Site icon SumutPos

Tiga Pekerja Tewas, Polisi Panggil Pihak Podomoro

Foto: Riadi/PM Proyek Podomoro Medan di Jalan Putri Hijau, Medan. Proyek ini telah berkali-kali menelan korban tewas.
Foto: Riadi/PM
Proyek Podomoro Medan di Jalan Putri Hijau, Medan. Proyek ini telah berkali-kali menelan korban tewas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus ambruknya coran semen yang menewaskan 3 pekerja di lantai 13 dan 14 proyek Podomoro City Deli-Medan, Grup Agung Podomoro Land di Jalan Putri Hijau Medan pada Sabtu (5/12) dini hari, masih misterius. Hingga kemarin malam, pihak Podomoro masih bungkam soal identitas dan keberadaan jenazah ketiga pekerja tewas dari PT Totalindo itu.

Untuk menyelidiki kasus tersebut, hari ini Senin (7/12), pihak Polresta Medan akan memanggil manajemen Podomoro City untuk dimintai keterangan.

“Sejauh ini masih kita selidiki, besok akan kita pangil pihak manajemen untuk memberi keterangan,” ucap Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono saat dikonfirmasi.

Saat disinggung berapa korban jiwa dalam insiden ambruknya coran semen itu, mantan Kapolsek Sunggal ini mengaku belum mengetahui pastinya.

“Selama kita melakukan penyelidikan, belum ada ditemukan mayat. Dan kita tidak mengetahui apakah korban langsung diterbangkan pihak Podomoro atau tidak. Yang jelas, dari semua rumah sakit yang kita cek, tak ada,” terang Aldi.

Saat disinggung bagaimana hasil olah TKP yang dilakukan pihaknya, Aldi juga mengelak dengan alasan masih melakukan penyelidikan. “Masih kita selidiki. Dan kita tidak terlalu fokus akan penyebab insiden, kita lebih fokus akan mencari korban jiwa,” katanya.

Kenapa lokasi rubuhnya coran tak dipasang garis polisi? Ditanya begitu,perwira berpangkat satu melati di pundaknya itu tidak bisa menjawab. “Kemarin sudah ke TKP, coran yang mana rubuh? Siapa yang sebut? Kami sedang melakukan penyelidikan. Kami tidak boleh berandai-andai,” dalihnya.

Info dihimpun dari beberapa pekerja di sana, ketiga pekerja yang tewas itu merupakan warga Pekalongan dan Demak. “Iya, ada 3 orang yang meninggal. Karban itu berasal dari Pekalongan dan Demak,” ucap para pekerja yang ditemui saat lepas shift.

Dijelaskan pria yang ngaku baru bekerja sepekan tersebut, ketiga korban tewas tertimpa reruntuhan lantai semen cor bangunan yang berada di sebelah Sungai Deli. “Iya bang, karena semen yang dipijak para korban amblas. Selanjutnya korban terjatuh sejauh 36 meter ke basement dan tertimpa reruntuhan,” katanya.

Saat ditanya kemana jenazah para korban dibawa, pria berambut panjang ini mengaku tak tau. “Gak tau bang, karna kami beda pekerjaan,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan personel Posek Medan Barat yang melakukan penyelidikan di lokasi Sabtu sore “Ada yang tewas memang, tiga orang. Tapi untuk lebih jelasnya langsung dengan pimpinan aja,” ucap salah seorang personel yang terlihat buru-buru pergi.

Penyebab tewasnya ketiga pekerja yang belum diketahui identitas itu masih simpang siur. Ada yang menyebut para pekerja tewas akibat tertimpa material bangunan disaat bekerja mengerjakan lantai 13 dan 14. Sedangkan kabar lain, korban tewas disebabkan karena bangunan di lantai 6 amblas atau roboh.

“Kurang tahu pasti meninggalnya gimana. Tapi memang benar ada yang meninggal tadi malam. Soalnya, sebelum kerja pagi tadi (Sabtu, red) kami dikumpulkan untuk briefing,” sebut salah seorang pekerja yang memakai kaos dan helm proyek warna putih itu saat diwawancarai di depan pintu samping.

Menurut pekerja yang tak mau menyebutkan namanya ini, proyek Podomoro City tersebut bekerja selama 24 jam. Pekerja proyek dibagi tiga shift, pagi, siang dan malam. “Kalau yang bekerja 24 jam, ada tiga shift. Kebetulan saya masuk pagi, jadi sorenya sudah pulang,” ucapnya.

Meski para pekerjanya mengaku tragedi itu, tapi pihak Podomoro City terkesan bungkam dan berusaha menutupi insiden kecelakaan kerja yang ketiga kalinya itu. Pantauan kru koran ini, pasca kejadian hingga Minggu malam, para pekerja bangunan masih dipekerjakan seperti biasa. Setiap pintu masuk dan keluar proyek juga dijaga ketat oleh puluhan security. “Hanya pekerja yang boleh masuk dek,” ujar petugas keamanan melarang wartawan melakukan peliputan. (mag-1/deo)

Exit mobile version