Site icon SumutPos

Ibu 3 Anak Dibunuh Usai Indehoy

Foto: Irwan/PM
Korban yang ditemukan tewas mengenaskan di kamar No.9 Hotel Helvicona, Tuntungan, Jumat (7/4).

DELITUA, SUMUTPOS.CO – Seorang ibu tiga anak ditemukan tewas mengenaskan di kamar No.9 Hotel Helvicona, Tuntungan, Jumat (7/4) sekira pukul 13.00 wib. Roomboy mendapatinya telungkup di ember dengan kondisi setengah bugil.

Korban diketahui bernama Anita Azzka alias Almitania (34) tinggal di Pasar 6 Jalan Bunga Asoka, Medan Sunggal. Belum ditemukan unsur perampokan.

Dia masuk ke hotel yang terletak di Jalan Pancur Siwah, Kelurahan Selayang, itu bersama seorang pria. Namun hingga berita diturunkan, keberadaan pria tersebut belum diketahui.

Ketika melakukan olah TKP, polisi hanya menemukan kereta matik warna hitam BK 3722 AGM milik korban, yang di bawah nomor plat bertuliskan azzka.

Pun begitu, ada indikasi pelaku menganiaya korban hingga tewas setelah berhungan intim. Dimana, Anita hanya mengenakan baju (setengah bugil) saat pertama kali ditemukan.

Untuk kepentingan penyelidikan, jasad korban dievakuasi ke RS Bhayangkara dengan menggunakan ambulans warna Hijau milik Polisi. Dilihat kasat mata, bibir korban pecah, mata kiri biru (diyakini ditinju), dan dada luka memar.

Kapolsek Delitua, Kompol Wira Prayatna menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan motif pembunuhan ibu berambut pendek dan berkulit putih itu. “Untuk mengetahuinya, korban harus diotopsi. Jadi kita tunggu hasilnya,” kata Wira.

Minimnya informasi yang diperoleh dari TKP, wartawan bergegas ke tempat tinggal korban di Jalan Bunga Asoka, Gang Amal/Gang Andalas, Sunggal. Disana, kru bertemu salah seorang kerabat suaminya bernama Aini.

Disebutkan, Anita akrab dipanggil Ita. Dan kabar kematiannya sangat mengejutkan keluarga serta para jiran. Itu karena TKP penemuan jenazah di hotel.

Ketidakpercayaan keluarga dan jiran terbilang wajar. Mengingat semasa hidupnya, Ita dikenal baik dan pendiam. Dia juga ramah menyapa warga serta mudah senyum.

Kehidupan keluarganya terbilang pas-pasan. Ita tergolong perempuan pekerja keras. Untuk membantu perekonomian kelurga, dia bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan tempe sekitar tempat tinggalnya.

Sementara suaminya yang biasa disapa bang/pak Su (40), bekerja sebagai kuli serabutan alias tukang bangunan. Pak Su hanya bekerja jika ada borongan atau diajak kawan.

“Ita itu aslinya etnis Thionghoa. Mereka menikah tahun 2002. Dan sejak itu, Ita pindah agama. Artinya, Ita sudah 15 tahun mualaf,” ungkap Aini.

Dari pernikahan tersebut, Ita dan Pak Su dikaruniai tiga orang anak. Namun karena perekonomian mereka pas-pasan, Ita menitipkan seorang anak mereka kepada adiknya. Selain agar anaknya mendapat kehidupan layak, kebetulan sang adik juga belum mendapatkan keturunan.

Seperti yang disampaikan Aini, warga sekitar tempat tinggal Ita memang bertanya-tanya perihal keberadaan perempuan tersebut di hotel. Muncul dugaan korban menjalin kasih dengan pria lain.

Walau begitu, Ita tetap dianggap sebagai korban, setidaknya korban pergaulan. Jika memang benar korban menghianati pernikahannya, beberapa jiran meyakini itu terjadi akibat pengaruh teman-temannya. (irw/cr-4/ras)

Exit mobile version