewek ya. Sekalian pesan air mineral 10 botol dan buah segar,” perintah kolega kepada pelayan.

Sang pelayanpun bergegas pergi untuk mencari pesanan kolega. Lima menit si pelayan pergi, lalu muncul seorang wanita yang menurut kolega wanita itu adalah mami (wanita makelar pencari wanita malam untuk para pria). Si wanita itu dengan santainya duduk di antara kolega dan temannya. Terkesan seperti sudah kenal dan akrab. “Sekalian aku mau pesan obor (pil ekstasi) tiga butir. Merek apa yang ada?” tanya kolega.

Meski awalnya ragu, si mami pun bersedia memenuhi permintaan kolega. Harga pil itu masih harga standar, Rp250 ribu. Pil yang ditawarkan si mami adalah ekstasi merek Pink Love. Kolega kami pun tak menolaknya. Sedangkan si mami, lalu bergegas keluar mengambil pil pesanan kolega kami. Tak lama menunggu pesanan pil dari si mami, lima menit saja pil ekstasi itu sudah diterima kolega kami. Sedangkan tiga wanita yang dipesan kolega malah belum muncul. “Bentar lagi cewek kita datang ya Bos,” kata si mami kepada kolega.

Tiga pil ekstasi merek Pink Love itu sudah tersedia. Namun lagi-lagi pil itu dibiarkan begitu saja di atas meja oleh kolega Cs. Tak satu pun tampaknya yang mempedulikan. Kolega Cs malah asyik memilih-milih lagu untuk bernyanyi karaoke. “Kau lihat kan, di X3 ini juga ada kok eksatsi. Malah pengunjung di X3 lebih suka merek Pink Love,” katanya sambil memerintahkan temannya untuk menyingkirkan pil itu. “Singkirkan pil itu, terserah mau diapakan,” kata kolega kepada temannya.

Satu jam berlalu, tiga wanita pesanan kolega Cs masuk ke KTV kami. Merekapun saling bersalaman dan berkenalan. Paras mereka cukup lumayan, bertubuh ramping dengan mengenakan rok mini. Begitu seksi. “Kalau kita pesan wanita, bayarannya Rp500 ribu. Itu hanya untuk menemani kita bernyanyi karaoke atau menemani goyang dugem. Kalau mau berlanjut ke hubungan intim alias making love, harganya lain lagi,” ujar kolega kepada kami sambil tersenyum.

Di dalam KTV itu kolega ditemani seorang wanita belia berambut pirang. Kami terpaksa menyingkir dari kolega yang bergayut mesra dengan wanita itu. “Daripada kalian bengong, kalian keluar ke hall. Kalian tulislah situasi di hall itu,” kata kolega.

Kami pun mengangguk setuju. Dengan mengumpulkan rasa percaya diri, kami melangkah keluar dari KTV itu dan berjalan menuju hall yang masih berada di lantai enam itu. Amatan kami, ruangan terbuka atau hall di X3 memang cukup luas. Sedangkan para pengunjung yang ada di situ banyak dari etnis tertentu. Cukup ramai dan sesak.

Suasana di hall tersebut sangat hot, apalagi ketika sang DJ memutarkan lagu disko berjudul Broken Angel yang dinyanyikan Arash feat Helena, dilanjutkan lagu berjudul Pacarku Hilang Diambil Orang dan lagu-lagu hits disko lainnya. Puluhan pengunjung yang rata-rata semuanya sudah terpengaruh pil ekstasi menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat sambil berdisko. Suasana dugem yang semarak dan meriah. Bahkan, terlihat di antara beberapa pengunjung seperti memasukkan pil itu ke dalam mulut mereka. Meski ada beberapa mata yang melihatnya, tampaknya hal itu biasa atau TST (tahu sama tahu).

Hampir dua jam lamanya kami mengamati situasi di hal itu. Hampir satu bungkus kami menghabiskan rokok dan menengguk tiga botol air mineral di tempat itu. Puas kami mengamati, kami lalu beranjak masuk ke dalam KTV kolega kami. Di dalam KTV, kolega bersama wanita pesanan mereka sedang asyik bernyanyi. Sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Kami pun berbaur bersama kolega untuk menikmati nyanyian karaoke mereka hingga menjelang pagi. (bersambung)

Exit mobile version