Site icon SumutPos

Tensi Tinggi, Ayah Sonya Depari Meninggal Mendadak

Sonya Eka Depari, siswi SMA Methodist 1 yang mengaku anak jenderal.
Sonya Eka Depari, siswi SMA Methodist 1 yang mengaku anak jenderal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar duka datang dari Sonya Ekarina br Sembiring Depari. Ayah kandung siswi SMA yang  menjadi bahan bully dan  viral di media sosial pasca mengaku-ngaku sebagai anak jenderal itu, mendadak meninggal dunia, Kamis (7/4) sore.

Kabar berpulangnya orangtua Sonya dibenarkan Marolop J Butarbutar, Wakil Direktur Pelayanan Medis RS Mitra Sejati Medan. Dia mengaku pasiennya bernama Makmur Sembiring Depari (58) yang merupakan ayah Sonya meninggal dunia di ruang ICU rumah sakit tersebut.

“Masuknya kemari pagi menjelang siang tadi. Sempat dirawat di ICCU. Tapi kini sudah dibawa pulang oleh keluarganya. Untuk rekam medisnya saya tidak bisa berikan. Tapi memang benar meninggalnya di sini,” tandasnya.

Hal senada juga diakui Kapolresta Medan AKBP Mardiaz Kusin Dwihananto. Ayahnya yang bernama Makmur Depari meninggal setelah video prilaku anaknya yang memarahi polisi di Jalan Sudirman Medan, Rabu (6/4) saat merayakan berakhirnya Ujian Nasional (UN) menjadi heboh di berbagai media baik elektronik maupun internet.

“Benar, ayah kandung Sonya yang mengaku anak Arman Depari meninggal dunia,” kata Mardiaz.

Karena itu Mardiaz meminta masyarakat dan media untuk menghentikan pemberitaan dan postingan yang mengarah pada aksi bully terhadap Sonya. Pernyataan itu disampaikan Mardiaz menanggapi kondisi Sonya yang kini tengah trauma dan berduka. “Kita minta rekan-rekan dapat berempati lah dengan keadaan beliau. Apalagi ayahnya meninggal dunia sore tadi,” ujar Mardiaz.

Irjen Arman Depari mengakui Sonya adalah anak saudaranya. “Memang betul, (Sonya) anak saudara saya,” katanya. Arman yang saat ini menjabat sebagai Deputi Penindakan BNN itu pun meminta maaf ke Polri dan masyarakat. Permintaan maaf ini disampaikan atas apa yang dilakukan Sonya Arman sendiri menegaskan, dia melakukan pengecekan pada video tentang Sonya yang tersebar, dan setelah dicek memang keluarganya.

“Memang setelah saya dapat informasi saya tegaskan bahwa saya nggak punya anak perempuan, anak saya laki-laki,” katanya. “Dan setelah saya mendapat video kiriman lagi, baru saya tanya kepada keluarga bahwa memang betul, setelah itu kemudian ditegaskan bahwa itu memang keluarga besar saya,” tambahnya.

Sonya Depari

Arman mengatakan memang banyak datang pertanyaan kepada yang bertubi-tubi baik dari keluarga maupun rekan-rekannya. Ini terkait tindakan apa yang akan diambilnya atas prilaku keponakannya. “Nah, saya melihat ini memang ada sesuatu yang salah. Kemudian saya juga melihat bahwa ini mungkin karena dia mau jadi pahlawan di antara teman-temannya mungkin begitu ya,” katanya.

Namun, dia tidak tahu hukuman apa yang akan diambil terhadap keponakannya itu, apalagi setelah kepergian saudaranya yang meninggal akibat insiden ini. “Kalaupun saya harus marah apakah saya harus gampari? Atau dengan anak-anak seperti ini apakah harus saya laporin polisi untuk dipenjara?” jelas Arman.

Oleh karena itu dia mengaku lebih baik mengambil sikap meminta maaf atas tindakan yang dilakukan oleh anggota keluarganya itu.

“Saya meminta maaf terutama kepada Polri bahwa apa yang telah dilakukan keluarga saya ini memang sungguh tidak tarpuji,” katanya. Dia juga mengapresiasi personil Polantas yang katanya mengambil tindakan profesional dan mengayomi siswi yang terkena tilang.

“Saya melihat tindakan mereka cukup profesional dan sangat mengayomi. Oleh karena itu, saya dari keluarga menyampaikan permohonan maaf saya, saya kita itu,” tutup Arman.

Beberapa tetangga Sonya yang ditemui wartawan mengaku siang sebelum ayahnya masuk rumah sakit, polisi ada mendatangi kediaman keluarga Sonya. Kedatangan polisi ini terkait ulah Sonya yang mengaku sebagai anak Irjen Arman Depari. Kedatangan personel polisi itu terkait juga ancaman Sonya yang memarahi polisi bernada ancama terhadap personel polantas yang menilang mereka.

“Tadi siang polisi ke rumahnya. Di situ lanngsung sakit bapaknya,” ujar tetangga Sonya. Kuat dugaan, Makmur Depari malu dan marah pada perilaku anaknya. Makin malu dan makin marah setelah nonton televisi yang menayangkan berita tersebut berulang-ulang. Sehingga inilah yang membuat kesehatannya memburuk. Tensinya meningkat, setelah tadi sore, polisi datang ke rumahnya untuk menanyai Sonya dan dirinya. (bbs/deo)

Exit mobile version