Site icon SumutPos

Kapolda Baru Sumut Itu Lulusan Terbaik Akpol 1988

Irjen Rycko Amelza Dahniel jadi Kapoldasu.
Irjen Rycko Amelza Dahniel jadi Kapoldasu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gerbong pejabat Polri kembali bergerak. Ada puluhan pejabat Polri yang digeser, termasuk Kapolda Sumut. Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian menunjuk Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Rycko Amelza Dahniel sebagai Kapolda Sumut, menggantikan Irjen Pol Raden Budi Winarso yang memasuki masa pensiun. Berdasarkan Surat Telegram Kapolri No: ST/243/X/2016, tanggal 5 Oktober 2016 yang beredar, sebelum memasuki masa pensiun, Irjen Raden Budi Winarso menjadi Widyaswara Utama Sespim Polri Lemdikpol.

Dengan pergantian Kapolda Sumut ini, masyarakat Sumut mengharapkan ada perubahan khususnya di bidang keamanan dan penegakan hokum di Sumut.

“Kapolda baru ini, harus bisa menjaga keamanan atau kondusif di Sumatera Utara. Baik dari kerusuhan antar masyarakat maupun aksi terorisme. Hal itu harus menjadi catat khusus dalam tugas baru Irjen Pol Rycko Amleza,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Surya Adinata kepada Sumut Pos, Kamis (6/10) malam.

Selain itu, masyarakat harus bisa merasa aman dari aksi kejahatan jalanan seperti perampokan dan pembegalan yang semakin marak terjadi di Kota Medan dengan korban yang terus berjatuhan. “Karena, korban begal bukan masyarakat Sumut saja. Warga negara asing (WNA) juga ada menjadi korban. Nah, itu harus diperhatikan Kapolda baru untuk meningkatkan atau mengantisipasi kejahatan seperti begal tersebut,” cetusnya.

Kemudian, Surya juga menyoroti soal Narkoba di Sumut yang semakin hari semakin mengerikan bagi masyarakat. Dengan Kapolda Sumut baru ini, harus ada terobosan dilakukan untuk menghabisi jaringan narkoba tersebut.

“Bila ada anggota terlibat, harus diberikan sangsi tegas. Jangan membersihkan halaman rumah, bila sapunya ikut kotor,” tuturnya.

Hal yang sama disampaikan Sutrisno Pangaribuan, Wakil Bendahara Fraksi PDIP DPRD Sumut. Dia juga mengharapkan adanya reformasi di tubuh Polda Sumut untuk kebaikan dan membangun lebih baik citra positif Polri di masyarakat Sumut.

“Kapolda baru harus bisa juga bersinergi dengan pemerintah, sehingga hal-hal seperti di Tanjungbalai dan di daerah bisa di atasi secara dini,” katanya.

Dia mengharapkan ada upaya khusus untuk mengatasi permasalah narkoba di Sumut. Termasuk melakukan pembersihan institusi polri di Polda Sumut dari Narkoba.

“Kapolda baru harus melakukan tes urine kepada seluruh personel. Bila ada yang terlibat harus disikat dan diberikan hukuman berat,” jelasnya.

Di samping itu, dia menambahkan, ada penuntasan kasus dari Kapolda lama yang belum terselasaikan sampai saat ini seperti kasus pembunuhan, asusila hingga korupsi.”Kita harapkan Kapolda baru memberikan penegakan hukum yang adil bagi masyakarat Sumut,” tandasnya.

Diketahui, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Agustus 1966. Dia menyelesaikan pendidikan SDN (1979), SMPN (1982) dan SMAN (1985) di Cibinong, Bogor. Kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Adhi Makayasa, lalu kemudian dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 23 Juli 1988.

Rycko adalah lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001 dan Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat cum laude.

Penugasan pertama yang dia jalani adalah di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang. Tahun 1993 dia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus dengan predikat terbaik, selanjutnya kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat, lalu Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan, dan kemudian sebagai Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya. Tahun 2002 ia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.

Dilansir dari Medan Bagus (grup rmol) Rycko tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting di antaranya Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2012). Dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan kini menjadi Ketua STIK dulu dikenal sebagai PTIK.

Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[2]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dan lainnya.(gus/rmol/adz)

Exit mobile version